Dogmatika: Penciptaan (Providential dan Praedestinasi)


PENCIPTAAN
a.      Penciptaan-Pemerintahan dan pemeliharaan (Providential)
b.      Penciptaan-Pembebasan/pemilihan (Praedestinasi)
I.                   Pendahuluan[1]
Allah adalah Sang Pencipta dan yang memerintah setiap pergerakan yang ada di dunia. Allah juga memelihara semua yang telah di ciptakanNya baik makhluk hidup ataupun benda-benda yang lainnya yang merupakan ciptaan atau karya Allah sendiri. Karena benda-benda tersebut yang berupa langit dan bumi beserta segala isinya masih tetap bergantung pada Tuhan Allah setiap saat, karena Tuhan Allah adalah yang Mahakudus, Mahatinggi dan Sang Pencipta.
II.                Pembahasan
2.1. Pengertian Penciptaan
Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penciptaan berarti proses atau cara perbuatan menciptakan.[2] Menurut Karl Barth, penciptaan adalah karya Tuhan Allah untuk mempersiapkan adanya ruang kemungkinan bagi keselamatan yang akan dikerjakan oleh Tuhan Allah di dalam Kristus. Tuhan Allah telah bermaksud untuk menyelamatkan manusia di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan. Agar supaya maksud itu terlaksana, terlebih dahulu Tuhan Allah harus menjadikan dunia sebagai ruang atau tempat di mana keselamatan di dalam Kristus tadi dapat mungkin terjadi. Jadi penciptaan, adalah suatu keharusan. Tuhan Allah harus menciptakan dunia untuk memberi ruang dan tempat bagi setiap karya-Nya.[3]
2.2. Tujuan Penciptaan
      Alasan yang sama menyebabkan Allah merumuskan tujuan-tujuan dan ketetapan-ketetapan-Nya juga telah mendorong-Nya untuk  melaksanakan ketetapan-ketetapan itu. Maksudnya, Ia menciptakan segala sesuatu untuk kemulian-Nya sendiri. Pertama dan terutama, Ia menciptakan alam semesta ini untuk mempertunjukkan kemulian-Nya. Alkita menyatakan, “ Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh Bumi! Keagungan-mu yang mengatasi langit dinyanyikan” (Mazmur 8:2); “Langit menceritakan kemulian Allah” (Mazmur 19:2).[4]
2.3. Pemerintahan
2.3.1.                        Pengertian Pemerintahan
Pemeliharaan serta pemerintahan itu sejak dulu disimpulkan dalam pengetian Latin Providentia. Sebab kata itu tidak dapat hanya diterjemahkan dengan hanya sebuah istilah Indonesia. Asalnya pengertia itu ialah katakerja Latin Providere, yang berarti: memandang kedepan, melihat terlebih dahulu terjadinya sesuatu, dan sebab itu juga: terlebih dahulu mengambil tindakan-tindakan dahulu menyelenggarakan atau menyediakan sesuatu hal.[5] Setelah menunjukkan bahwa segala sesuatu bersumber pada ketetapan atau maksud Allah, dan bahwa Allah telah menciptakan seluruh alam semesta, baik yang berupa makhluk hidup maupun yang tidak makhluk hidup, Allah sebagai pencipta segala sessuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, berhak mutlak untuk memerintah alam semesta ini (Mat 20:15; Roma 9:20-21).[6]  Pemerintahan Tuhan Allah atas perjalanan hidup dunia ini bukan dipandang sebagai pemerintahan yang abstrak. Tuhan Allah dengan nyata benar menerobos segala pikiran dan perbuatan manusia yang baik maupun jahat, unuk mencapai tujuannNya menjadi sekutu umatNya. Pemerintahan Tuhan Allah yang demikian itu tidak dapat dikalahkan atau dipatahkan oleh siapapun bahkan oleh akal manusia. Cara Tuhan Allah melaksanakan pemerintahanNya dengan cara Ilahi. Ia adalah Allah yang Mahatinggi dan Mahakudus, yang dapat menyelenggarakan rencanaNya dengan melintasi segala perbuatan manusia, dari keturunan yang satu sampai keturunan yang lainnya.[7]
2.3.2.                        Tujuan Pemerintahan
