Tafsiran Metode Historis Krtis: Markus 4:1-20
Penafsiran Kitab Markus
4:1-20 Dengan Metode Histori Kristis
I.
Pendahuluan
Pada sajian kali ini kita akan membahas
sajian dengan menggunakan metode histotis krits. Semoga sajian kami pada hari
dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi kita semua.
II.
Pembahasan
2.1. Pengertian Historis
Kritis
Historis
Kritis adalah metode modern dan teruji untuk menggali bermacam-macam asal-usul
serta melacak perkembangan, makna, dan waktu, peristiwa-peristiwa maupun
orang-orang dan tempat-tempat yang disebut dalam cerita yang teliti secara
cermat.[1]
Historis kritis ini adalah salah satu metode penafsiran yang dimana memakai
makna teks secara historis (sejarah) dengan pengertian lain bahwa memahami teks
berdasarkan konteks atau situasi kehidupan (Sitz In Leben). Metode ini disebut
metode Historis, bukan saja karena
dikaitkan kepada teks-teks kuno Kitab Suci, dan pemahamannya secara historis.
Tetapi juga terutama karena metode ini
mencoba menerangkan proses-proses historis yang memunculkan teks-teks Kitab
Suci, proses- proses sehubung dengan perubahan sistem bahasa yang seringkali
kompleks dan terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Metode ini juga disebut
metode kritis, karena dalam setiap
langahnya (dari kritik tekstual sampai kritik redaksi), metode ini bekerja
dengan bantuan kriteria ilmiah yang maksudnya adalah agar menjadi subjektif
mungkin. Dengan cara ini, metode ini bermaksud untuk menyingkapkan teks-teks
Kitab Suci yang sering sulit dimengerti, kepada para pembaca modern. Sebagai
metode analisa, metode ini mempelajari teks Kitab Suci dengan cara seperti
mempelajari teks-teks kuno lainnya, dan memberikan keterangan atas teks
tersebut sebagai ekspresi pemaparan manusia. Namun demikian, terutama dibidang
kritik redaksi, metode ini memungkinkan ahli tafsir Kitab Suci untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik akan isi Wahyu ilahi.[2]
2.2. Kelebihan dan
Kekurangan Historis Kritis
a.
Kelebihan
Metode Histori Kritis
-
Metode ini
memperhatikan aspek sejarah yang mencakup pada aspek kehidupan pada zaman itu.[3]
-
Metode ini mengoreksi
apabila ada penyimpangan-penyimpangan di masa lampau dengan cara
menggaliarkeologi teks.[4]
b.
Kekurangan
Hitoris Kritis[5]
-
Analisa sejarah
bersifta dugaan
-
Alkitab dipahami
sebagai buku sejarah
-
Dalam penafsiran yang
digunakan tidak sama dengan kitab lain, sehingga banyak orang mengabaikan
Alkitab secara totalitas
-
Bersifat ilmiah dan
sering kehilangan makna teks sampai saat ini
-
Adanya
perubahan-perubahan teks sehingga tidak terlihat kesinambungan dengan teks yang
lainnya
2.3.Tujuan Historis Kritis
Tujuan
Historis Kritis ini adalah untuk menemukan arti dan makna dari sebuah teks
dengan mengutamakan dari segi kesejarahannya secara kritis dan menjaga agar penafsir-penafsir
tidak memaksakan teks dari kebudayan asing atau masa-masa yang lebih awal dari
kebudayaan seseorang ke dalam horizon pengertian masa kini.[6]
2.4. Penjelasan Kitab
Markus
2.4.1.
Pengertian
Kitab Markus
Injil
Markus adalah suatu kisah yang menyajikan suatu gambaran tentang diri dan karya
Tuhan Yesus Kristus. Tetpi Injil ini bukanlh semata-mata sebuah riwayat hidup,
karena ia tidk berbicara tentang asal-usul, keturunan, latar belakang
lingkungan, kelahiran, pendidikan, atau keluarga tokoh utamanya, ia jug tidak
berusaha memberikan keterangan lengkap mengenai tahap tertentu dalam kehidup
Yesus. Sebaliknya data-data kehidupan-Nya diberikan secara singkat, mungkin
dalam urutan kronologis yang umum, yang merupakan suatu rangkaian peristiwa
dalam kehidupan Kristus.[7]
2.4.2.
Latar
Belakang Kitab Markus
Sekarang
Injil Markus dianggap sebagai kitab Injil yang pertama ditulis bahkn diakui
sebagai sumber pokok kedua injil sinoptik lainya. Pada masa lalu injil Markus
cenderung diabaikan oleh jemaat karena cerita-cerita yang lebih panjang dalam
Injil Matius dan Injil Lukas lebih disenangi. Memang ada bukti bahwa injil
Markus dihargai oleh kalangan Kristen tidak lama setelah penyusunan. Paias,
umpamanya yang menullis sekitar tahun 140 M menyatakan bahwa Markus adalah penerjemah
Petrus dan mengatakan ia menulis secara teliti tetapi idak secara berurut
sebanyak mungkin daria apa yang dapat diingatnya tentang hal-hal yang dikatakan
oleh Kristus.[8]
2.4.3.
Waktu
dan Tempat Penulisan Kitab Markus
Penulis
kitab Injil Markus tidaklah jelas diketahui, karna di dalam kitab Markus tidak
jelas dikatakan siapa penulis dari kitab ini. Tetapi menurut tradisi yang
menyatakan bahwa Yohanes Markus anak Mariam dari Yerusalem adalah penulis dari
kitab Injil Markus. Yohanes Markus adalah teman sekerja Paulus dan Barnabas
(Kis12:25; 15:37-41).[9] Menurut sumber yang terpercaya, Injil kedua
ini ditulis oleh seseorang yang bernama Markus (lih Kis 12:12; 13:13;
15:37-38). Sumber terpercaya lainnya mengatakan bahwa Markus adalah pembantu
dan penerjemah Petrus. Markus menulis Injilnya berdasarkan apa yang Petrus
ceritakan kepadanya.[10]
Markus bertugas sebagai pembantu dalam perjanjian rasul Paulus yang pertama
memnberikan Injil ke Siprus. Menurut tradisi, Injil Markus mengungkapkan
pengalaman-pemgalamn Petrus yang ceritakannya pada Markus. Markus menulis kitab
ini untuk orang-orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani. Mereka tinggal
di luar Palestina dan tidak terbiasa dengan kebisaan-kebiasaan Aram, Ibrani dan
Yunani.[11]
Penulis injil Markus biasanya menjelaskan istilh-istilah bahasa Aram dan adat istiadat
Yahudi yang muncul dalam tulisannya. Hal ini biasanya sebagai tanda bahwa injil
ini diharapkan untuk dimengerti oleh bangsa-bangsa lain atau untuk orang-oran
non Yahudi. Dalam injil Markus Petrus memainkan peran yang cukup menonjol.
