Sejarah Gereja Di Cina
Sejarah
Kekristenan di Cina
I.
Pendahuluan
Cina merupakan sebuah Negara yang dikenal juga
dengan sebutan orang Tionghoa. Cina adalah salah satu tempat yang tidak luput
dari para missioner yang menyebarkan Iman Keksristenan beserta Injil yang
menjadi tujuan utama bagi mereka. Cina selalu disebut-sebut sebagai tempat yang
sangat strategis dalam banyak hal. Seperti kepemimpinan yang dikenal begitu
ketat, disiplin dan disertai dengan peraturan yang sistematis. Bukan hanya
kepemimpinan, namun Negara ini juga dikenal sebagai Negara yang cakap dalam hal
bisnis. Dan berbicara tentang kepercayaan, sudah banyak kepercayaan yang
bertumbuh dan berkembang pesat sebelum Kristen sampai di Cina. Tentu saja
dengan keadaan yang seperti ini, banyak di antara orang-orang yang ingin
menetap di daerah itu. Namun lain bagi para misionaris yang begitu berani
datang ke Negara ini. Mereka yang mencatat pada sejarah Kekristenan sampai di
Cina merupakan suatu sejarah yang panjang. Dan pada paper kita hari ini, kami
kelompok penyaji sudah memaparkannya, Bagaimana konteks kehidupan pada saat
itu, bagaimana latar belakang Kekristenan sampai di Cina hingga perjumpaan
dengan Kristen-Cina, hambatan yang ada beserta tokoh yang berperan pentingdalam
sejarah ini. Semoga bermnafaat.
II.
Pembahasan
2.1. Letak Geografis Cina
Cina merupakan Negara ke-3 terbesar di
dunia. Wilayahnya sama dengan gabungan seluruh Negara di Eropa. Hanya Kanada
dan Rusia yang lebih besar wilayahnya. Cina juga dikenal sebagai populasi
terbesar di dunia.[1]
Yang berada di antara Negara Jepang, India, Rusia, Korea Utara, Vietnam, dan
berada di benua Asia. Luas Negara ini 9,597 km2. Dan jika ditinjau
dari letak astronomisnya ialah terletak diantara 18o LU-54 LU dan 73o
BT- 135o BT.[2]
2.2. Mata Pencaharian Masyarakat
Cina
Dalam kehidupan masyarakat di Cina,
terdapat 4 kelas masyarakat yang menggambawarkan mata pencaharian mereka
masing-masing, yaitu:
1. Kelas
cendekiawan
2. Kelas
pertanian
3. Kelas
pengrajin
4. Kelas
perdagangan[3]
Namun pada saat itu, kelas yang sangat dihormati adalah
kelas petani, dengan alasan Negara Cina adalah Negara yang tidak lepas dari hal
bisnis. Dan bisnis ini didukung dengan kelas petani.[4]
2.3.
Sistem Kehidupan Sosial[5]
Dalam
kehidupan sosial masyarakat Cina, diatur dalam aturan feodalisme[6].
Kelompok bangsawan berkuasa atas rakyat. Rakyat wajib membayar upeti/pajak
kepada bangsawan. Masyarakat Cina Kuno menghormati beberapa kekuatan gaib.
Penghormatan itu ditujukan kepada:
1. Dewa Langit (Syangit) sebagai dewa
tertinggi.
2. Kekuatan alam.
3. Arwah leluhur.
Sedangkan sistem
pemerintahan yang lazim digunakan di Cina ketika itu adalah sistem dinasti.
Sistem ini menganut pergantian kekuasaan secara turun-temurun. Dinasti-dinasti
yang pernah berkuasa di Cina adalah:
1.
Dinasti
Shang
2.
Dinasti
Chou
3.
Dinasti
Chin
4.
Dinasti
Han
5.
Dinasti
Tang
6.
Dinasti
Shung
7. Dinasti Shang
8.
Dinasti
Chin
2.4. Kepercayaan yang Ada Sebelum
Kristen samapai di Cina
1.
Taoisme
Taoisme merupakan ajaran pertama bagi orang Cina yang dikemukakan
Laotze. Ia dilahirkan di Provinsi Hunan pada tahun 604 SM. Ia menulis kitab Tao
Te Ching yang kelak menjadi dasar pandangan ajaran Taoisme. Tao berarti “jalan”
dan dalam arti luas yaitu realitas absolut, yang tidak terselami, dasar
penyebab, dan akal budi. Kitab Tao Te Ching memuat ajaran bahwa seharusnya
manusia mengikuti geraknya (hukum alam) yaitu dengan menilik kesederhanaan
hukum alam. Dengan Tao manusia dapat menghindarkan diri dari segala keadaan
yang bertentangan dengan irama alam semesta. Taoisme diakui sebagai suatu
pre-sistematik berpikir terbesar di dunia yang telah mempengaruhi cara berpikir
orang Cina.[7]
2.
Kong Hu Cu
Kong Hu Cu yang merupakan pokok kebudayaan Cina, sangat dihargai
oleh para kaisar karena menjamin stabilitas dalam masyarakat. Sebenarnya Kong
Hu Cu adalah nama seoarang filsuf yang tulisan-tuisan karyanya dipelajari oleh
golongan berpendidikan yang ada di Cina. Dan pada tahun 631 M Kong Hu Cu pun
berkembang pesat. Ajaran praktis dari Kong Hu Cu ialah mengenai kejujuran,
keadilan, tanggung jawab, dan cara hidup. Kong Hu Cu menilai tinggi kehidupan
berkeluarga dan kehormatan terhadap orangtua, nenek moyang dan tradisi.[8]
3.