Tujuannya adalah untuk kedatangan kerajaan-Nya, dimana Tuhan Allah akan Nampak sebgai sekutu umat-Nya secara sempurna. Pemerintahan Tuhan Allah yang demikian itu tidak mungkin diselidiki oleh akal manusia, sebab pikiran Allah atau rancangan Allah bukanlah pikiran atau rancangan manusia, dan jalan Allah bukanlah jalan manusia (Yesaya 55:8). Sekalipun demikian, pemerintahan Tuhan Allah memberikan hiburan yang besar sekali bagi orang beriman, sehingga orang beriman memuji dan memuliakannya. (Bnd. Mzm. 77:14, 20, 21; Rm. 11: 34, 35). Bahwa Tuhan Allahlah yang memegang pemerintahan dunia, hal itu berarti, bahwa ia berbuat dibidang sejarah umat manusia untuk menuju kepada tujuan yang dimaksudkan.[8]
2.4. Pemeliharaan (Providential)
2.4.1.               Pengertian Pemeliharaan (Providential)
Pemeliharaan serta pemerintahan ini sejak dulu disimpulkan dalam pengertian Latin Providentia. Asalnya pengertian itu ialah kata kerja Latin Providere, yang berarti: memandang kedepan, melihat terlebih dahulu terjadinya sesuatu, dan sebab itu juga: terlebih dahulu mengambil tindakan-tindakan, terlebih dahulu menyelenggarakan atau menyediakan sesuatu.[9]Pemeliharaan dapat disebut creatio mediata.[10] Kata pemeliharaan merujuk baik pada penjagaan Allah dan kuasanya atas alam semesta. Banyak Mazmur yang memuji Allah untuk pemelihraannya terhadap makhluk hidup yaitu, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.[11]
2.5. Pengertian Pembebasan / Pemilihan (Praedestinasi)
Kata ini Berasal dari bahasa Latin, Praedestinare, yang berarti sebelum Penahbisan, Sebelum penetapan. Predestinasi adalah keputusan Allah terhadap oknum tertentu untuk memperoleh keselamatan dan oknum lainnya memperoleh hukuman kekal.[12] Di dalam ajaran tentang “praedestinatio” atau “pemilihan” oleh Allah itu tidaklah kita bicara tentang salah satu keputusan kekal yang sudah “ditakdirkan”, melainkan tentang Allah yang memilih.[13] “Pemilihan” ini merupakan suatu tindakan kasih karunia karena Allah memilih orang-orang yang samasekali tidak layak untuk diselamatkan untuk mendapatkan keselamatan melalui seorang yang dipilih Tuhan Allah yang pantas untuk menebus dosa manusia. Sebenarnya, manusia harus menerima yang sebaliknya yaitu dosa yang dilakukan di balskan dengan hukuman yang kekal, tetapi dalam kasih karunia-Nya, Allah telah memilih untuk menyelamatkan orang-orang. Ia memilih mereka “di dalam Dia [Kristus]” (Efesus 1:4).[14] Demikian ajaran “praedestinatio” atau Allah yang memilih itu datang kepada kita di dalam Yesus Kristus. Kristuslah yang memilih manusia: Ia menjadi seperti kita untuk menanggung hukuman Allah atas dosa kita. Tetapi justru sebagai manusia yang ditolak oleh Allah, maka serentak Ia menjadi manusia yang dipilih Allah untuk menerima kemuliaan yang kekal. Lalu di dalam Dia sang manusia, “wakil” kita manusia di dalam Dia, semua orang yang menjadi milik-Nya oleh karena percaya kepada-Nya, turut dipilih oleh Allah untuk menerima keselamatan yang agung itu.[15]
2.6.   Pandangan Para Tokoh Tentang Praedestinasi
A.    Praedestinasi menurut Augustinus
Pada awal kekristenannya, Augustinus percaya bahwa kita memerlukan kasih karunia Allah untuk hidup sebagai orang Kristen. Tetapi ia juga percaya bahwa orang yang tidak percaya, tanpa bantuan dan atas kemauannya yang bebas mampu mengambil langkah untuk pertama untuk berbalik kepada Allah. Lalu ia juga mengatakan bahwa Keselamatan juga merupakan karunia Allah dan hasil pekerjaan rahmat-Nya. Karunia itu tidak diberikan kepada setiap orang-tidak semua orang percaya. Karunia itu diberikan kepada mereka yang dipilih oleh Allah untuk menjadi umatNya. Keselamatan tidak tergantung  pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi hanya oleh karena kemurahan hati Allah (roma 9:16).[16] Anugerah Allah tersebut tidak  dapat dituntut oleh manusia  karena perbuatan-perbuatan baik. Praedestinasi adalah dasar pembenaran dan menjadkan semua usaha untuk membenarkan diri menjadi sia-sia.[17] Menurutnya Praedestinasi tidak dapat dipahami dengan akal manusia dan tidak dapat dibatalkan oleh manusia.[18] 