Menurut 1 Petrus 5:13 Mrkus memiliki hubungan dengan Petrus. Oleh karena itu
sejak abad ke 2 tradisi meyakini bahwa Markuslah yang menulis injil ini.[12]
Markus memperoleh bahan cerita dari khotbh-khotbah Petrus, yng kemudin
ditulisnya dalam bentuk kitab Injil i menulis kitabnya itu di Roma.[13]
Tidak
mudah menetapkan waktu penulisan injil Markus ini, ada beberapa alasan, antara
lain:
1. Clemens
Dato Alexandria mengtakan bahwa Markus menulis kitab injil tersebut berdasarkan
pendikten Petrus, dan naskah terakhir yang disetujui oleh Petrus sendiri.
Tetapi Irenius berkat bahwa kitab Ijil itu baru ditulis setelah kematian baik
Petrus maupun Paulus.
2. Ada
dugaan bahwa kesengsaran dan penganiayaan yang sering disebut dalam kitab Injil
Markus memberi gambaran bahwa para pembacanya sedang ditindas oleh karena imn
mereka kepada kristus (Mrk 8:34-38; 10:34-35; 13 :8-13). Jika dugaan ini benar
maka Injil Markus ditulis antra tahun 60 dan 70 M, ketika Kaisar Nero berusah
menyalahkan orang-orang Kristen mengenai pristiwa terbakarnya kot Roma.[14]
2.4.4.
Ciri-Ciri
Kitab Markus
Adapun
ciri-ciri dalam kitab Markus, antra lain:
1. Injil
Markus dibuka dengan kalimat “inilah permulaan injil tentang Yesus Kristus,
anak Allah”. Dari awal sampai akhir injlnya, penilis Markus ingin menunjukkan
kebenaran pernyataan tersebut. Perkataa-perkataan dan tindakan-tindakan Yesus
menjadi bukti bahwa ia sungguh Kristus dan anak Allah.[15]
2. Banyak
terdapat ungkapan bahasa Aram (Mrk 5:41; 7-34)
3. Markus
menjadi injil terpendek
4. Gaya
penulisannya telah dlukiskan sebagai jelas, kuat dan dramatis
5. Semua
peritiwa dilukiskan tanpa perubahan atau penafsiran berkepanjangan, dan
disajikan dengan gaya laporan “langsung” oleh saksi mata.
6. Isilah
khas dalam injil ini ialah euthys, yang muncul sekitar empat puluh satu kali dn
diterjemahkan dengan pada saat, seketika itu juga, segera.[16]
2.4.5.
Tujuan
Penulisan Kitab Markus
Tujuan
penulisan kitab ini adalah keinginan memelihar cerita-cerita Petrus sebagai
kesaksian yang langgeng bagi jemaat. Hal ini lebih mudah dimengerti jika Markus
menulis pada waktu sebelum kematian Petrus, atau segera sesudahnya. Tetapi itab
injl juga ditulis dengan mengingat suatu situasi khusus. Ada sejumlah aspek
yang menonjol dan khusus tentang potert Yesus di dalam Injil Markus. Ia
diperkenalkan disini sebagai seorang tokoh yang sangat manusiawi. Yesus
kadang-kadang marah (Mrk 1:43; 3:5; 8:12,33; 10:4), ia tidak sanggup melakukan
mijizat jika kondisi-kondisi iman yang tepat tidk terepenuhi (6:1-6); dan Dia
menderita secara fisik sedemikian rupa sehingga hal itu dianggap tidak cocok
dengan kependudukannya sebagai anak Allah (8:31-33; 9:31). Hal-hal semacam ini
pernah dinggap sebagai tanda dari teologi “Primitif”Markus. Tetapi mungkin
sekali ada penjelasan lain mengenai hal tersebut.[17]
2.4.6.
Struktur
Kitab Markus
Struktur Kitab menurut Survey Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,
yaitu:[18]
a.
Hadirnya
Sang Hamba (1:1-2:12)
1. Pembuka
jalan bagi sang Hamba, 1:1-8
2. Sang
Hamba dibabtis, 1:9-11
3. Sang
Hamba dicobai, 1:12-13
4. Misi
Sang Hamba, 1:14-2:12
b.
Perlawanan
terhadap Sang Hamba (2:13-8:26)
1. Perlawanan
mula-mula terhadap Sang Hamba, 2:13-13:35
2. Perumpamaan
tentang Sang Hamba, 4:1-34
3. Mukjizat-mukjizat
Sang Hamba, 4:35-5-43
4. Perlawanan
terhadap Sang Hamba makin meningkat 6:1-8:26
c.
Pengajaran
Sang Hamba (8:27-10:52)
1. Pengakuan
Petrus tentang Kristus, 8:27-33
2. Syarat-syarat
mengikut Kristus, 8:34-36
3. Transfugurasi,
9:1-13
4. Anak
Kerasukan Roh bisa disembuhkan, 9:14-29
5. Yesus
menubuatkan kematianNya, 9:30-32
6. Yesus
mengajar dan mempersiapkan murid-muridNya, 9:33-10:45
7. Bartimeus yang buta dicelikkan, 10:46-52
d.
Penolakan
Sang Hamba (11:1-15:47)
1. Kehadiran
Sang Hamba di depan khalayak, 11:1-19
2. Nasihat
terang doa, 11:20-26
3. Perlawanan
oleh para pemimpin agama, 11:27-22:44
4. Pengajaran
tentang Musa yang akan datang, 13:1-37
5. Kesengsaraan
Sang Hamba, 14:1-15:47
e.
Kebangkitan
Sang Hamba (16:1-20)
1. Kebangktan
Yesus, 16:1-8
2. Yesus
menampakkan diri, 16:9-18
3. Yesus
naik ke Sorga, 16:19-20
Struktur Kitab menurut
Buku Alkitab Edisi Studi, yaitu:[19]
a.
Isi
1. Yesus
mempersiapkan karyaNya (1:1-20)
2. Yesus
memberitakan Kerajaan Allah di Galilea (1:21-9:50)
- Penyembuhan,
Mujizat, dn perumpamaan (1:21-8:26)
- Yesus
adalah Mesias (8:27-9:13)
- Karya-karya
lain di Galilea (9:14-50)
3. Yesus
mengajar dan membuat Mujizat di Yudea (10:1-52)
4. Yesus
di Yerusalem (11:1-15:47)
- Pengajaran di bait Allah
- Kedatangan
Kerajan Allah (13:1-37)
- Saat-saat
terakhir (14:43-15:47)
5. Yesus
bangkit (16:1-20)
b.