Buddha dan Nestorian
Agama Buddha tiba di Cina pada abad ke-2 M. Agama ini sangat mudah
untuk digabungkan dengan animism dan sembahyang kepaada nenek moyang , sehingga
menjadi kuat di lingkungan pedesaan dan lingkungan orang miskin. Penganut agama
Buddha dan Nestorian adalah agama yang suka beraskese, namun hal itu tidak
mempersatukan mereka, justru menyebabkan persaingan. Tokoh-tokoh Buddha adalah
pihak yang sangat keras untuk menentang kedatanganpara rahib Kristen.[9]
2.5.Corak
Hidup Orang Tionghoa (Cina)
Ajaran Konfusianisme[10] adalah
ajaran yang menonjolkan ketertiban dan keteraturan sangat besar pengaruhnya
terhadap pembentukan corak hidup orang Cina. Di dalam ajaran ini sudah ditata
hubungan antar manusia di dunia ini supaya segalanya akan berjalan dengan
harmonis. Dampak positif ajaran ini ialah membentuk corak hidup orang Tionghoa. Orang-orang Tionghoa memiliki kemampuan
berorganisasi yang amat baik. Baik
dalam kehidupan berumah tangga, kehidupan bermasyarakat, kehidupan bernegara,
dan kehidupan berekonomi.
1.
Bersifat
Materialis
Umumnya orang
Tionghoa bersifat materialistis.[11] Dalam
kehidupan sehari-hari orang Tionghoa berusaha keras untuk mencari uang dan
berbakti kepada orang tua.
2.
Menonjolkan
Kesusilaan
Orang Tionghoa
sangat menonjolkan kesusilaan. Seseorang
sehendaknya berperan sesuai dengan peranannya, kedudukan dan fungsi dalam
keluarga, masyarakat, dan negara. Dalam
hal inilah orang Tionghoa sulit untuk menerima agama lain, jika mereka melihat
seorang pendeta tidak bermoral misalnya seperti berzinah, hal itu menjadi batu
sandungan bagi mereka, dan jika mereka menyaksikan gereja rusuh, berkelahi, hal
itu menjadi penghambat untuk menginjili mereka.
3.
Mementingkan
Pengabdian
Anak
Kepada
Orang
tua
Orang Tionghoa, hubungan anak dengan orang tua sangat
diutamakan, seseorang harus mengabdi kepada orangtuanya tanpa syarat. Hubungan anak dan bapak ini tidak dapat
diputuskan oleh kematian, sebab kematian bagi orang Tionghoa adalah hidup yang tidak kelihatan. Jadi hanyalah pergantian dunia. Walau
orang tua sudah tiada, anak tetap wajib mengabdi dengan cara memelihara makam
atau menyimpan “abu” orang tuanya.[12]
2.6.
Latar Belakang Kekristenan di Cina
Setelah praktis hilang beberapa abad,
gereja kembali hadir di Asia Timur sejak awal abad XVI. Yang membawanya kembali
pertama-tama adalah misi Katolik Roma yang datang bersama portugis dan Spanyol. Kehadiran mereka di Asia
merupakan konsekuensi Perjanjian Tordesillas (1494), dimana Paus Alexander VI
merestui kedua bangsa ini untuk membagi dunia kedalam kekuasaan mereka berdua.
Portugis datang dari arah Barat: India, Srilanka, Malaka,[13]
hingga ke Maluku, Cina (Tionghoa), dan Jepang; Spanyol dari arah Timur: setelah
benua Amerika dan kepulauan Pasifik, Filipina, dan Sulawesi Utara.[14] Sejarah Gereja di China, tentu
dimulai dengan pekabaran Injil yang masuk ke China pada tahun 635 oleh Uskup Alopen seorang biarawan
Nestorian. Pembuktian tersebut dinyatakan dengan penemuan monumen Ch’ang-an
pada tahun 1625 oleh buruh-buruh di China, monumen yang didirikan pada tahun
781 di Cina Utara Barat. Kebenaran tersebut didukung dengan arsip-arsip
pemerintahan Cina dan kumpulan naskah-naskah yang ditemukan di “Gua seribu
Buddha” di Tunhuang, dekat perbatasan Utara Barat Cina. Injil yang masuk
ke Cina oleh pemberitaan Uskup Alopen dimulai dari Gereja Nestorian di Persia,
dengan cara jalur perdagangan yang dilakukan oleh para penginjil ke arah
selatan melalui India sampai Sri lanka dan Cina selatan, atau melalui Asia
Tengah dan Padang Gurun Gobi sampai ke Cina Utara.[15]
2.6.1.
Perjumpaan
Bangsa Cina dengan Agama Kristen dan Datanganya Injil ke Cina
Sebelum Musa berjumpa dengan Allah di
semak berduri yang menyala-nyala, bangsa Cina sudah mulai muncul sebagai salah
satu ras besar umat manusia. Seluruh dinamika kebudayaan mereka yaitu gaya
hidup, pandangan umum, adat istiadat, keagamaan, dan institusi-institusi sosial
telah dirumuskan dan mendapatkan penerimaan yang luas pada zaman purbakala.
Perjumpaan Cina dengan agama Kristen meliputi hampir 1500 tahun. Meskipun demikian, jauh sebelum para
misionaris yang pertama datang dari Barat, rakyat Cina didatangi oleh
orang-orang yang menyembah Allah Abraham, Isak dan Yakub. Para missionaris pertama ke Cina adalah
orang-orang Israel yang berdagang sutera yang mengembara jauh dari negeri
mereka untuk mencari kain bernilai tinggi ini. Sebetulnya,
perkampungan orang-orang Yahudi telah ada di Cina sejak zaman yang lebih awal
(kira-kira 700 sM) yaitu ratusan tahun sebelum berkembangnya Yudaisme para
Rabi. Orang-orang Cina mengembangkan beberapa
diantara ideograf khusus mereka yang memiliki makna dari PL (misalnya huruf
untuk “perahu” menunjukkan bahtera Nuh; huruf untuk kebenaran). Ada juga perayaan Yahudi berupa hari
perdamaian setiap tahun mendorong Kaisar untuk mengusahakan sekali dalam
setahun mengadakan penebusan dosa bagi rakyat-rakyatnya.
