Renungan: Yohanes 12:46
"Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan."
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Ada sebuah kisah yang sederhana untuk
memulai renungan ini. Seorang ibu tinggal bersama anaknya di sebuah ladang yang
cukup jauh dari perkampungan. Dia tidak memiliki uang untuk membutuhi kebutuhannya bersama
anak semata wayangnya itu. Baginya masih banyak yang kurang dalam keluarganya.
Apalagi ketika anaknya sedang berada dalam bangku SD, belajar namun tidak
memiliki fasilitas yang baik. Setiap hari anaknya berusaha untuk belajar di
siang hari, sebab mereka tidak memiliki benda penerang di malam hari. Sehingga
ibunya tidak pernah membantunya belajar untuk menyelesaikan tugas anaknya,
karena ibunya harus bekerja di siang hari. Tetapi melihat keadaan yang sangat
menyedihkan itu, ibu tersebut menabung dengan sungguh, meskipun sulit tapi ia
tetap bersemangat, karena ia tahu listrik sangat dibutuhkan. Sehingga dengan
tabungan dia bisa memasukkan tenaga listrik ke dalam rumahnya. Ketika dia
berhasil mengusahakan listrik dalam rumahnya, betapa girangnya sang anak
melihat terang dari lampu itu, yang mampu menerangi hingga ke sudut rumahnya
sekali pun. Ia dengan semangatnya belajar, dan tak lupa mengucapkan terimakasih
kepada ibunya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, andaikata
matahari terus bersinar, hingga mampu menyinari hingga malam hari, sangat
memungkinan lampu dan benda penerang lainnya tidak dibutuhkan. Tapi karena ada
waktu di malam hari yang sangat gelap, benda penerang itu sangat dibutuhkan.
Benda penerang berfungsi untuk menerangi tempat yang gelap. Lalu pada ayat ini,
Tuhan Yesus memperkenalkan diriNya sebagai terang yang sudah datang ke dunia
ini. Tujuan yang hendak Ia capai tidak terlalu merepotkan pikiran kita untuk
merenungkannya. Apakah tujuanNya? Yaitu “supaya setiap orang yang percaya
kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.” Ayat ini, hendak mengingatkan
kita. Seindah dan senyaman apa pun dunia ini bagi kita, tapi akan selalu ada
tempat “kegelapan”. Adakah yang sadar tempat gelap itu dimana? Adakah yang
mengerti tempat gelap itu seperti apa jika hanya menggunakan mata kita? mungkin
banyak yang tidak sadar bahwa dirinya sedang berada dalam gelap. TujuanNya itu
hendak mengatakan bahwa “Dia benci dengan gelap, apalagi jika kita berada dalam
gelap itu, Dia akan lebih benci. Sebab kita adalah ciptaanNya, oleh karena itu
Dia tidak ingin melihat kita berada dalam gelap”.
Seperti cerita di atas, tentunya Tuhan
Yesus melihat dunia begitu gelap, sehingga Ia sebagai terang itu hendak
menerangi dunia ini. Dengan kata lain, apakah gunanya benda penerang dipakai
jika sebuah ruangan itu sudah terang? Tanda kita telah berada dalam terang,
kita akan bersukacita senantiasa. Karena ketika kita mampu melihat terang
Allah, tidak mungkin kita membohongi diri kita, bahwa apa yang kita rasa
melalui kuasaNya dalam hidup ini, itu sangat mengagumkan. Contoh kecil, sama
seperti seorang anak yang begitu senang melihat lampu ada di rumahnya, mampu
menerangi seluruh sudut rumahnya. Dia bersukacita, karena kini ia tidak berada
dalam ruangan gelap, dia bersukacita karena dia bisa melihat dengan jelas,
andaikata dia seorang penakut karena gelapnya, maka kini ia tidak perlu takut,
sebab rumahnya sudah terang!
Lalu bagaimana dengan kita? Sukacita yang luarbiasa
harusnya sudah kita rasakan. Karena Dia berfirman “Aku TELAH datang ke dunia”.
Dia telah datang, apakah saya, kamu, TELAH melihat terangNya? Jika kita sudah
bersukacita dan melihat kuasaNya nyata, maka kita ada dalam terangNya. Tapi
jika kita masih saja merasa ketakutan, merasa khawatir, merasa ragu, merasa hampa,
inilah pertanda, keberadaan kita masih ada di dalam kegelapan. Janganlah
sia-siakan kehadiranNya yang sangat mulia, hendak mengeluarkan kita dari
kegelapan. Jika sudah berada dalam terang, ikat kakimu supaya tidak melangkah
dalam kegelapan. Karena sejatinya, lebih sering kita sendiri yang memasukkan
kita ke dalam kegelapan itu. Amin.
Komentar
Posting Komentar
Jika ada tambahan kami sangat menerima dengan senang hati..