Metode Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum
Metode
Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum
I.
Pendahuluan
Metode
pembelajaran yang di lakukan baik bagi anak maupun remaja terkhusus di sekolah
harus berdasarkan kurikulum, agar sesuai dengan penalaran intelektual mereka.
Dalam sajian ini, akan dibahas bagaimana metode pembelajaran berdasarkan
kurikulum. Semoga dapat bermanfaat.
II.
Pembahasan
2.1. Pengertian Metode
Pembelajaran
Pupuh Faturrohman
mengatakan bahwa metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemaknaan yang umum,
metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai
tujuan tertentu. Kata “mengajar” sendiri berarti memberi pelajaran. Metode
pembelajaran adalah cara-cara atau tekhnik penyajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara
individual ataupun secara kelompok. Penggunaan metode mengajar sangat
bergantung pada tujuan pembelajaran.
Sementara
itu, Hamzah B. Uno mengatakan metode
pembelajaran didefenisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi dibawah kondisi pembelajaran yang
berbeda. Oleh karena itu, ia mengatakan lebih lanjut bahwa variabel metode
pembelajaran di klasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Strategi
pengorganisasian
2. Strategi
penyampaian
3. Strategi
pengelolaan belajar mengajar.
Secara ringkas dapat kita katakan bahwa
metode pembelajaran adalah cara penyajian materi ajar kepada siswa yang
dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar tercapai tujuan yang
diinginkan.[1]
2.2. Prinsip Penggunaan
Metode Pembelajaran
Syarat-syarat
yang harus diperhatikan setiap guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Metode
yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat / gairah belajar siswa
2. Metode
yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut,
seperti melakukan dan ekspotasi
3. Metode
yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan
hasil karya
4. Metode
yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
5. Metode
yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam tehnik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
6. Metode
yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap
siswa dalam kehidupan sehari-hari
2.3. Cara Memilih Metode
Mengajar Yang Tepat
Tiap-tiap
metode memiliki kelemahan dan kekuatan. Ada metode yang tepat digunakan
terhadap belajar dalam jumlah besar, ada pula yang tepat digunakan terhadap
pelajar dalam jumlah yang kecil. Ada yang tepat digunakan di dalam kelas, Ada pula yang tepat digunakan di luar kelas.
Kadang-kadang guru tampil mengajar lebih baik dengan menggunakan metode-metode
dibanding dengan memberi kebebasan bekerja kepada pelajar. Atas dasar itu,
tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk digunakan dalam menciptakan proses
belajar mengajar.
R.Ibrahim dan Nana Syaudih S mengatakan bahwa untuk
memilih metode mengajar yang akan digunakan dalam rangka perencanaan
pengajaran, perlu dipertimbangkan faktor-faktor tertentu antara lain
kesesuaiannya denga tujuan instruksional serta keterlaksanaannya dilihat dari
waktu dan sarana yang ada. Selanjutnya ia mengutarakan bahwa penentuan dari
suatu metode mengajar sangat tergantung pada kemampuan guru, dimana :
a. Guru
hendaknya mengetahui fasilitas apa saja yang tersedia serta bagaimana
memperolehnya dan menggunakannya
b. Guru
harus cakap menggunakan fasilitas tertentu. Apabila tidak, akan terganggu oleh
fasilitas itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Berdasarkan
pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa baik buruknya penggunaan metode
pengajaran sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih
dan menggunakan metode.[2]
2.4. Pengertian Kurikulum
Kata
kurikulum berasal dari satu kata bahasa latin yang berarti jalur pacu, dan
secara tradisional kurikullum sekolah disajiakan seperti itu bagi kebanyakan
orang. Tokoh yang bernama Zais mengemukakan berbagai pengertian kurikullum
yakni: kurikullum sebagai program pengajaran, kurikullum sebagai pengalaman di
bawah tanggungjawab sekolah dan kurikullum sebagai suatu rencana umtuk
dilaksanakan. Guru dapat memilih satu atau lebih konsep kurikullum yang
dijadikan acuannya.[3]
2.5. Metode Pembelajaran
Berikut beberapa metode
berdasarkan penjelasan kurikulum di atas:
2.5.1.
Metode
Pembelajaran Berdasarkan Kurikullum
1.