Beberapa misionaris pertama dari Barat tentu
terkejut menemukan komunitas-komunitas Yahudi kuno ini di pedalaman Cina.[16] Sumber
utama permulaan sejarah gereja di Cina adalah Monumen Ch’ang-an yang ditemukan
oleh buruh-buruh di Cina Utara Barat pada tahun 1625. Monument tersebut terdiri
dari batu, yang tingginya lebih dari dua meter, didirikan pada tahun 781 untuk
merayakan kedatangan “agama Siria termashyur” ke Cina. Agama Kriten berkembang di Cina, tetapi
kurang berakar. Latar belakang agama dan kebudayaan Cina berlawanan dengan
ciri-ciri khas Kekristenan gaya Nestorian. Teologi gereja Cina yang cenderung
bercorak sinkretis melemahkan gereja.[17] Pengenalan
Agama Kristen di Cina dimulai dari salah satu Gereja yang paling menonjol di
Asia yaitu Nestorian. Gereja
Nestorian memiliki pengaruh Injil yang besar di Cina, perluasan gereja
Nestorian terpacu oleh pesatnya jalur perdagangan yang menyebar ke wilayah Asia
Tengah. Bukti pengenalan Agama Kristen ke Cina
dapat dilihat dari Monumen yang ditemukan oleh para buruh Tahun 1623 M pada
Dinasti Tang. Rahib yang pertama kali datang ke Cina adalah Alopen yang datang
ke ibu kota Chang pada 663 M, ia disambut baik oleh kaisar dan menyuruh Alopen
melakukan penerjemahan naskah Alkitab ke bahasa Mandarin untuk diletakkan ke
dalam perpustakaan kaisar. Dalam hal ini sang kaisar memberikan kebebasan
kepada alopen untuk memberitakan injil Di Cina. Pada
Tahun 631 kaisar Tai Tsung mengakui keberadaan Agama “Hasin di Cina”. Kemungkinan
besar agama tersebut adalah Zoroaster[18].
Pada tahun 638 gereja Kristen pertama dibangun di ibukota Chang kota terluas di
dunia.[19]
2.6.2.
Agama-agama
Kristen Siria (Abad VII-X)
Agama Kristen pertama-tama diperkenalkan
ke Cina semasa dinasti T’ang (618-905). Agama itu datang melalui para wakil dari
Gereja Timur, yang dikenal sebagai kaum Nestorian. Mereka pada mulanya memasuki Cina lebih
sebagai pedagang daripada sebagai misionaris profesional. Kaum Nestorian sebagian besar keturunan
Yahudi, yaitu keturunan orang-orang yang tidak kembali ke Palestina menyusul
pembuangan ke Asyur dan Babel.[20]
Kaum Nestorian ini mengabarkan Injil secara spontan melalui jalan raya
perdagangan; ke arah Selatan melalui India sampai Sri Lanka dan Cina Selatan,
atau melalui jalan Sutra: Asia Tengah dan padang gurun Gobi sampai ke Cina
Utara. Kehidupan beraskese sangat dihargai di Gereja Nestorian, dan biara-biara
berpengaruh besar dalam kehidupan Kristiani. Rahib-rahib
merupakan penginjil utama. Monumen
Ch’ang-an, ibukota Cina zaman itu, pada tahun 635 yaitu Alopen.[21]
2.6.3.
Sambutan
Penduduk Pribumi dan Peran Penduduk Pribumi Setelah Masuk Kristen dalam Rangka
Memperluas /Menghayati Kekristenan yang Diterima
Kaum Nestorian menghadapi kekaisaran
yang paling luas di dunia yang sedang
mencapai puncak kejayaannya dalam bidang kebudayaan, intelektual, dan
administrasi. Cina dalam dinasti T’ang
mempunyai suatu sistem keagamaan dan dan etika yang paling canggih; rakyatnya
sudah lama hidup dalam suatu lingkungan sinkretisme keagamaan. Pada waktu
tentara T’ang menaklukkan Turkestan (630) dan membuka kembali jalur perdagangan
lama ke dunia Barat, maka Alopen, uskup dari Persia merasa bahwa tibalah
saatnya untuk menginjili kekaisaran yang kuat ini, memang dia disambut dengan
baik oleh para penguasa dan rakyat sesuai dengan politik toleransi mereka yang
luas dan keinginan mereka untuk membantu perkembangan agama asing. Waktu Alopen
tiba di Chang-an (635) dia ditugaskan untuk menterjemahkan kumpulan ajaran Nestorian
ke dalam bahasa Cina. Ia
menerbitkan buku The Sutra of Jesus the
Messiah untuk memperkenalkan iman Kristen kepada orang Cina dan Injil itu
bersifat subversive terhadap tradisi-tradisi kuno Cina. Hal ini menyenangkan
sang Kaisar, dan dengan suatu dekrit dia menyatakan bahwa agama kaum Nestorian
itu baik dan memberikan kepada Alopen julukan “Tuan besar Rohani” dan membuka pintu-pintu Cina buat Injil. Kaum Nestorian meneruskan membangun dan
melengkapi biara-biara dengan tenaga staf di kota-kota utama di Cina. Mereka juga cukup agresif di dalam
pemberitaan mereka tentang iman Kristen. Kaum Nestorian mengalami serangkaian kemunduran
sebagai akibat berbagai intrik pengadilan, sikap iri hati dari para pemimpin
penganut Tao dan Buddha, serta pergolakan-pergolakan perang saudara. Kehidupan gereja ini berkurang dengan
berlalunya waktu. Keserderhanaan iman dan penyembahan mereka, penghormatan
mereka pada kitab suci, penolakan mereka pada pemujaan patung, dan gambar,
pengakuan dosa kepada imam, tentang api penyucian, memuja roti dalam Perjamuan
Kudus menjadikan mereka kaum Protestan di Asia.[22]
2.6.4.