Struktur
Kitab Markus
1.
Persiapan
(Mrk. 1:2-13)
·
Pratanada (1:2-8)
·
Babtisan (1:9-11)
·
Pencobaan (1:12-13)
2.
Awal
elayanan (Mrk. 1:14-5:43)
·
Pengenalan kekuasaan:
pekerjaan (1:14-2:12)
·
Kelanjutan di Galila:
Pengajaran (2:13-4:34)
·
Pelayanan lebih lanjut:
kekuasaan (4:35-5:43)
3.
Pelayanan
penuh
·
Pertentangan (6:1-8:26)
·
Ketidakpercayaan
(6:1-6)
·
Bahaya Politik (6:7-29)
·
Sambutan masa (6:30-56)
·
Sensasi (7:24-8:26)
4.
Akhir
pelayanan
·
Tantangan (8:27-10:31)
·
Pembukaan rencana Allah
pada Rasul (8:27-9:50)
·
Pertanyaan kepada orang
banyak (10:1-31)
5.
Perjalanan
terakhir
·
Kayu Salib
(10:32-13:37)
·
Mengajar para rasul
(10:32-45)
·
Menyembuhkan orang
sakit (10:46-52)
·
Di elu-elukan ketika
masuk Yerusalem (11:1-11)
·
Nubuat tentang akhir
zaman (11:12-12:44)
6.
Penderitaan:
Malapetaka (Mrk. 14:1-15:47)
·
Rencana komplotan
(14:1-2, 10-12)
·
Istirahat di Betania
(14:12-26)
·
Perjamuan terakhir
(14:12-46)
·
Getsemani (14:27-52)
·
Diadili di hadapan
Kyafas (14:53-65)
·
Penyangkalan Petrus
(14:66-72)
·
Dihadapan Pilatus
(15:1-20)
·
Penyalipan (15:21-41)
·
Penguburan (15:42-47)
7.
Kebangkitan
·
Permulaan (16:1-8)
·
Kata-kata sambutan
(16:9-20)
Keputusan: penafsir
melihat bahwa struktur yang termuat di dalam buku Survey Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru lebih terperinci sehingga lebih mudah memahaminya.
2.4.7.
Tema-Tema
Teologis
Tema
injil Markus adalah “Yesus Sang Putera Hamba”, dimana Yesus datang kebumi
dengan wujud manusia yang telah menjadi hamba untuk menebus dosa manusia.[20]
Didalam
Injil Kitab Markus di jelaskan:
-
Yesus Sang Manusia
-
Yesus Anak Allah
-
Yesus Anak Tuhan
-
Mujizat Yesus
-
Kuasa Yesus
-
Yesus adalah Hamba
Injil
Markus ini merupakan suatu kisah yang menceritakan suatu gambaran tentang diri
dan karya Yesus Kristus tetapi bukanlah semata-mata sebuah riwayat hidup karena
tidak membicarakan tentang asal usul keturunan, latar belakang, kelahiran,
pendidikan, dan juga tidak memberikan keterangan lengkap mengenaitahap dalam
kehidupan Yesus. Injil Markus lebih menitik beratkan pada Yesus sebagai anak
Allahdan juga Hamba Allah.[21]
2.4.8.
Sifat
–Sifat Kitab Markus
a.
Kelahiran Tuhan Yesus
tidak disebutkan, karena keturunan seorang hamba tidak penting, lain halnya
keturunan seoang raja.
b.
Tidak ada keterangn
mengenai orang-orang Majus, karena bagi seorang hamba tidak perlu ditunjukkan penghormatan.
c.
Tidak ada keterangan mengenai
Khotbah di bukit yang perna disebut sebagai pengumuman Kerajaan Tuhan, karena
seorang hamba tidak memerintah.
d.
Markus tidak memakai
gelar seperti Matius ialah “Raja, Imanuel” dan sebagainya, melainkan ia hanya
memanggil Yesus “Guru” (Markus 4:38)
2.5. Analisa Redaksi
Disini
materi disusun secara sistematis, seperti ada kalanya terdapat di tempat lain.
Markus menemukan banyak bahan yang sudah terangkai dengan cara ini. Semua
tradisi dan kumpulan yang terpisah yang diambil Markus ini sebenarnya ditujukan
untuk maksud pemberitaan. Sejauh segi
formalnya,Markus mengaitkan bahan ini melalui suatu proses redaksional. Ia
tidak semata-mata menempelkan tradisi yang terpisah atau sama lainya sebab akan
berarti ”penyerahan” melainkan pekerjaan redaksional itu selalu dilakukan
dengan maksud interpretasi atas bahan tradisional yang dilakukan untuk
mempertahankan sifat kerigmatisnya.
2.6. Analisa Sastra
Dalam
abad ke-20 bahasa Yunani dalam inji Markus sering cap canggung. Tetapi “cacat”
ini (cacat kalau dilihat dari sudt pandang bahasa Yunani) dinili positif sebab
dianggap sebagai bukti keaslian Markus. Karena bahasa Markus terpengaruh oleh
gaya bahasa semit (tegas bahasa Aram), ia masih dekat dengan lapis tradisi yang
paling tua yang masih memakai bahasa Aram.[22]
Untuk memulai dengan dasar-dasar, Markus adalah sangat narasi, menyampaikan
perasaan tindakan cepat. Gaya Yunaninya sederhana dan canggih, menggunakan
banyak kalimat sederhana dihubungkan dengan kata “dan”. Markus menggunakan
teknik tertentu yang menunjukkan beberapa keterampilan dan niat sastra. Seperti
yang akan kita lihat, kadang-kadang ia mengutip, tetapi lebih sering
menyinggung, PL dan tampaknya telah diharapkan para pembacanya untuk menjadi
cukup akrab dengan itu untuk menghargai sindiran tersebut, untuk Mark dan
pembacanya, PL adalah kitab Suci dan bayangan kenabian karya Yesus.[23]
2.7. Analisa Bentuk
Injil
Markus berisikan kisah-kisah aksi yang menegangkan, artinya Injil Markus penuh
dengan kisah-kisah bersorak drama yang aksinya semakin meningkat. Didalamnya
tidak ada pidato-pidato panjang, tetapi banyak dialog singkat, padat, dan
tajam.[24]
Kitab-kitab Injil termasuk jenis biografi Yahudi dini dan Yunani Romawi. Hal
ini cukup menonjol, tetapi jelas juga bahwa perdebatan mengenai masalah ini
belum selesai. Namun, ada umat yang penting bagi tafsiran, yakni keyakinan
bahwa jenjang kitab-kitab injil berupaya mengisahkan kehidupan Yesus.
