Pengajaran PAK Kepada Anak Balita
Pengajaran PAK Kepada
Anak Balita (Bawah Lima Tahun)
I.
Pendahuluan
Kita telah mempelajari pendidikan agama Kristen
terhadap anak dan remaja. Pada saat ini kita akan membahas bagaimana cara
mengajar kepada anak balita denngan berbagai metode dan media yang sesuai yang
aka digunakan. Pengajaran yang baik adalah tujuan utama untuk kita yang bekerja
di ladang Tuhan. Kami para penyaji akan mencoba untuk mempraktekkan cara
pengajaran terhadap anak balita, dan tema pengajaran yang kami angkat adalah
yang tertulis dalam Lukas 2:1-20 yaitu mengenai kelahiran Yesus dan
gembala-gembala. Semoga paper yang kami paparkan ini dapat bermakna bagi kita
setiap pribadi terkhususnya di bidang pelayanan kita nantinya.
II.
Pembahasan
2.1 Pengertian
Mengajar
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu
dari seseorang Guru kepada murid-murid. Mengajar ialah menanamkan sikap dan
nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan dasar dari seseorang yang telaha
mengetahui dan menguasainya kepada seseorang. Mengajar terjadi baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Selain itu, mengajar juga dapat diartikan membimbing
seseorang atau sekelompok orang supaya belajar berhasil. [1]Metode
mengajar adalah suatu cara yang
sistematik dalam mengajar atau menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik.
2.2 Pengertian
Anak Balita
Anak
Balita sebagai masa emas atau "golden age" yaitu insanmanusia
yang berusia 0-5 tahun (UU No. 20 Tahun 2003),meskipun sebagian pakar menyebut
anak balita adalah anak dalam rentang usia 0-8 tahun. Balita juga dapat
diartikan sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halusdan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya
cipta,kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional(sikap dan
perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yangkhusus sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembanganyang sedang dilalui oleh anak tersebut.[2]
2.3 Psikologi
Perkembangan Anak Balita[3]
0-1 Tahun
|
Secara Fisik
|
-
Bayi
bertumbuh dengan cepat dan mulai berjalan pada usia 8-20 bulan.
-
Pada usia ini bayi mempunyai kecepatan
belajar paling cepat selama periode hidupnya.
-
Bayi
mulai belajar memutar, berguling, bangun, merangkak, tertatih-tatih berjalan,
berjalan tegak, berlari, dan mengomunikasikan kebutuhannya kepada ibunya.
|
|
Secara Mental
|
-
-
Intelektualitas bayi mulai bertumbuh.
-
-
Mereka belajar berbicara dari orang tuanya dan orang disekitarnya dengan
kata-kata yang singkat.
-
-
Mereka dapat belajar melalui permainan yang diulang-ulang.
-
|
|
Secara Emosi
|
-
Bayi
mempunyai kebutuhan yang paling mendasar yaitu kasih sayang dan keamanan.
-
Orang
tua mempunyai tanggung jawab yang utama dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
-
Kasih
sayang dapat diberikan melalui komunikasi yang efektif dan sikap seperti
perilaku yang baik kepada anak.
-
Perlakuan
orang tua kepada anak secara mendalam akan dirasakan anak sehingga hal itu
akan ditanggapi dengan baik, nyaman dan menyenangkan.
|
|
Secara Sosial
|
-
Bayi
mempunyai ikatan terbaik dengan orang tuanya dan orang-orang di rumahnya.
-
Mempunyai
sifat individualistis karen semua orang menjaga dan memerhatikannya.
|
|
Secara Spritual
|
-
Bayi
perlu mendapat pengajaran rohani melalui apa yang dilihatnya.
-
Mereka
mempunyai iman yang sederhana melalui keyakinan dan keteladanan orang tuanya.
|
2-3 Tahun
|
Secara Fisik
|
-
Bertumbuh
dengan cepat, aktif banyak menggunakan energinya untuk bermain-main, dan
otot-otot tangan dan kakinya bertumbuh cepat.
-
Mereka
mulai dapat berkata-kata secara singkat.
|
|
Secara Emosi
|
-
Mereka
cenderung tidak stabil dan pemarah.
-
Mereka
sangat mengharapkan rasa aman, kasih sayang dan perhatian.
-
Kadang-kadang,
ia tidak dapat mengungkapkan perasaannya tetapi melalui tindakan.