Agama-agama
Katolik-Ordo Fransiskan (Abad XIII dan XIV)
Pada tahun 1289 Sri Paus Nicholas IV
mengutus John dari Monte Corvini dari ordo Fransiskan[23]
ke Cina melalui India. John adalah missionaris Roma Katolik pertama ke Cina,
dan dia sangat berhasil. Dia sebagian besar melayani dalam bahasa Mongol,
dengan menerjemahkan Kitab PB dan kitab Mazmur, membangun sebuah gereja induk.
Pada tahun 1305, ia dapat melaporkan adanya 6000 orang bertobat baru yang telah
dibaptiskan, dia juga mendirikan sekolah pelatihan kaum awam yang menampung 150 siswa.[24]
2.6.5.
Agama
Kristen Katolik-Ordo Yesuit (Abad XVI dan XVII)
Pada abad XV muncul sebuah tipe Eropanisme baru yang
tidak memberikan harapan baik bagi misi Kristen ke seluruh dunia. Kaum Yesuit
datang tahun 1574, kaum Yesuit adalah orang –orang yang visi mereka agar agama
Kristen masuk sedalam mungkin ke dalam aliran-aliran kehidupan orang Cina, agar
melalui penyebaran secara bertahap dari
cita-cita dan gagasan-gagasan kristiani.[25]
2.6.6.
Agama
Kristen abad XIX-Kaum Protestan
Selama pertengahan terakhir abad XVIII
dan dekade-dekade awal
abad XIX sedikit sekali yang dilakukan untuk memajukan tujuan Kristus di
Cina.Namun akhirnya pelepasan dinamisme national yang timbul Karena revolusi
industri digabungkan dengan pembaharuan rohani yang terjadi di gereja-gereja
melalui kebangunan kaum Injili di seluruh bagian dunia yang berbahasa Inggris
menghantar kepada zaman ekspansi penjajahan Barat dan “Abad Emas” dari
misi-misi modern.[26]
2.7.
Faktor
Penghambat Perluasan Kekristenan di Cina
· Kaum
Nestorian mengalami serangkaian kemunduran sebagai akaibat berbagai intrik
pengadilan, sikap iri hati dari para pemimpin penganut Tao dan Buddha, serta
pergolakan perang-perang saudara.
· Kehidupan
gereja ini berkurang dengan berlalunya waktu, karena adanya gangguan dalam
hubungannya dengan kantor-kantor pusat di Mesopotamia. Permusuhan pihak
pemerintah terhadap aliran Buddha, sang Kaisar memutuskan bahwa agama Kristen
juga harus dilarang.Mengenai kuil-kuil Ta Ch’In (Nestorian) dan Muhu
(Zoroasterian), keputusan ini memaksa beberapa ribu pendeta untuk kembali pada
kehidupan secular. Maka Nestorianisme mengalami kemunduran yang cepat.[27]
· Sejarah
kekristenan di Cina dapat digambarkan sebagai gelombang, karena masa
perkembangan, dengan dukungan atau toleransi pemerintah, silih berganti dengan
masa penghambatan. Hal ini dialami oleh gereja Nestorian pada abad ke-9 dan
ke-14; Gereja katolik Roma pada abad ke-17. Namun pada awal abad ke-19 jumlah
orang Kristen di Cina sudah mencapai ± 250.000. sejumlah besar adalah anggota
Gereja katolik Roma, sebagian lagi orang ortodoks Rusia. Kekristenan sulit berakar dalam
kebudayaan Cina, dimana baik filsafat Kong Hu Cu maupun agama Buddha sudah
mendarah daging. Ditambah
lagi negeri Cina secara politis menutup diri terhadap segala pengaruh dari
luar.
· Pada
tahun 1800 orang Cina dilarang mengajarkan bahasa Cina kepada orang asing, Penerbitan
buku-buku Kristen dalam bahasa Cina juga dilarang, Pedagang-pedagang asing
hanya diberi izin berdiam di pelabuhan Makao dan di Canton,[28]Teologi
gereja Cina cenderung bercorak sinkretis dan melemahkan gereja,[29]Gereja
tergantung pada perlindungan pemerintah, sehingga agama Kristen berhasil dengan
dukungan pemerintah, tetapi mundur apabila pemerintah bersikap keras ataupun
pada saat pemerintah pusat lemah.[30]
· Penyebab tidak berhasil perluasan
dalam kekristenan pada saat itu, karena rahib-rahib Nestorian suka mengasingkan
diri dan memandang remeh pernikahan, sedangkan agama Kong Hu Cu menekankan
hidup berkeluarga, walaupun
secara etika ajaran Kristen dengan Khong Hu Cu banyak kesamaan.
· Karena agama Budha menganggap
Kristen sebagai persaing, sehingga tokoh-tokoh Budha dengan keras menantang
kedatangan para rahib Kristen dan menyerang biara-biara Kristen.[31]
· Pada tahun 1949, menjadi tantangan
oleh pendeta lokal di Cina karena mengalami tekanan dari komunis, sehingga
harus melaksanakan penginjilan secara bersembunyi atau dibawah tanah.