2.8. Analisa Sumber
Studi
atas injil markus dalam kebersamaannya
dengan ketiga injil yang lain (terutama dengan injil matius dan lukas)
menghadapakn kita dalam sebuah fenomena yang menarik. Jika keempat injilm ini
dibaca dalam kolom paralel yang menyejajarkan kisah yang terdapat didalamnnya,
akan ditemukan akan banyak kesamaan dan banyak perbedaan. Kalau diteliti
kembali ketika injil pertama(matius,markus,dan lukas) mempunyai kesamaan yang
sangat dominan. Kesamaan itu terdapat dalam materi, urutan kisah,bahkan dalam
kata-kata yang diprgunakan. Dalam hal ini, injil yohanes tampil sebagai injil
yang berbeda dari ketiga injil sinoptik.[25]
2.9. Sitz Im Leben (Analisa
Sejarah)
2.9.1.
Konteks
Keagamaan
Agama
primitif di Roma pada awalnya adalah animisme. Semua petani kecil menyembah
dewa sawah dan dewa perapiannya sendiri, yang melambangkan kekuatan-kekuatan
yang harus ia hadapi dalam kehidupannya sehari-hari.[26]
2.9.2.
Konteks
Ekonomi
Perekonomian
berkembang pada masa Kaisar Nero. Perdagangan berkembang pesat dan pelabuhan
disekitar laut tengah menjadi pusat perdagangan dan pelayaran. Romawi juga
menjamin hubungan perdagangan disekitar laut tengah dan bangsa China.[27]
2.9.3.
Konteks
Sosial dan Budaya
Orang
kaya dan miskin, baik dan jahat, majikan dan budak hidup secara berdampingan.
Pada masa itu penduduk Italia, memiliki tanah-tanah yang bebas sudah tidak ada
lagi. Tempat mereka digantikan kaum nigrat baru, yaitu para pemilik tanah yang
menguasai tanah-tanah rakyat oleh kekuasaannya dan membeli tanah-tanah itu
dengan harga murah dari keluarga-keluarga yang jatuh mikin oleh karena
perperangan.[28]
2.9.4.
Konteks
Politik
Situasi
kehidupan yang melatar belakangi Injil ini cukup jelas. Suatu keadaan genting
muncul di Kota Roma yang mempengaruhi masyarakat Kriten disana, yaitu
penindasan oleh Nero dalam tahun 64. Sikap kaisar yang keji dan tidak
bertanggung jawab, mengancam umat Kristen disana.[29]
2.10.
Analisa Teks
2.10.1.
Perbandingan
Bahasa
Ayat 1 : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat
2
LAI :
Mengajarkan
BDE : Di
Podahon (di Nasehati)
NIV :
Taught (Mengajar)
NTG :
διδάσκειν (Mengajar)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV dan LAI
Ayat 3
LAI :
Dengarlah
BDE :
Tangihon hamu ma (Kalian dengarkanlah)
NIV : Listen
(dengarkanlah)
NTG :
άκούετε (dengarkanlah)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV dan LAI
Ayat 4
LAI :
Menabur
BDE :
Manabur (menabur)
NIV :
Scattering (Menyebarkan)
NTG :
σπείρειν (menabur)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah LAI dan BDE
Ayat 5 : Tidak ada perbedaan yang
signifikan
Ayat 6
LAI :
Layulah
BDE :
Rahar (Layu)
NIV :
Scorched (hangus)
NTG :
ματίσθν (hangus)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV
Ayat 7
LAI :
Menghimpitnya
BDE : Di
pisat (dihimpit)
NIV :
Choked (menghimpit)
NTG :
συνέπνιξαν (menghimpit)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah LAI dan NIV
Ayat 8
LAI :
Berbuah
BDE :
Diparbuehon (dihasilkan)
NIV :
Produced (menghasilkan)
NTG :
έδίδου (menghasilkan)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV
Ayat 9 : Tidak ada perbedaan yang
signifikan
Ayat 10
LAI :
Menanyakan
BDE :
Disungkun (ditanyakan)
NIV :
Asked (Menanyakan)
NTG :
πρώτων (menanyakan)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV dan LAI
Ayat 11
LAI :
Diberikan
BDE :
Dilehon (diberikan)
NIV :
Has been given (telah diberikan)
NTG :
δέδοται (telah diberikan)
Keputusan : Yang mendekati NTG adalah NIV
Ayat 12
LAI :
Berbalik
BDE :
Mulak (pulang)
NIV :
Might turn (berbalik)
NTG :
έπιδιρέγω (berbalik)
Keputusan : Yang mendekati NTG adalah NIV dan LAI
Ayat 13 : Tidak ada perbedaan
yang signifikan
Ayat 14 : Tidak ada perbedaan
yang signifikan
Ayat 15 : Tidak ada perbedaan
yang signifikan
Ayat 16 : Tidak ada perbedaan
yang signifikan
Ayat 17
LAI : Murtad
BDE :
Targasip (berubah)
NIV :
Fall away (salah arah)
NTG :
σκανδαλιςονται (salah arah)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV
Ayat 18 : Tidak ada perbedaan
yang signifikan
Ayat 19 : Tidak ada perbedaan
yang signifikan
Ayat 20
LAI :
Menyambut
BDE :
Manjangkon (menerima)
NIV :
Accept (menerima)
NTG :
παραδέχονται (menerima)
Keputusan : Yang mendekati teks NTG adalah NIV dan BDE
2.10.2.
Kritik
Apparatus
Ayat 8
Dalam NTG terdapat kata και
αύ ξανόμενα yang artinya dan menghasilkan buah yang diberi huruf C
berarti tingkat keragu-raguan cukup besar yang dipakai dalam teks naskah Sinaiticus,
Vaticanus, dan Syria namun dusulkan untuk diganti dengan kata καί άύ
έξνόμενον yang artinya dan dihasilkan buah yang dipakai dalam naskah
Alaxandrius, Cambridge, Regius, dan Wanghiston suatu naskah yang dipakai
dalam naskah Koptik.
Keputusan : Penafsir tidak menerima usulan dari catatan aparatus
karena hal tersebut malah memperkabur makna teks, karena dalam perikop tersbut
dimaksudkan kalau tumbuhan tersebut menghasilkan dan bukan dihasilkan.
Ayat 16
Dalam NTG terdapat kata έίσιν meruapakn bentuk present
indikatif orang ketiga yang artinya they are/ mereka yang , yang
dipakai dalam naskah Paris, Wanghiston, Tiflus, dan oleh Bapa Gereja yaitu
Origenes, dan diberi nilai huruf B berarti menunjukkan adanya
sedikit keragu-raguan. Diusulkan untuk digantikan dengan kata έίσιν όμόιως yang
artinya mereka yang tahu/mereka yang beijaksana yang diapaki dalam
naskah London, Vaticanus, dan Paris.