-
Mereka
mulai belajar mengungkapkan perasannya kepada orang di rumahnya, khusus
ibunya.
|
|
Secara Mental
|
-
-
Mereka hidup dalam dunia yang terbatas.
-
Mereka
tidak dapat mengerti konsep waktu, ruang, dan jumlah.
-
Mereka
tidak tergantung kepada daya ingatnya sehingga memerlukan banyak pengulangan.
Jadi mereka memerlukan guru yang dapat berkomunikasi dengan menggunakan kosa
kata yang dapat dimengertinya.
|
|
Secara Sosial
|
-
Mempunyai
hubungan yang baik dengan orang tuanya juga orang di rumahnya.
-
Sangat
individualis dan dekat dengan orang yang menjaganya. Oleh karena itu, dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti mereka, fungsi orang tua sangat
penting dalam mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran firman Allah.
|
|
Secara Rohani
|
-
Mereka
mempunyai iman yang sederhana.
-
Untuk
mengembangkan kerohaniannya, mereka diajar dengan contoh, sikap, dan
tindakan.
|
4-5
Tahun
|
Secara Fisik
|
-
Mereka
bertumbuh lebih cepat pada usia 4 tahun.
-
Mereka
mulai tumbuh lebih tinggi, otot besarnya terus bertumbuh, suka
melompat-lompat untuk melenturkan otot-otot besarnya.
-
Koordinasi
otot sangat kurang. Koordinasi mata dan tangan kurang bagus tetapi berkembang
menjadi lebih baik. Untuk itu program yang memberikan kebebasan bergerak,
kemudian diselingi periode aktivitas dan istirahat sangat diperlukan. Namun,
pertumbuhannya agak melambat pada usia 5 tahun.
|
|
Secara Mental
|
-
Mereka
disebut “anak TK yang tajam” karena ketajamannya dalam berimajinasi.
-
Mereka
suka melebih-lebihkan cerita.
-
Mereka
sering mencampuradukkan antara kebenaran dan kesalahan atau antara kenyataan
dan fantasi. Untuk itu, mereka perlu ditolong supaya dapat membedakan antara
fantasi dan realitas.
|
|
Secara Emosional
|
-
Mereka
sudah dapat mengendalikan emosinya. Namun, mereka masih saja memiliki ledakan
emosi.
-
Mereka
juga merasakan rasa takut, kurang aman karena petumbuhan dn perkembangannya.
-
Mereka
memerlukan kestabilan dan lingkungan aman yang didukung orang dewasa yang
dapat dipercayainya.
|
|
Secara Sosial
|
-
Hubungan
sosial mereka berkembang cepat sejak masuk TK.
-
Mereka
tertarik pada aktivitas kelompok.
-
Mereka
menyadari adanya kelompok tetapi mungkun malu bergabung. Namun, beberpa anak
dapat lebih cepat bergabung dalam kelompok.
-
Dalam
pergaulan, emosinya seringkali diungkapkan secara negatif seperti menggigit,
mendorong atau memukul adik laki-laki, perempuan, atau teman-teman
bermainnya.
|
|
Secara Spritual
|
-
Mereka
akan berkembang bila diajari kebenaran dan pengetahuan Alkitab..
-
Pengajaran
rohani yang diberikan untuk anak harus dilakukan secara konkret, literal, dan
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
-
Mereka
perlu diajarkan tentang Tuhan Yesus yang mengasihinya, doa-doa yang sederhana
dan nyanyian-nyanyian rohani untuk anak-anak. Namun, harus diperhatikan juga
bahwa pengajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat intelektualitas.
|
2.4 Metode
Pengajaran
Metode adalah alat sederhana yang digunakan guru
untuk mengomunikasikan ilmu yang di dalamnya terdapat idealisme dan kebenaran.
Metode adalah alat atau cara mengajar yang di dalamnya terdapat pengalaman dan
bahan pelajaran sehingga keduanya menjadi mata rantai yang saling berhubungan.
Adapun metode pengajaran balita adalah:
1.
Menggambar
Menggambar adalah salah satu cara untuk anak-anak
dapat mengungkapkan perasaan mereka tentang sesuatu.[4]
2.
Bercerita
Metode bercerita adalah suatu cara mengajar dengan
cara bercerita. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah.
Karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari
seseorang kepada orang lain.[5]
3.
Permainan
Kartu Memori
Permainan ini begitu sederhana, namun sangat
mengasyikkan terutama jika dimainkan bersama teman-teman. Ide dasar permainan
ini adalah anak-anak harus mengingat gambar atau posisi kartu yang memuat
gambar-gambar tertentu. Dan jika anak-anak berhasill membuka dua kartu yang
bergambar sama atau gambar saling berpasangan, anak-anak akan memperoleh poin.[6]
4.