Penguasaan tersebut juga meliputi lembaga pendidikan milik Kristen diambil alih
oleh pemerintah Cina Komunis. Dari tahun 1949 sampai 1970 lebih dari 25 juta
jiwa Kristen yang dibunuh di Cina dan pada zaman Mao Zedong seluruh gereja di
tutup.Umat Kristen tetap bertahan walaupun harus mengalami penderitaan dan
hidup di dalam bawah tanah, karena perubahan sistem yang dilakukan Cina Komunis
dengan menghapus kapitalisme, imperialism, modernism, intelektualisme, pengaruh
asing dan kekristenan. Penyebab kemunduran Cina, karena sistem Cina Komunis
yang tidak memikirkan masa depan rakyat Cina, sehingga orang-orang yang
berkualitas(terpelajar) di Cina dipenjarahkan karena ketidak setujuan dari
sistim Cina. Pada tahun 1972, Gereja di Beijing dibuka karena permintaan para
diplomat Afrika dan Indonesia, kehadiran tersebut dihadiri oleh orang-orang
asing. Pada tahun 1976, terjadi perubahan karena Mao dan Zhou Enlai yang
memimpin Cina Komunis telah meninggal dan anggota komunis juga menyadari bahwa
terjadi kesalahan dalam sistim komunis. Deng Xiao Ping, melakukan terobosan dan
pembaharuan, ini menjadi hal yang baik terjadi kembali lagi oleh umat Kristen
di Cina. Pada Tahun 1979, walaupun gereja
masih dikontrol oleh pemerintahan, namun gereja sudah diizinkan kembali untuk
dibuka. Uskup K.H Ting (dari Gereja Episkopal Protestan dan pemimpin Lembaga percetakan
Alkitab Protestan di Cina), membangkitkan kembali umat Kristen, untuk persatuan
gereja Protestan. Pemerintah memberikan dukungan dengan gerakan persatuan ini,
namun gereja-gereja bawah tanah masih waspada karena masih takut dibawah arahan
pemerintah. Dari izin tersebut menjadi perkembangan akhir tahun 1970-an dan
tahun 1980-an, jutaan orang Tionghoa bertobat. Pada tahun 1977 dan 1984
perkembang yang maju di Cina, berjuta-juta orang telah menjadi menjadi percaya
kepada Kristus. Di Cina juga Jumlah orang Protestan lebih banyak dibanding jumlah orang Roma-Katolik.[32]
2.8.Tokoh-tokoh
yang Berperan Dalam Sejarah Kekristenan di Cina dan Misi Protestan Perkembangan Gereja di Cina serta Metode Pekabaran Injil
yang Diterapkan
1.
Matteo
Ricci (1552-1610)
Ricci
dilahirkan di Tuscany, Italia pada tahun
1552. Pada Tuhan 1571 ia memasuki ordo Yesuit. Ordonya kemudian
mengutussnya ke Goa. Setelah empat tahun ia mengajar pada seminar ini, Ricci
berpindah ke Macao, ia mempelajari bahasa dan kebudayaan Tiongkok. Pada tahun
1583 ia berangkat ke Tiongkok dan berdiam di Chao King, ibu kota provinsi
Kanton. Di Chao King, Matteo berusaha untuk meyakinkan orang Tionghoa bahwa
orang asing bukanlah orang Barbar. Ia menunjukkan keahliannya dalam memperbaiki
jam dan membuat peta bumi. Disamping itu juga ia menjelakan ajaran Kristen
tidak bertentabgan dengan kebuadayaan-kebudayaan Tionghoa. Itulah sebabnya Matteo menyesuaikan
agama Kristen dengan bentuk-bentuk kebudayaan Tionghoa. Seorang Kristen yang sudah dibabtis
tetap di perkenankan untuk mengadakan penghormatan kepada Kong Hu Cu dan arwah
leluhurnya. Dalam melakukan Pekabaran Injil Seorang pekabar Injil yang hendak
bekerja di Tiongkok haruslah memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
1. Jika
mereka ingin membawa orang Tionghoa kepada Kristus; mempelajari sastra dan
bahasa Tionghoa , serta mengenai ilmu pengetahuan Barat dan Iman Kristen.
2. Mengenakan
pakaian Tionghoa. Matteo
pada mulanya memakai pakaian rahib Buddha, namun kurang dihormati, maka ia
menukarkannya dengan pakaian cendekiawan Kong Hu Cu.
3. Memakai
arsitektur Tionghoa untuk bangunan Gereja, Memakai bahasa Tionghoa dalam ibadah
Kristen, Memakai istilah-istilah Tionghoa dalam mengungkapkan ajaran Kristen.
4. Membuktikan
bahwa agama Kristen tidak bertentangan dengan struktur masyarakat Tionghoa.
Dengan demikian, usaha pekabaran Injil
Matteo berhasil di Tiongkok. Ia
juga menyusun buku katekisasi dalam bahasa Tionghoa serta menejermahkan sepuluh
hukum ke dalam bahasa Tionghoa.[33]
2.
Robert
Morrison (1782-1834)
Robert Morrison berasal dari
keluarga sederhana. Pada tahun 1804 ia pindah ke London, dimana ia dididik
sebagai pendeta Gereja Presbiterian. Selain teologi, Morisson belajar
kedokteran dan ilmu astronomi, barangkali ia mengingat pengalamannya dengan
Ricci di Cina. Ia tinggal satu rumah dengan sahabatnya seorang bangsawan Cina,
sehingga ada kesempatan mempelajari bahasa Cina baginya. Sebagai latihan
Morisson menyalin kamus bahasa Cina dan beberapa bagian PB dalam versi Katolik
Roma. Morisson tiba di Canton pada tahun 1807, mula-mula ia ia hidup
sembunyi-sembunyi, sambil belajar bahasa Cina dari seorang Katolik Cina hingga
pada tahun 1709 bahasanya sudah cukup baik, sehingga ia diangkat jadi
penejermah perusahaan Inggris, East India
Company. Metode yang dilakukan Morrison
ialah memprioritaskan penerjemahan Alkitab dan buku-buku Kristen,
ia menyusun kamus Bahasa Inggris-Cina. Morisson suka memakai huruf roman
daripada huruf Cina yang diperindah akibatnya orang-orang biasa mudah mengerti. Pada tahun 1813 Wiliam Milne tiba di
Canton.Ia mengalami kesulitan untuk tinggal di Cina hingga ia pindah ke Malaka.