Keputusan : penafsir tidak menerima usulan dari catatan aparatus karena
malah memperkabur makna teks.
2.10.3.
Terjemahan
Akhir
Ayat
1: Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah
orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik
kesebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk disitu, sedangkan semua orang
banyak itu di darat, di tepi danau itu.
Ayat
2: Dan ia banyak mengajar banyak hal dalam perumpaan kepada mereka. Dalam
ajaranNya itu Ia berkata kepada mereka:
Ayat
3: “Dengarkanlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur
Ayat
4: Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu
datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Ayat
5: Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu
benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis
Ayat
6: tetapi sesudah matahari terbit, hangus ia dan menjadi kering karena
tidak berakar
Ayat
7: Sebagian lagi jatuh di tengah semak
duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpit sampai mati, sehingga ia
tidak berbuah
Ayat
8: Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan
berbuah, menghasilakan ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam
puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat
Ayat
9: dan kata-Nya: “siapa mempunyai telinga untuk mendengar hendaklah ia
mendengar!”
Ayat
10: ketika Ia sendirian, pengikut-pengikutnya dan kedua belas murid itu
menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.
Ayat
11: jawab-Nya: “kepadamu telah diberikan rahasia kerajaan Allah, tetapi kepada
orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
Ayat
12: supaya: sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar,
mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”
Ayat
13: lalu Ia berkata kepada mereka: “tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau
demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?
Ayat
14: penabur itu menaburkan Firman.
Ayat
15: orang-orang yang dipinggir jalan, tempat Firman itu ditaburkan, ialah
mereka yang medengar Firman, lalu datanglah iblis dan mengambil Firman yang
baru ditaburkan di dalam mereka.
Ayat
16: demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang
yang mendengar Firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,
Ayat
17: tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudia datang
penindasan atau penganiayaan karena Firman itu, mereka segera salah
arah.
Ayat
18: dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang
mendengar Firman itu,
Ayat
19: lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan
akan hal yang lain masuklah menghimpit Firman itu sehingga tidak berbuah.
Ayat
20: dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah yang mendengar dan menyambut
Firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh
kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.”
2.11.
Tafsiran
Ayat 1-2 :
Pada suatu kali yesus
mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat
besar jumlahnnya mengerumuni Dia, sehingga ia naik kesebuah perahu yang sedang
berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi
danau itu. Dan ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam
ajarannya itu ia berkata kepada mereka:”Dengarlah! Adalah seorang penabur
keluar untuk menabur”. Dalam bagian ini
kita melihat Yesus membuat perubahan baru. Ia tidk lagi mengajar di dalam rumah
ibadat. Ia mengajar di tepi danau. Ia telah mengadakan pendekatan ortodoks
kepada umat. Kini ia harus memakai metode-metode yang tidak biasa. Kita
diperlihatkan dengan baik bahwa Yesus disiapkan untuk menggunakan metode-metode
baru. Ia bersedia membawa keluar pemberitaan dan pengajaran agama dari tempat
yang biasa, di dalam rumah ibadat, ke alam terbuka di tengah-tengah kerumunan
orang-orang biasa, laki-laki dan perempuan. John Wesley adalah orang yang
selama bertahun-tahun merupakan pelayan setia dan ortodoks dalam gereja
inggris. Di Bristol, george whitefield, temannya, memberitakan injil kepada
buruh-buruh tambang sebanyak 20.000 orang dalam suatu kesempatan, di alam
terbuka. Ratusan pendengarnnya bertobat. Ia memanggil jhon wesley. Wesley
berkata, “ saya menyukai ruangan yang luas, bantal duduk yang emouk, mimbar
yang bagus”. Pemberitaan injil di alam terbuka seperti itu agaknya
mengganggungnya. Katanya tentang dirinya sendiri,”mulanya, saya hampir tidak
bisa menyesuaikan diri dengan cara yang aneh karena selama hidup saya selalu
berusaha dalam segala hal supaya tertib dan teratur sehingga saya sampai
berpikir bahwa keselamatan jiwa itu merupakan suatu dosa kalau tidak diadakan
dalam gereja. “namun , Wesley melihat bahwa pemberitaan injil di lapangan telah
memenangkan banyak jiwa. Lalu ia berkata, “ saya tak bisa membantah hal ini
karena memang merupakan fakta”. Pasti ada banyak orang yahudi ortodoks yang
menganggap perubahan yang dilakukan oleh Yesus ini sebagai suatu upaya untuk
mempertunjukkan kehebatannya. Katakanlah sebagai suatu esensasi. Namun, yesus
cukup bijaksana untuk mengetahui kapan metode-metode baru diperlukan dan ia
cukup berani untuk menggunakannya. Alangkah baiknya kalau gerejanya juga sama
bijaksana dan sama beraninya dengan dia. Perubahan ini memerlukan metode dan
metode baru yang dipilih oleh yesus adalah berbicara kepada pendengarnnya dalam
perumpamaan. Secara harafiah perumpamaan bermakna sesuatu yang ditempatkan
disamping sesuatu yang lain. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya perumpamaan
adalah suatu perbandingan. Perumpamaan adalah cerita duniawi dengan makna
sorgawi. Sesuatu yang ada didunia diperbandingkan dengan sesuatu yang ada
disorga supaya kebenaran sorgawi bisa dipahami dengan lebih baik dalam terang
ilustrasi dari bahan yang diambil dari dunia. Mengapa yesus memilih metode ini?
Mengapa metode ini menjadi ciri khasnya sehingga ia dikenal sebagai mahaguru
perumpamaan? (i) pertama dan terutama, Yesus memilih metode ini dengan maksud
agar orang-orang mendengarkannya. Kini ia tidak sedang berhadapan dengan
persekutuan umat di dalam rumah ibadat yang sedikit banyak terikat di sana
samapi ibadat usai. Ia sedang berhadapan dengan orang banyak di alam terbka
yang bebas pergi kapan saja. Karena itu, hal hakiki pertama adalah menarik
perhatian mereka. Bila mereka tidak tertarik, mereka akan pergi. Sir Philip
Sidney berbicara tentang rahasia penyair,” dengarkanlah kisah yang menyejukkan
ia datang kepadamu, dengan cerita yang membuat anak-anak enggan pergi bermain,
dan orang-orang tua enggan pergi ke tempat kerja mereka. “ cara yang paling
menyakinkan untuk menarik minat orang adalah dengan bercerita kepada mereka,
dan Yesus tahu itu.