B.     Praedestinasi menurut Calvin
Calvin berpendapat bahwa Praedestinasi merupakan Anugrah keselamatan dari Allah atau keputusan kekal dari Allah. Yang dengan itu Allah menentukan apa yang dikehendakiNya kepada setiap orang. Sebab Allah tidak menciptakan setiap orang dalam kondisi yang sama, tetapi menakdirkan kehidupan kekal bagi beberapa orang dan hukuman kekal bagi yang lainnya.[19] Namun semua keyakinan ini dilandaskan dari Alkitab. Seperti yang tertulis dalam kitab Efesus 1:4, dimana kita telah dipilih dalam Kristus sebelum dunia dijadikan.[20] Secara sederhana calvin mengatakan bahwa Praedestinasi merupakan jumlah dan jatidiri dari orang-orang yang terpilih. Dengan demikian Penebusan Kristus terbatas pada orang-orang yang telah terpilih. Keselamatan mustahil tersedia bagi semua manusia, itu hanya disediakan bagi mereka yang telah dipredestinasikan untuk selamat.[21] Menurut Calvin Praedestinasi diajarkan dalam Alkitab, dan Praedestinasi juga harus diajarkan untuk menjelaskan mengapa ada orang yang menerima Kristus dan ada juga yang menolak-Nya. Fungsi ajaran tentang Praedestinasi adalah menjamin prakarsa Allah dalam penyelamatan manusia. Calvin mengatakan bahwa, orang dipilih dipilih untuk kehidupan yang kekal karena rahmat Allah saja, yang diberikan dalam Yesus Kristus, sedangkan mereka yang akan binasa, akan binasa karena hukuman atas dosa-dosa mereka.[22]Di dalam ajaran tentang “praedestinatio” atau “pemilihan” oleh Allah itu tidaklah kita bicara tentang salah satu keputusan kekal yang sudah “ditakdirkan”, melainkan tentang Allah yang memilih.[23] “Pemilihan” ini merupakan suatu tindakan kasih karunia karena Allah memilih orang-orang yang samasekali tidak layak untuk diselamatkan. Sebenarnya, manusia harus menerima yang sebaliknya, tetapi dalam kasih karunia-Nya Allah telah memilih untuk menyelamatkan beberapa orang. Ia memilih mereka “di dalam Dia [Kristus]” (Efesus 1:4).[24]Demikian ajaran “praedestinatio” atau Allah yang memilih itu datang kepada kita di dalam Yesus Kristus. Kristuslah yang memilih manusia: Ia menjadi seperti kita untuk menanggung hukuman Allah atas dosa kita. Tetapi justru sebagai manusia yang ditolak oleh Allah, maka serentak Ia menjadi manusia yang dipilih Allah untuk menerima kemuliaan yang kekal. Lalu di dalam Dia sang manusia, “wakil” kita manusia di dalam Dia, semua orang yang menjadi milik-Nya oleh karena percaya kepada-Nya, turut dipilih oleh Allah untuk menerima keselamatan yang agung itu.[25]        

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             
c.       Menurut Thomas
Thomas dalam pandangannya mengenai Praedestinasi sangat dipengaruhi oleh pandangan Augustinus. Menurutnya seorang berdosa tidak sanggup menerima anugerah dari Allah melalui kemampuannya sendiri tanpa bantuan dari anugrah Allah ataupun inspirasi dari Roh Kudus. Ia bertobat ketika ia menyadari bahwa Allah berbicara kepadanya melalui Roma 9:16. Thomas sadar bahwa anugrah Allah adalah pemberian Cuma-Cuma, yang tidak dapat diperoleh sebagai imbalan dari usaha kita.[26]

III.             Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa segalanya berawal dari penciptaan yang dimana Tuhan Allah sudah menetapkan pilihanNya itu yaitu yang disebut dengan praedestinasi. Praedestinasi merupakan keputusan Allah terhadap oknum tertentu untuk memperoleh keselamatan yang daripadaNya. Praedestinasi adalah keputusan Allah kepada setiap orang untuk memperoleh keselamatan kekal ataupun hukuman kekal. Praedestinasi tidak dapat diraih oleh manusia dengan usahanya sendiri.  