Morisson dan Milne bekerja sama, mereka membuka sekolah Anglo-Chinese College. Hingga tahun 1833, empat puluh orang sudah
tamat dari sekolah itu dan 15 0rang yang sudah menjadi Kristen.Hanya beberapa
orang saja yang menjadi orang Kristen melalui pelayanan Morisson ini. Orang
pertma yang dibabtisnya ialah
Liang-A-Fa. Liang ini mengarang buku-buku Kristen , tafsiran-tafsiran,
dan ia mengabdikan diri pada PI dan mengedarkan buku-buku di Cina.[34]
3.
Kekristenan
dan Imperialisme
Pada abad ke-19 Cina terpaksa membuka
diri terhadap negara-negara Barat. Pengaruh
negara-negara Barat menjadi besar di Cina (imperialisme)[35],
meskipun Cina tidak pernah diperintah langsung oleh negara-negara Barat
(Kolonialisme), seperti yang terjadi di India. Semakin
besar pengaruh negara-negara imperialis di Cina, semakin besar juga kebencian
bangsa Cina terhadapnya. Pemerintah
Cina menolak semua hubungan diplomatik
ataupun hubungan perdagangan dengan negara-negara asing. Sikap tertutup bangsa Cina menimbulkan ketegangan
dan dianggap
sebagai kesombongan oleh orang Barat.[36]
4.
Husdon
James Taylor (1832-1905)
James Husdon Taylor adalah salah seorang pekabar Injil
yang berasal dari Inggris yang bekerja di Tiongkok (Cina) pada pertengahan abad
ke-19. Ia dilahirkan pada tahun 1832. Taylor diutus Chenese Evangelization Society, yaitu lembaga yang memusatkan
perhatiannya pada pekabaran Injil di Tiongkok. Husdon tiba di Tiongkok pada
tahun 1853 pada usianya 21 tahun, ia mengelilingi seluruh Tiongkok bersama
dengan pekabar injil yang lain yaitu Willian Burns yang telah terlebih dahulu
berada di Tiongkok. Kemudian Taylor menikah dan keluar dari Chenese Evangelization Society, akhirnya
ia bekerja ssendiri dan menggantungkan hidupnya kepada Tuhan. Taylor adalah pietis.Ia
bekerja sangat giat. Ia sangat terharu bila melihat umat yang belum mengenal
dan mendengar berita keselamatan itu, ia menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa
Tionghoa. Ia sungguh jatuh cinta dengan
rakyat Tionghoa, dan ia merasa berutang kepada rakyat Tionghoa karena dari 18
provinsi disana masih 11 yang disentuh Injil. Taylor merencanakan cara PI yang
baru, maka ia mendirikan lembaga PI baru dengan nama CIM (China Island
Mission), kemudian diganti menjadi OMF. (Overseas Misssionary Fellowship/
Persekutuan PI seberang lautan). Dengan nama ini wilayah pekerjaan OMF tidak
lagi terbatas pada wilayah tertentu yaitu di Tiongkok tapi dimana ssaja.[37]Pada tahun 1800-an, para missionaris
Prostestan melalui jalur perdagangan. Hudson
Taylormasuk ke Cina dengan gaya yang kontekstual (mengapdosi pakaian dan
kebiasaan Cina).[38]
Hudson Taylor yang mempunyai misi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang
Cina tentang keselamatan yang ada dalam Yesus Kristus untuk itu pada tahun 1865
Hudson Taylor mendirikan China Inland Mission (Pekabaran Injil
Pendalaman Tiongkok), sebagai tombak pengabaran Injil ke
desa-desa dan kota-kota. Mereka telah mengabarkan Injil di 11
wilayah daerah Cina dan menerima misionari dari seluruh dunia yang berbeban
untuk mengabarkan Injil kepada rakyat Cina.[39]
5. Timothy Richards (1845-1920
Mengenai Kekristenan dan Revolusi di Cina)
Richard bertobat
pada masa kebangunan rohani.Richard tiba di Cina pada tahun 1870 sebagai utusan
Babtist Missionary Society.Banyak strategi yang ia lakukan
dalam penginjilan, yaitu membuka sekolah di ibukota setiap propinsi Cina,
menerbitkan majalah (Ilmu pengetahuan dan Kristen). Hal ini menjadi teladan
bagi badan-badan protestan lain dalam mengembangkan pendidikan di Cina seperti
Gereja Anglikan di Shanghai, Gereja Metodis di Nanjing pada tahun 1889, misi
Presbiterian Amerika di Canton pada tahun 1983, dan American Broad
(Kongregasionalis) di T’ung Chow pada tahun 1893. Pada tahun 1890 universitas
Beijing didirikan oleh yayasan antar-gereja. Secara kasat mata hampir sama
dengan pelayanan Hudson Taylor namun mempunyai perbedaan yang jelas, bahwa
Richards pendekatan dengan golongan pendidikan di Cina, yang memberikan
pengetahuan modern untuk menjangkau kaum elite dan mempermudah menjangkau
masyarakt luas. Sedangkan Hudson pendekatan dengan adat dan kebiasaan Cina sebagai jalan penginjilan pribadi.Asas-asas misi Richard berbeda dengan
strategi CIM oleh Husdon Taylor. Richard bercita-cita mengkristenkan golongan
berpendidikan di Cina dengan metodenya yaitu melalui pengajaran nilai-nilai
Kristiani dan ilmu pengetahuan modern, yaitu Richard pada tahun 1875 menetapkan
pusat misi Babtist di Shantung, ia membuka sekolah di ibukota setiap provinsi
Cina. Richard menerbitkan majalah Kriten, majalah ilmu pengetahuan. Kebijakan
Richards diikuti oleh badan-badan protesstan lain, sehingga sekolah-sekolah
didirikan di seluruh Cina. Menjelang akhir abad ke-19 dibuka beberapa
universitas dan perguruan tinggi, oleh Gereja Aglikan di Shanghai, Metodis di
Nanjing.Kekristenan berkembang cepat di Cina pada masa revolusi, paroan pertama
abad ke-20. Pada tahun 1914 diperkirakan ada 300.000 orang protesstan di
Cina.jumlah pemeluk Katolik Roma
bertambah hampir dua kali lipat dari 750.000 pada tahun 1900 menjadi 1.300.000
pada tahun 1914. Dalam suasana anti imperialis, semua gereja mempercepat program
pendidikan kaum Klerus berkebangsaan
Cina.[40]
6.