(ii) Selanjutnya,
ketiak Yesus mempergunakan metode perumpamaan, sesungguhnya ia sedang mneggunakan
sesuatu yang sudah sangat dikenal oleh guru-guru dan para pendengar Yahudi.
Dalam perjanjian lama ada perumpamaan. Yang paling dikenal adalah cerita
tentang seekor anak domba yang diceritakan oleh Natan kepada Daud ketika dengan
liciknya Daud telah menyisihkan Uria kemudian mengambil Batsyeba menjadi
milinya sendiri( 2 sam 12:1-7). Para rabi terbiasa menggunakan perumpamaan
dalam pengajaran mereka. Tentang rabi Meir dikatakan bahwa sepertiga ia
berbicara, dalam keputusan-keputusan resmi, sepertiga lagi dalam eksposisi, dan
sepertiga lagi dalam perumpamaan. Ketika Yesus memakai perumpamaan sebagai
metode pengajarannya. Ia membuat gagasan abstrak menjadi sesuatu yang konkret
Hanya sedikit orang yang dapat memahami gagasan abstrak. Kebanyakn orang berpikir
dalam gambaran-gambaran. Kita bisa saja berbicara cukup panjang tentang
kecantikan dan tak seorang pun yang akan menjadi lebih bijaksana. Namun, jika
kita dapat menunjuk kepada seseorang dan berkata,” itu adalah orang yang
cantik”, maka arti kata ini menjadi jelas. Kita dapat berbicara cukup panjang
lebar tentang kebaikan, namun kita tidak akan samapai pada definisi tentang hal
itu. Akan tetapi, setiap orang akan mengenali suatu perbuatan baik bila
melihatnya langsung.
(iv) Akhirnya, kegunaan
penting dari perumpamaan adalah bahwa perumpamaan mendorong seseorang untuk
berpikir bagi dirinya sendiri. Perumpamaan tidak melakukan pemikiran bagi
pendengarnya , pendengarnyalah yang harus berpikir sendiri. perumpamaan
mendorong seseorang untuk mengambil keputusan sendiri dan menemukan kebenaran
itu bagi dirinya sendiri. cara terburuk untuk menolong seorang anak adalah
denagn melakukan pekerjaan untuknya. Kita sama sekali tidak akan pernah
menolong seprang anak itu kita sendiri yang melakukan pekerjaannya, misalnya
dalam melakukan pekerjaan rumah dan sebagainya. Sebaliknya kita akan membantu
seorang anak kalau kita memberikan bantuan seperlunya agar ia melakukan bagi
dirinya sendiri. inilah yang sebenarnya yang menjadi tujuan yesus. Dimana
kebenaran itu selalu berdampak ganda kalau kalau kebenaran itu merupak penemuan
pribadi. Dimana Yesus ingin manusia itu supaya berusaha kerasa dalam berpikir.
Yesus tidak ingin membuat pikiran manusia itu malas. Oleh sebab itu ia
menggunakan metode perumpamaan agar manusia terdorong untuk berpikir sendiri.
ia menghadirkan kebenaran yang dapat mereka temukan sendiri, jika mereka mau
melakukan usaha yang tepat didalam kerangka berpikir yang tepat.[30]
Ayat 3-9:
Dalam penafsiran
mengenai perumpamaan ini kita diberika markus sendiri kepada pembaca. Dimana
kita hendak memandang hanya sebagai contoh mengenai pengajaran perumpamaan
Yesus dalam tindakannya. Arenanya adalah Arenanya adalah tepi danau. Dimana
Yesus duduk di perahu di pinggir pantai. Pantai itu berunduk-unduk ke tepi air
sehingga merupakan alamiah bagi bnayak orang. Bahkan pada saat Ia berbicara, Ia
bisa melihat seorang penabur sibuk untuk menaburkan benih di dekat ladang itu. Katanya,”Lihat! Penabur itu
hendak menaburkan benih”.
(i)
Yesus mulai dari sini
dan kini untuk sampai ke sana dan nanti. Ia memulai sesuatu yang terjadi pada
waktu itu dibumi untuk menuntun pemikiran manusia ke sorga. Ia mulai melihat
sesuatu yang bisa dilihat oleh semua orang menuju sesuatu yang dapat dilihat.
Ia tidak membingungkan manusia dengan memulai sesuatu yang asing dan yang sulit
dimengerti. Oleh sebab itu ia memulai dengan hal-hal yang sederhana hingga
anak-anak dapat mengerti.
(ii)
Dengan berbuat
demikian, Yesus menunjukkan keyaknannya bahwa ada hubungan yang nyata antara
bumi dan sorga. Yesus tidak akan setuju kalau dikatakan bahwa “ bumi adalah
padang gurun yang suram”. Dimana dia yakin bahwa dalam kehidupan sehari-hari
yang biasa dan umum, manusia itu bisa melihat Allah. Sebagaimana yang dikatakan
oleh William Temple,”Yesus mengajar manusia untuk melihat bagaimana tindakan
Allah di dalam hal-hal yang berlangsung secara tetap dan normal di bumi ini,
sepertinya: terbitnya matahari, turunnya hujan, dan bertumbuhnya tanaman.
(iii)
Yang sangat hakiki
dalam perumpamaan adalah sifatnya yang spontan tanpa persiapan. Yesus menatap
sekitarnya untuk menjalin kontak dengan orang yang banyak. Perumpamaan bukanlah
kisah yang dihasilkan dari suatu studi. Perumpamaan tidak dipikirkan dengan
saksama, dan tidak dipersiapkan. Yang luar biasanya adalah Yesus mengubah
kisah-kisah pendek yang abadi didalam jangka waktu seketika saja. Dan
perumpamaan itu dihasilkan oleh suatu desakan situasi dan dalam suasana debat.
(iv)
Oleh sebab itu hal ini
yang membawa kita pada satu hal yang harus kita ingat dalam upaya kita untuk
menafsirkan perumpamaan. Dimana pada dasarnya perumpamaan bukan untuk dibaca,
melainkan untuk didengar. Oleh karena itu, yang harus kita cari dalam sebuah perumpamaan
adalah sesuatu yang didengar dan hanya sekali aja. Oleh karena itu, yang dapat
kita cari dalam sebuah perumpamaan ialah
bukanlah situasi yang didalamnya diamana setiap detail mempunyai makna,
melainkan situasi yang ada didalamnya ada satu gagasan besar yang disingkap dan
bersinar bagaikan kilatan petir.