Pantomim
Murid-murid bermain sandiwara, hanya tidak
berbicara. Guru atau murid yang lain membwakan cerita dan para pemain
membawakan peranan mereka. Pantonim ini juga dipakai sebagai permainan dalam
kelas, yang kata-katanya digambarkan dengan gerak-gerik, kemudian maksud dari
gerakan pantonim itu harus diterka oleh murid-murid yang lain.[7]
5.
Pembacaan
Gambar
Bukan hanya kata-kata yang dapat dibaca, melainkan
gambar-gambar dapat dibaca juga. Jika kita akan memperlihatkan sebuah gambar
yang berhubungan dengan pelajaran dan memakai langkah-langkah berikut:
-
Memberi
nama, murid-murid diminta menyebutkan, apa yang terlihat dalam gambar itu.
-
Memberi
penjelasan, Setelah murid-murid sadar tentang hal-hal penting dalam gambar itu,
mereka dapat menjelaskan atau bercerita tentang kejadian apa yang ada dalam
gambar itu.
-
Menafsirkan,
Anak-anak yang lebih tua dapat mengerti perubahan raut muka dan gerakan tubuh
orang.[8]
6.
Nyanyian
Seharusnya guru memilih nyanyian yang sesuai dengan
kemampuan anak-anak serta sesuai dengan pelajaran. Nyanyian itu hendaknya
bermakna bagi anak-anak, serta mudah dinyanyikan oleh mereka.[9]
7.
Mendengarkan
Musik
Selain dipergunakan untuk mengiringi nyanyian, musik
dapat juga untuk didengarkan. Seorang guru dapat memainkan alat musik (piano,
gitar) dengan nada lembut, atau sebuah tape cassette dapat diperdengarkan.
Musik yang diperdengarkan sebaiknya musik gerejawi atau lagu-lagu sekolah
minggu. Musik dapat digunakan di seluruh sesi. Hal ini paling banyak digunakan
selama bersama waktu. Instrumen ritme dapat diperkenalkan serta bernyanyi.
Rekaman dapat membantu.[10]
8.
Doa
Kebiasaan berdoa dari orang tua, guru sekolah
minggu, teman-teman, dan orang lain agar dapat menolong anak-anak belajar
berdoa. Tetapi walaupun anak sering endengar orang lain berdoa, belum tentu
anak itu sendiri akan berdoa. Oleh karena itu seoranng guru harus berusaha agar
anak-anak dapat berdoa secara biasa dan wajar.
9.
Percakapan
Percakapan adalah pertukaran pembicaraan tentang
hal-hal yang menarik kedua belah pihak dalam pembicaraan itu.
10.
Hasta
Karya
Hasta karya atau pekerjaan tangan, penting bagi
anak-anak seumuran ini. Sebab anak indria senang menggunting, menempel,
menggambar, mewarnai, dsb.
2.5 Media
Pengajaran
Media adalah sarana (prasarana) pengajaran
pendididkan yang fungsinya dapat dipergunakan untuk membantu tercapainya suatu
tujuan. maka untuk itu media pendidikan adalah sarana prasarana yang membantu proses pendidikan
sehingga tujuan pendidikan dapat berhasil
dengan baik. Dalam dunia pendidikan/pengajaran media ini disebut dengan alat peraga ada juga
yang menyebut dengan audio visual aid (ava=alat bantu pandang dengar) dan
fungsinya untuk membantu proses mengajar melalui penglihatan dan pendengaran ava disamakan juga dengan teaching material
atau instruksional material.
Media pendidikan digunakan dalam interaksi educative
antara guru dan siswa didalam maupun diluar kelas yang berfungsi sebagai perantara atau
medium dan berfungsi sebagai alat atau
cara yang berhubungan dengan metode mengajar.
2.5.1
Jenis-jenis Media
Menurut DR.winarno surakhmad. M. Sc. Ed. Alat-alat
pelajaran dapat dibagi menjadi 3 golongan:
1.
Alat-alat
yang merupakan benda-benda sebenarnya yaitu benda-benda rill yang dipakai
manusia dalam kehidupan sehari-hari, kotak, kucing, kapur dan sebagainya.
2.
Alat-alat
yang merupakan benda pengganti, sering kali dalam bentuk tiruan benda yang
sebenarnya, gambar-gambar.