Praedestinasi ditujukan kepada setiap orang percaya agar dapat memperoleh keselamatan. Setiap orang tidak tahu apakan dia sudah dipilih oleh Allah atau tidak oleh Allah untuk mendapatkan keselamatan, dan juga apakah ia selamat atau tidak. Tuhan tidak menolak siapapun, ketika ia mau bertobat dan percaya kepada-Nya, kita juga akan dipilih dan diselamatkan oleh-Nya. Dan Allah sendiripun juga memberikan perintah memelihara segala ciptaanNya dengan baik, kepada orang yang nantinya yang akan memelihara dunia melalui orang atau manusia yang juga merupakan ciptaan Tuhan Allah sendiri. Dan pemeliharaanNya disebut dengan providentia terhadap manusia yang nantinya akan memelihara dunia ini. Jadi, Allah sudah memilih umatNya sesuai dengan otoritas Allah dan pemeliharaanNya terhadap manusia yang diciptakanNya. Maka Allah memberikan kehendakNya terhadap manusia itu dan itu mutlak adanya karena apa yang Allah tetapkan itu sudah mutlak kehendak ataupun ketetapan Tuhan Allah sendiri.




IV.             Tambahan Dosen[27]
Praedestinasi dan Providential.
Penciptaan: Apakah yang dilakukan Allah sebelum penciptaan? Yang dilakukan Allah sebelum penciptaan adalah Praedestinasi. Praedestinasi merupakan tindakan Allah sebelum penciptaan. (Pemilihan/memilih). Yang dilakukan Allah sesudah penciptaan adalah Providential. Providential biasanya ditempatkan kedalam tema pembebasan (Namun disini saya menempatkannya dalam topik penciptaan). Providential adalah tindakan pemeliharaan atau memelihara Ciptaan-Nya keseluruhan.
Apa yang dilakukan Allah sebelum penciptaan? Dalam Efesus 1:4 (Sebab di dalam Dian Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tidak bercacat dihadapan-Nya.) Allah memilih kita (Manusia) untuk memelihara Bumi/Tanah. Dapat dilihat didalam kitab Kej. 1:26; Kej 2:5,15. Allah memilih alat-Nya (manusia) untuk memlihara Bumi. Ini dilakukan sebelum manusia jatuh kedalam dosa (Cacat). Dosa adalah matinya atau terputusnya hubungan manusia dengan Allah. Kapanpun dan dimanapun asal kau berdosa berarti kau membuat upaya memutuskan hubunganmu dengan Tuhan. Oleh Karena itu sering disebut dosa itu adalah Pemberontakan dengan Allah. 
Dosa mengakibatkan ada 2 akibat: 1. Tentang pemeliharaan bumi. 2. Keselamatan manusia. Bagaimana dengan  pemeliharaan dan kelangsungan keberadaan bumi kalau manusia sendiri berdosa? Dan bagaimana dengan keselamatan manusia itu sendiri? Dalam kitab Efesus 1:5 dikatakan “ Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.” Itu artinya Dia mau kita (manusia) menjadi anak-anak-Nya dalam Kristus Yesus dai dalam kasih. Kasih artinya menutupi dosa dengan Kasih. Bagaimana proses penggenapan kita menjadi anak-Nya?
1.      Bumi, dalam Kej 3:17 dikatakan (Lalu Firman-Nya kepada manusia itu: “karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah kuperintahkan kepadamu: jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu) Bumi terkutuk karena manusia, manusia harus menanggung akibat perbuatannya sendiri. Dia memilih Nuh, lalu membuat perjanjian dengan Nuh dalam (Kej 8:21-22) yang dikatakan disana ayat 21” Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan; dari segala binatang yang tidak haram dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. Ayat 22: Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah Tuhan dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan , siang dan malam.” Dalam ayat 21 dan 22 ini sudah sangat jelas dikatakan bahwa Allah takkan mengutuk bumi ini lagi. Walaupun manusia harus menanggung sendiri akibatnya. Selama bumi masih ada, tidak akan ada berhentinya proses dibumi ini. Allah telah menyerahkan bumi pada proses dan termasuk pada kita semua manusia, dan ciptaan yang lainnya, Kej 9:9-10, tidak ada yang tetap. Kita selalu ada di dalam proses (Siapa yang menabur dia yang menuai) dan proses ini berlaku kepada semua. Itulah hukum Providentia.