Ayat
9-11:
Disini kita melihat apa yang ditunjukkan oleh
pewartaan Yohanes diperkuat oleh Allah sendiri. meskipun Yesus datang dari
Nazaret untuk dibabtis oleh Yohanes di sungai yordan. Dimana markus membuatnya
bahwa Allah sendirilah yang memberkati Yesus. Bahwa Allah lah yang membelah
langit dan mengutus Roh keatas Yesus dalam bentuk seekor merpati dan berkata”Engkaulah anakku yang kukasihi, kepada Mulah
Aku berkenan”. Demikianlah turun keatas orang kisten dalam babtisan mereka,
membuat mereka anak-anak terkasih Allah[31].
Ayat
12-15:
Cerita
markus mengenai penggodaan di gurun jauh
lebih singkat daripada cerita Matius dan Lukas. Namun, singkatnya membuat
makana semakin jelas. Dimana roh memimpin Yesus ke padang guru,
digoda,dicobai,oleh iblis selama empat puluh hari, seperti bangsa israel
dicobai sebelum dia . dimana Yesus dilindungi oleh malaikatnya. Markus hanya
menyatakan bahwa Yesus telah lulus dari pencobaan ini dan siap untuk menjalani
hidup yang singkat tetapi menyelamatkan untuk melayani Allah dan manusia.
Demikian markus menceritakan kepadannya pembaca bahwa Roh yang melindungi Yesus
adalah bersama mereka dalam kelemahan mereka, sama seperti Allah ada bersamanya
dalam pengalaman padang gurun. Dengan pemahaman Yohanes mulai lah karya Yesus.
Dimana injil markus ini mengenai Yesus kristus, Anak Allah. Dalam ayat yang ke
15 dikatakan bahwa pemerintahan Allah yang kuasa telah mulai dalam diri Yesus,
yang merupakan kabar baik Allah dalam wujud pribadi. Pemberitaan Yesus akan
menggembirakan orang-orang israel yang percaya pada zaman itu. Namun, ia dengan
segera menghubungkan berita baik dengan seruan yang sama pentingnya untuk
menjawab secara radikal:”maka dari itu bertobatlah dan percayalah kepada injil
Allah!”. Dalam kata-kata pemakluman yang singkat dalam pelayanan yesus ini
dimana markus meringkas pesan injil yang diwartakan yesus: kuasa Allah dapat
dimiliki oleh mereka yang membuka dirinya terhadap Yesus dan injilnya
sehubungan dengan jalan pelayanan yang penuh kasih.” [32]
Ayat
16-20:
Ada
tanah yang keras dipinggir jalan. Benih bisa saja jatuh ditanah jenis ini
dengan dua cara. Ladang-ladang di palestina berbentuk panjang, bidang-bidangnya
sempit . diakibatkan karena jalan setapak tersebut mengeras bagaikan batu
karena ini atas pijakan kaki orang-orang yang berjalan diatasnya. Ketika
seorang penabur itu menaburkan benih. Kadang-kadang karung benih dtaruh di atas
punggung keledai. Dan dibagian sudut karung itu dibuat lubang. Lalu ketika
berjalan , benih itu akan berjatuhan dari badan hewan itu. Sementara keledai
itu dibawa untuk melintasi jalan menuju ladang. Sebagian benih mau tak mau
jatuh dijalan: burung-burung datang lalu memkan benih yang berjatuhan terebut.
Ada
orang-orang yang hatinya tidak bisa dimasuki oleh kebenaran kristen. Ini adanya
sangkut paut dalam adanya minat pada diri orang tersebut. Hal ini merupakan
akibat dari kegagalan mereka menyadari betapa pentingnya keputusan kristen itu
sendiri. kekristenan gagal membawa pengaruh kepada banyak orang, bukan karna
orang-orang ini bersikap memusuhinya, melainkan karena mereka tidak merasa
tertarik. Mereka berpikir kekristenan itu tidak relevan untuk kehidupan;
kehidupan mereka akan baik-baik saja tanpa kekristenan. Ada tanah yang berbatu maksudnya
dimana bukanlah tanah yang sepenuhnya
terdiri atas batu. Ini adalah tanah yang tipis sekali sedangkan dibagian
bawahnya adalah batu. Kebanyakan tanah di Galilea adalah jenis ini. Banyak
ladang terlihat jelas batu-batu yang muncul dipermukaan tanah. Benih yang jatuh
disana memang akan berkecambah denagn baik. Namun, karena tanahnya tipis sekali
dan hanya menyimpan sedikit makanan dan kelembapan, panas matahari membuat
tunas benih layu akan mati. Oleh sebab itu ada dua yang menjadi kesulitan yang
menyebabkan terjadinya kejatuhan ini. Kesulitan pertama adalah kegagalan untuk
memikirkan dan menyelami sesuatu, kegagalan untuk menyadari apa arti adan apa
risiko dari sesuatu sebelum langkah awal diambil. Kesulitan lainnya adalah
kenyataan ada bahwa ribuan orang yang merasa tertarik pada kekristenan, tetapi
tak pernah memberinya kesempatan untuk masuk lebih dalam ke kehidupan mereka. Tapi
kenyataannya adalah kekristenan dapat menjadi segala-galanya atau malah
sebaliknya, tidak berarti apa-apa. Dimana seseorang hanya akan selamat jika ia
menyerahkan dirinya dalam omitmen yang penuh kepada Kristus. Ada tanah yang
penuh semak duri maksudnya disini
seorang petani Palestina adalah orang-orang malas. Mereka hanya memotong
bagian atas rumput liar. Mereka hanya membakar bagian atasnya. Oleh sebab itu,
diatas permukaan ladang bisa saja tampak bersih tetapi dibawah berakar-akar
semak itu masih tetap ada pada saatnya akan muncul kembali dengan segenap
kekuatannya. Oleh sebab itu memang mudah memenuhi kehidupan beranekaragam minat
sehingga tidak ada waktu yang tersisa untuk kristus. Ada tanah yang
baik,bersih,dan dalam, sehingga benih bertumbuh dengan subur. Jika kita memang
benar-benar ingin memperoleh manfaat dari berita kristen ,perumpamaan ini
memberitahukan kepada kita bahwa harus mengerjakan berbagai hal ini: kita harsu
mendengarnya, kita harus menerimanya, dan kita harus mewujudkannya.[33]
2.12.
Skopus
“mendengar
ajaran Yesus”
2.13.
Refleksi Teologis
Dari
pemaparan diatas kami dapat merefleksikannya bahwa disaat Yesus mulai mengajar di
tepi danau maka datanglah orang banyak
untuk mendengar ajaran Yesus “ dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada
mereka: dengarkanlah! Ada seorang penabur keluar unuk menabur”, markus 4:2-3.