3.
Bahasa
baik lisan maupun tulisan, bahasa memberikan pengalaman verbal yang tingkat
tinggi abstraksinya. Dan pada umumnya audio visual ini dikelompokkan dalam 4
jenis.
·
Alat-alat
visual yang dilihat:
Misalnya:
film strips, transparancies, microprojection, papan tulis, gambar chart,
grafik, poster, dll
·
Alat-alat
auditif yang didengar
misalnya: record, radio, rekaman pada tape,
dll
·
Alat-alat
yang dilihat dan didengar
Misalnya:
film, tv, dll
·
Benda-benda
tiga dimensi
Misalnya:
bak pasir, koleksi diorama, model, dll. Yang bisa dipertunjukkan dalam pameran,
museum, dll.
Termasuk
disini: pantomime, dramasisasi, permainan peran (role-playing) sociodrama,
sandiwara boneka, dll.[11]
2.6
Contoh
Metode Pengajaran yag Para Penyaji Lakukan
-
Teks:
Lukas 2:1-7-20
-
Metode:
Cerita dan Bermain
-
Tema:
Bersyukur dan bersuka cita karena Sang Juruselamat telah lahir
-
Tujuan:
Supaya anak balita mengetahui bahwa kelahiran Yesus adalah sesuatu yang patut
dirayakan
-
Alat
Peraga: Boneka jari
-
Evaluasi:
Mewarnai gambar yang telah diberikan kepada anak balita dan menyebutkan gambar
apa yang telah diwarnainya.
-
Alasan:
Melalui metode ini, anak balita akan lebih tertarik dengan apa yang ada di
gambar dengan bermacam-macam warna sehingga anak merasa senang dan tertarik
dalam pengajaran itu.
-
Tempat:
Dalam sebuah gedung (disesuaikan)
-
Waktu:
10-15 menit
-
Nyanyian:
1.
Happy
ye ye ye
2.
Mari
kita bersuka ria
3.
Mana
jempol
4.
Selamat-selamat
datang
5.
Selamat
hari natal
III.
Kesimpulan
Dari pemaparan kami di atas, dapat disimpulkan bahwa
dengan metode dan media yang sesuai akan menyampaikan pesan Firman Tuhan atau
Firman Tuhan akan tersampaikan dengan baik, dalam arti anak balita akan boleh
seperti apa yang diinginkan dari metode ini. Karena dengan metode tersebut,
anak-anak akan lebih tertarik dalam memahami dan mencerna Firman Tuhan denga
baik dalam kehidupannya sehari-hari khususnya mereka mampu bersyukur dan
bersuka cita akan kelahiran Yesus sebagai Juruselamatnya.
IV.
Daftar Pustaka
Bahri, Syaiful
Djamariah, Guru dan Anak Didik Dalam
Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000
Blattner, Doris,
Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu,
Bandung:IKAPI, 2003
Daniel, Eleanor,
dkk., Introduction to Christiann
Education, (Cincinnati, Ohio A. Division of STANDEX INTERNATIONAL,
Corporation in USA, 1924
Lilik, Paulus
Kristianto, Prinsip dan Praktek
Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: ANDI, 2006
Pasaribu,
I.L. dan B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, Jakarta:
Tarsito, 1983
Roestiyah, Masalah-masalah ilmu keguruan, Jakarta:
Bina Aksara, 1986
www.
Njmomsguide.com
[1] I.L. Pasaribu dan B. Simandjuntak, Proses
Belajar Mengajar, (Jakarta: Tarsito, 1983), 7
[2] www. Njmomsguide.com
[3] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip
dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: ANDI, 2006), 88-90
[4] Doris Blattner, Metode Mengajar
Anak-Anak Sekolah Minggu, (Bandung:IKAPI, 2003), 26
[5]Syaiful Bahri Djamariah, Guru dan
Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 203
[6]Ibid,
104
[7] Doris Blattner, Metode Mengajar
Anak-Anak Sekolah Minggu, 26
[8] Ibid, 25
[9] Ibid, 26
[10] Eleanor Daniel, dkk., Introduction
to Christiann Education, (Cincinnati, Ohio A. Division of STANDEX
INTERNATIONAL, Corporation in USA, 1924), 1o8-109
[11] Roestiyah, Masalah-masalah ilmu keguruan,
(Jakarta: Bina Aksara, 1986), 65
Komentar
Posting Komentar
Jika ada tambahan kami sangat menerima dengan senang hati..