2.      Bagaimana Proses Keselamatan itu?
Abraham, didalam Kej 12: 1-3, ayat 3b. Dikatakan disana “ 1Berfirmanlah Tuhan kepada Abraham: “ Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu; 2Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”  Ayat 1-3a ditujukan kepada Abraham. Ayat 3b ditujukan kepada semua. Berkat artinya adalah keselamatan. Kapan janji kepada Abraham digenapi dan oleh siapa? Janji kepada Abraham itu digenapi oleh Yesus Kristus. Allah memilih dan menetapkan Yesus Kristus sebagai jalan keselamatan (Yoh 3:18).
Kesimpulan: Setelah kejatuhan manusia kedalam dosa, proses penggenapan Allah memilih Nuh dan Abraham, janji kepada Abraham digenapi di dalam Yesus Kristus. (Gal 3:8,16).

V.                Daftar Pustaka
Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia,     2010
Becker, Theol. Dieter, Pedoman Dogmatika, Jakarta-BPK-Gunung Mulia, 2001
Berends, Bill, Teologia Dasar, Jakarta: Suara harapan bangsa, 2003
Hadiwijono, Harun , Iman Kristen, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2012
Jonge, Crhistian de, Apa ituCalvinisme ?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998
Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
Manurung, Boris., Hasil Diskusi Struktur Pengerjaan paper, 27 February 2018 Pkl. 21:12 WIB
McGrath, Alister E., Sejarah Pemikiran Reformasi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006
Niftrik, G.C.van ., & B. J. Boland,  Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK-GM, 1987
Poedarminta, W.J..S., KBBI, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008
Thiessen, Henry C., Teologi Sistematika, Malang: Gandum Mas, 1979
Wellem,  F.D Wellem, Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2011 Munthe, Pardomuan., Rekaman Akademik,  Kelas: II-B, Senin, 05 Maret 2018.





[1] Boris Manurung, Hasil Diskusi Struktur Pengerjaan paper, 27 Maret 2018 Pkl. 21:12 WIB
[2] W.J..S. Poedarminta, KBBI, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), 269
[3] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2012), 149-150
[4] Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, (Malang: Gandum Mas, 1979), 181
[5] G.C.van Niftrik & B. J. Boland,  Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 1987), 168
[6] Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, (Malang: Gandum Mas, 1979), 183
[7] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2012), 218
[8] Ibid, 215                                                                            
[9] G.C. Van Niftrik & B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 168
[10] Theol. Dieter Becker, Pedoman Dogmatika, (Jakarta-BPK-Gunung Mulia, 2001),  80
[11] Bill Berends, Teologia Dasar, (Jakarta: Suara harapan bangsa, 2003), 68
[12] Dr. F.D Wellem, Kamus Sejarah Gereja, ( Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2011), 370
[13] G. C. van Niftrik & B. J. Boland,  Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 1987), 179
[14] Henry C. Thiessen, Teologi Sistematik, (Malang: Gandum Mas, 1995),  393
[15] G. C. van Niftrik & B. J. Boland,  Dogmatika...., 180
[16] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 41-42
[17] Christiaan de Jonge, Apa itu Calvinisme ?,  (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998), 63
[18] Dr. F.D Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 370
[19] Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 163
[20] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 64
[21] Ibid, 66
[22] Crhistian de Jonge, Apa itu Calvinisme ?,62-63
[23] G. C. van Niftrik & B. J. Boland,  Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 1987), 179
[24] Henry C. Thiessen, Teologi SistematikaI, (Malang: Gandum Mas, 1995),  393
[25]  G. C. van Niftrik & B. J. Boland,  Dogmatika...., 180
[26] Tony Lane, Runtut Pijar, 112
[27] Pardomuan Munthe, Rekaman Akademik, Kelas: II-B, Senin, 05 Maret 2018. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Gereja Di Cina

Tafsiran Naratif Ezra 10:1-6

Tafsiran Metode Historis Krtis: Markus 4:1-20