Markus menuliskan peritiwa ini memiliki kesan bahwa jika diibaratkan dengan seperti yang ditabur ditanah yang berbatu-batu
ialah orang yang gembira tetapi tahan hanya sebentar saja, lain dengan yang
ditabur di tengah semak duri itulah yang mendengar Firman itu. Maka jika
diibaratkan dengan orang yang
mendengarkan perkataan atau ajaran Yesus dan menyambut Firman Tuhan itu lalu
berbuah, ada yang tigapuluh kali lipat ada yang enam puluh kali lipat, dan ada
yang seratus kali lipat. Serta kita sebagai orang percaya harus mendengarkan Yesus Kristus supaya kita
juga dapat menerima berkata dengan gembira. Bukan seperti yang ditabur di tanah
yang berbatu-batu.
III.
Kesimpulan
Injil
Markus adalah suatu kisah yang menyajikan suatu gambaran tentang diri dan karya
Tuhan Yesus Kristus. Injil Markus ini merupakan suatu kisah yang menceritakan
suatu gambaran tentang diri dan karya Yesus Kristus tetapi bukanlah semata-mata
sebuah riwayat hidup karena tidak membicarakan tentang asal usul keturunan,
latar belakang, kelahiran, pendidikan, dan juga tidak memberikan keterangan
lengkap mengenaitahap dalam kehidupan Yesus. Injil Markus lebih menitik
beratkan pada Yesus sebagai anak Allahdan juga Hamba Allah.
IV.
Daftar
pustaka
http://berbagiilmuteologia.blogspot.co.id/2017/03/tafsiran-dengan-metode-historis-kritis_26.html?m=1
dikses, 26 februari 208.Browning W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-Gunung Muia, 2012.
Alkitab Rainbow, Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia, 2004.
..., Alkitab Edisi Studi, Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia, 2012.
Barclay William,Pemahaman Alkitab Setiap Hari:Injil Markus,Jakarta:Gunung
Mulia, 2015.
David Tracy Robert M.
Grand &, Sejarah Singkat Penafsiran
Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 1998.
D. F. Alkitab Penuntun Hiduo Berkelimpahan,
Malang: Gndum Mas, 1974.
Drane John, Memahami
Perjanjian Baru, Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012.
Hurtdo Larry. W., New International Biblical Comntary: Mark,
U.A.S: Hendickson Publishers, 1989.
Komisi Kitab Suci
Kepausan, Penafsiran Alkitab dalam
Gereja, Yogyakarta: Kanisius, 2003
Karris Robert J.,Tafsir Alkitab Perjanjian Baru,Yogyakarta:Kanisius,2002.
Klapwijk Jasper, Kabar
Baik Dari Perjanjian Baru, Amesterdam: Bina Kasih, 2009.
Lieks Stefan , Tafsir Injil Markus,Yogyakarta:
Kanisius, 2002.
Marxen Willy, Pengantar
Perjanjian Baru,Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2014.
Otwell John H., A NewApproach to the OldTestament, London:
SCM Press, 1967.
Palmer R.E,. Hermeneutiks: Interpretation Theory inScheiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer,
Evanston, III: Northwesterm Univ. Press. 1969.
Riady Eko ,Markus”Engkau adalah Mesias,Yogyakarta:Kanisius,2011.
Tenney Merril C, , Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1985.
Tenney C, , Survey
Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1985
Situmorang Jonar, Sejarah Gereja Umum, Yogyakarta: ANDI,
2008.
Van Bruggen Jakob, Markus: Ijil Menurut Petrus Jakarta: BPK-Gunung
Mulia, 2003..
Wilkinson Brunce,
Kenneth Boa, Survey PL dan PB Malang:
Gnadm Mas, 2017.
[1]
.,
[1] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab,
(Jakarta: BPK-Gunung Muia, 2012), 22
[2] Palmer, R.E. Hermeneutiks: Interpretation Theory inScheiermacher,
Dilthey, Heidegger, and Gadamer, (Evanston, III: Northwesterm Univ. Press.
1969), 23
[3] Komisi Kitab Suci Kepausan, Penafsiran
Alkitab dalam Gereja, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), 402
[4]John H. Otwell, A NewApproach to
the OldTestament, (London: SCM Press, 1967), 25
[6] Robert M. Grand & David Tracy, Sejarah
Singkat Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 173
[7] Merril C, Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum
Mas, 1985), 202
[8] John
Drane, Memahami Perjanjian Baru,
(Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012), 202
[9] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-
Gunung Mulia, 2012), 22
[10] Jasper Klapwijk, Kabar Baik Dari Perjanjian Baru, (Amesterdam:
Bina Kasih, 2009), 45
[11] ..., Alkitab Rainbow, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,
2004),148-149
[12] Willy Marxen, Pengantar Perjanjian Baru,(Jakarta: BPK-
Gunung Mulia, 2014), 171
[13] ..., Alkitab Rainbow, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004), 53
[14] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-
Gunung Mulia, 2012), 209-210
[15] ..., Alkitab Edisi Studi,
(Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), 16-18
[16] Jakob Van Bruggen, Markus: Ijil
Menurut Petrus (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2003), 61
[17] John
Drane, Memahami Perjanjian Baru,
(Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2012), 210
[18] Brunce Wilkinson, Kenneth Boa, Survey
PL dan PB (Malang: Gnadm Mas, 2017), 396-399
[19] ..., Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012),
16-19
[20] D. F. Alkitab Penuntun Hiduo
Berkelimpahan, (Malang: Gndum Mas, 1974), 15
[21] C,
Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang:
Gandum Mas, 1985), 202-205
[22] Jakob Van Bruggen, Markus: Injil
Menurut Petrus, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 15
[23] Larry. W. Hurtdo, New
International Biblical Comntary: Mark, (U.A.S: Hendickson Publishers,
1989), 11
[24] Stefan Lieks, Tafsir Injil
Markus,(Yogyakarta: Kanisius, 2002), 35
[25] Eko Riady,Markus”Engkau adalah
Mesias,(Yogyakarta:Kanisius,2011),15
[26] Merril C. Tenney, Survey
Perjanjian Baru, 81
[27] Jonar Situmorang, Sejarah Gereja
Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2008), 85
[28] Merril C. Tenney, Survey
Perjanjian Baru, 201
[29] Merril C. Tenney, Survey
Perjanjian Baru, 201-202
[30] William Barclay,Pemahaman
Alkitab Setiap Hari:Injil Markus,(Jakarta:Gunung Mulia, 2015),1-21
[31] Jakob Van Bruggen,Markus Injil
Menurut Petrus,(Jakarta: Gunung Mulia,2011),36-40
[32] Robert J.Karris,Tafsir Alkitab
Perjanjian Baru,(Yogyakarta:Kanisius,2002),88-89
[33] William Barclay,Pemahaman Alkitab
Setiap Hari,(Jakarta:Gunung Mulia,2011)150-156
Komentar
Posting Komentar
Jika ada tambahan kami sangat menerima dengan senang hati..