Sun
Yat Sen (1866-1925)
Sun Yat Sen berasa dari Cina Selatan dan
sempat bersekolah di sekolah Anglikan di Honolulu (USA).Ia menjadi Kristen dan
di baptis di Hong Kong pada tahun 1884, kemudian lulus sebagai alumni pertama
sekolah tinggi kedokteran di Hong Kong pada tahun 1892. Ia mengorganisir
beberapa kelompok kecil revolusioner di Cina. Di dalam pembuangan ke London,
Sun tetap mendukung gerakan revolusioner, dengan akibat ia sering menghadapi
bahaya. Ia pernah diculik oleh mata-mata pemerintah Manchu, tetapi berhasil
dibebaskan. Pada tahun 1911 gerakan revolusi merebut kekuasaan dan
memproklamirkan Cina sebagai republic.Sun dipanggil dari London menjadi
presiden pertama republik Cina. SunYat
Sen bercita-cita mendirikan republik modern berdasarkan nasionalisme, demokrasi
dan reformasi ekonomi Cina. Akan tetapi, pemerintah pusat kurang kuat sehingga
ia tidak mampu menguasai atau mempersatukan negara. Pada tahun 1921 partai
komunis didirikan di Cina. Mula-mula
kaum komunis bergabung dengan Guomindang, yaitu partai nasionalis Cina, di
bawah pimpinan Sun Yat Sen. Akan tetapi Sun Yat Sen meninggal pada tahun 1925.[41]
7.
Jiang
Kai-shek
(1887-1975)
Jiang merupakan pemimpin baru
Goumindang, didukung oleh kelas menengah yaitu para pedagang dan pemilik bank
yang ingin mengakhiri peperangan dan kekacau-balauan. Jiang di babptis pada tahun 1930 dan
mendukung umat Kristen terutama sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang didirikan lembaga misi. Beberapa tokoh pemerintahan adalah orang
Kristen. Istri Jiang (adik istri Sun Yat Sen)
adalah seorang pendeta. Partai
komunis didukung oleh kaum petani dan beberapa mahasiswa. Propaganda komunis menyerang baik
imperialisme maupun kekristenan dan menghasut peperangan antar golongan
masyarakat. Jiang menyerang
dan mengepung kaum komunis sehingga tentara merah terpaksa mundur. Mao Zedong
memimpin tentara komunis dalam “Mars Panjang” pada tahun 1934, dari Hunan ke
pusat baru di daerah pegunungan Cina Utara pada tahun 1937 Jepang menyerbu Cina
dan merebut sebagian negri itu yang dikuasainya pada tahun 1946.[42]Ditengah-tengah
kedua ancaman itu, pemerintah Jiang
berusaha membina kehidupan sosial
dan ekonomi masyarakat, serta membangun politik dalam negerinya menurut tokoh demokrasi Amerika.[43]
III.
Kesimpulan
Banyak
pihak-pihak tertentu yang terlalu tertarik dan prihatin akan perlunya Kabar
Baik itu disampaikan untuk orang Cina. Begitu panjang sejarah Kekristenan bisa
sampai di negeri tirai bambu itu. Begitu banyak pula yang harus mereka sadari
akan banyaknya hal-hal yang harus dimengerti terlebih dahulu sebelum
menyampaikan Kekristenan tersebut. Mereka harus mengetahui bagaiman Cina itu
beserta dengan aspek-aspek kehidupan yang sudah terpapar dengan jelas tersebut,
aspek kehidupan Cina ini juga lah yang menjadikan faktor perkembangan agama
Kristen dan tidak bisa juga dipungkiri menjadikan beberapa hal yang mampu
menghambat sampainya Kabar Baik itu. Termasuk system kepercayaan yang sudah
mereka kenal awal sebelum Kristen, baik itu
pengaruh kepemimpinan Cina dan juga adat istiadat mereka, itu juga mampu
menjadi faktor penghambat. Banyak misionaris yag diutus ketempat itu, yaitu
seperti Matteo Ricci Hudson James Taylor, Matteo Ricci, Timothy Richards, Jiang
Kai-shek, dan Sun
Yat Sen. Dan bisa kita lihat sampai saat ini, kuasa Roh Kudus yang menaungi
para Misionaris memperlihatkan bukti yang cukup kuat bahwa Kekristenan sampai
di tempat itu. Dengan sejarah ini, juga memberikan bag kita sumbangan
pengetahuan baru, bagaimana sejarah Kekristenan tersebut.
IV.
Daftar
Pustaka
…. Oxford, Ensiklopedia Pelajar Benin-Elemen, Oxford: PT. Widaraya, 1995
Berkhof, H.. Sejarah Gereja, Jakarta : Gunung Mulia, 1986
Culver, Jonathan, Sejarah Gereja Asia, Bandung:Biji sesawi, 2014
De Jonge,
Christiaan, Menuju Keesaan Gereja
Sejarah, Dokumen,-dokumen dan Tema-tema Gerakan Okumenis, Jakarta:
BPK-Gunung Mulia, 1990
E. Hoke,
Donald, Sejarah Gereja Asia, Malang:
Gandum Mas, 2000
Hartono,
Chris, Ketionghoan dan Kekristenan, Jakarta:
BPK-Gunung Mulia
Jonge ,dan
S. Aritonang,
Jan, Apa dan Bagaimana Gereja, BPK-Gunung
Mulia, 1989
M. Daulay,
Richard,
Kekristenan dan Kesukubangsaan, Yogyakarta:
Taman Pusstaka Kriten, 1996
Ruck,
Anne, Sejarah Gereja Asia, Jakarta:
BPK-GM, 1997
Ruck,
Anne, Sejarah Gereja Asia, Jakarta:
BPK-GM, 2013
S. Buck,
Pearl,, Negara dan Bangsa, Jakarta:
PT Widyadara, 1995
Wellem,
F. D., Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, Jakarta:
BPK-Gunung Mulia, 2002
Wetzel, Klaus. Kompedium Sejarah Gereja
Asia, Malang
: Gandum Mas, 2000
Sumber Lain:
https://int.search.tb.ask.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=cina+dan+kehidupannya,
diakses pada tanggal 03 April 2018, pukul 11:57
www.sabda.org/misi/artikel_isi.php?id=5, diakses tanggal 03 April 2018 pukul 23:43 WIB.
geografisku.blogspot.co.id/2016/03, diakses pada
tanggal 03 April 2018 pukul 11:23
[1]…. Oxford, Ensiklopedia Pelajar Benin-Elemen, (Oxford: PT. Widaraya, 1995),
123
[2] geografisku.blogspot.co.id/2016/03,
diakses pada tanggal 03 April 2018 pukul 11:23
[3]Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, (Jakarta: BPK-GM, 2013), 139
[4]Pearl, S. Buck, Negara dan Bangsa, (Jakarta: PT
Widyadara, 1995), 51-52
[5] https://int.search.tb.ask.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=cina+dan+kehidupannya, diakses pada tanggal 03 April
2018, pukul 11:57
[6]Feodalisme adalah
struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan kalangan
bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui
kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra.
[7]http://uun-halimah.blogspot.co.id/2008/04/sistem-kepercayaan-orang-cina.html,
diakses pada tanggal 03 April 2018 pukul 12:17
[8]Anne
Ruck, Sejarah Gereja Asia,
46-47
[9]
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, 46-47
[10] Ajaran
Konfusianisme atau Kong Hu Cu, istilah aslinya adalah Rujiao yang berarti agama
dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur.
[11] Chris Hartono, Ketionghoan dan Kekristenan (Jakarta:
BPK-Gunung Mulia), 53
[12] Richard M. Daulay, Kekristenan dan Kesukubangsaan, (Yogyakarta:
Taman Pusstaka Kriten, 1996) , 16-19
[13] C. D. Jonge dan Jan S.
Aritonang, Apa dan Bagaimana Gereja, (BPK-Gunung
Mulia, 1989), 67
[14]
Christiaan De Jonge, Menuju
Keesaan Gereja Sejarah, Dokumen,-dokumen dan Tema-tema Gerakan Okumenis, (Jakarta:
BPK-Gunung Mulia, 1990), 73
[15]Klaus Wetzel. Kompedium Sejarah Gereja Asia.(Malang :
Gandum Mas, 2000), 296
[16] Donald E. Hoke, Sejarah Gereja Asia, (Malang: Gandum
Mas, 2000), 169-170
[17]Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, (Jakarta: BPK-GM, 1997), 44
[18] Agama
Zoroaster adalah ajaran filosofi yang dibawa oleh seorang nabi Persia kuno
bernama Zarathustra yang hidup sekitar tahun 1100-550 SM,
beberapa ahli sejarawan berpendapat nabi ini hidup sekitar 1600-600 SM. Inti
ajaran Zoroaster adalah kepercayaan dan penyembahan kepada Ahura Mazda (Tuhan
yang bijaksana), karena itu Zoroaster sering di sebut “Mazdayasna”.
[19] Jonathan Culver, Sejarah Gereja Asia , (Bandung:Biji
sesawi,2014), 54
[20]
Donald E. Hoke, Sejarah Gereja
Asia, 171
[21]
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia,
45
[22]
Donald E. Hoke, Sejarah Gereja
Asia, 171-172
[23] Ordo
Fransiskan adalah sebuah kelompok yang terkait ordo keagamaan mendikan dalam Gereja Katolik, didirikan
pada tahun 1209 oleh Fransiskus dari Asisi. Ordo mendikan adalah ordo yang
merujuk pada ordo monastik religius Kristen yang bergantung penuh pada bantuan/
sumbangan/ pemberian dari pihak lain dalam menjalankan kelangsungan kehidupan
mereka.
[24]Donald E. Hoke, Sejarah Gereja Asia, 176
[25]Donald E. Hoke, Sejarah Gereja Asia, 178
[26]Donald E. Hoke, Sejarah Gereja Asia, 183
[27] Donald E. Hoke, Sejarah Gereja Asia, 172-173
[28]
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, 137
[29]
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia,
44
[30]
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia,
44
[31]H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia,
cek 5: 1986). 92
[32]Klaus Wetzel. Kompedium Sejarah Gereja Asia.(Malang :
Gandum Mas, 2000). 296
[33]
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam
Sejarah Gereja, 162-163
[34]
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, 137-139
[35] Imperialisme
adalah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau
pemerintahan atas daerah lain.
[36]
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, 139
[37] F. D. Wellem, Riwayat
Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia,
2002), 178
[38]www.sabda.org/misi/artikel_isi.php?id=5, diakses tanggal 03 April 2018
pukul 23:43 WIB.
[39]H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia,
1986), 358
[40]
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, 149-151
[41]Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia,150
[42]Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, 150-151
[43]H.Berkhof.
Sejarah Gereja, 358-359
Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Deng Xiao Ping, dikenal sebagai “Bapak Reformasi” Tiongkok, Bapak Deng di tahun 1978 mengumumkan kebijaksanaan baru, “Kebijaksanaan Pintu Terbuka”
BalasHapusSaya mencoba menulis blog tentang Deng Xiao Ping, semoga anda juga suka: https://stenote-berkata.blogspot.com/2021/06/wawancara-dengan-bapak-deng.html