Finger
Painting
Finger
Painting berasal dari bahasa Inggris, Finger artinya jari sedangkan Painting
artinya melukis. Finger painting adalah teknik melukis dengan mengoleskan kanji
pada kertas atau karton atau dengan telapak tangan dalam aktivitas ini dapat
digunaan berbagai media dan warna, dapat menggunakan tepung kanji, adonan kue,
pasir, dan sebagainya. Aktivitas ini penting dilakukan sebab akan memberikan
sensasi pada jari sehingga dapat merasakan kontrol jarinya dan membentuk dan
gerak huruf. Jari jemari anak menggoreskan cairan warnawarni diatas selembar
kertas. Goresan jari jemari munggil itu akhirnya menghasilkan sebuah karya
lukisan abstrak yang penuh warna. Bahan yang digunakan ini adalah tepung kanji
yang dicampur dengan pewarna. Keiatan ini merupakan salah satu metode yang
bermanfaat utnuk meransang atau menstimulkan motorik anak.
2.
Finger
Plays (permainan jari tangan)
Salah
satu jenis finger plays adalah menulis, menulis adalah suatu keterampilan yang
dapat dipelajari setelah aspek kemampuan lainnya dikuasai. Salah satunya adalah
aspek koordinasi motorik halus dan adanya kemampuan presepsi visual.
Keterampilan motorik halus adalah penggunaan bagian tubuh atau otot-ototo kecil
seperti tangan, dalam hal permkebamgan mengengam, anak usia 12-15 bulan sudah
dapat memegang benda dengan jari telunjuk, sehingga mereka sudah dapat menyusun
2 balok keatas. Pada usia 2 tahun pensil dipegang dengan meletka kan ibu jari
disisi kiri dantelunjuk menjulur keluar untuk membantu mengontrol gerakan
pensil. Dengan bantuan imajinasi mereka, coretan tak bermakna dpat dirangkai
menjadi suau gambar dengna cerita tersendiri. Contohya, gambar sapi yang sedang
makan rumput.
3.
Drawings
(menggambar)
Anak-anak
penuh rasa ingin tahu, memiliki imajinasi yang alami dan kreatif. Mereka
belajar dengan mengalami sebagaimana ereka berinteraksi dengan orang-orang atau
benda-benda dilingkungannya. Setiap anak gemar menggambar dan mewarnai. Tak
terbatas untuk perkembangan seni, tapi juga sebagai penumbuh kreativitas alat
untuk menggungkapkan ide, perasaan, serta emosi anak. Lewat kegiatan ini,
motorik halus anak harus dilatih dan sangat bermanfaat menulis di usia sekolah
“otak kanan dan kiri serta nurani anak ikut terasa”. Menggambar adalah kegiatan
membentuk imajinasi, dengan menggunakan banyak tehnik dan alat.
4.
Collage
(kolase)
Collage
merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menysuun kepingan berwarna yang
diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar. Collge dipahami sebagai
suatu tehnik seni menempel macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca,
logam, kulit telur, dan sebagainya. Kemudian dikombinasikan dengan penggunaan
cat (minyak) atau kehnik lainnya.
5.
Crayon
Sketches
Menggambar
(drawing) adalah kegiatan membentuk imajinasi, dengan menggunakan banyak
pilihan dan alat. Bisa pula membuat tanda-tanda tertentu diatas permukaan
dengan mengolah goresan dari alat gambar. Yang sering digunakan adalah pensil
grafit, pena, kuas tinta, pensil warna, crayon, pensi, konte, dan spidol. Bisa
pula dengan peralatan digital, seperti stylus, mouse, atau alat yang
menghasilkan efek sama seperti peralatan manual. Media permukaan yang sering
digunakan adalah kertas, meskipun tidak menutup kemungkinan digunakan media
lain sebagai kain, permukaan kayu, dinding, dan lain-lain. Sebagai alat
pendukung, digunakan pula penyerut pensil,kertas pasir, penghapus khusus,
chamois, penggaris, larutan, fixatif, dan solatif khusus menggambar untuk
membuat efek-efek tertentu. Meja gambar digunakan untuk mengurangi distorsi dan
kesalahan perspektif akitab ketidak-normalan posisi mata saat menggambar.
III.
Kesimpulan
Dari
pemaparan di atas dijelaskan apa itu kurikullum dan metode. Dimana kurikullum
yang dikatakan oleh Zais adalah kurikullum sebagai kumpulan program pengajaran
yang akan diterapkan kepada katekumen, kurikullum adalah program pengajaran
yang sudah sangat baik dipertimbangkan dan disusun secara sistematis. Dan dalam
menjalankan setiap poin-poin program kurikullum, perlu pertimbangan yang
matang, perlu formula yang efektif, dan strategis. Maka diperlukanlah formula
atau cara yaitu sebuah metode, agar pengajaran memberikan dampak perkembangan
yang baik.
IV.
Daftar
Pustaka
H.M.Yamin,dkk, Kumpulan 40 Metode Pembelajaran, ,Medan : Media Persada,
2014
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta, 2009
[1] H.M.Yamin,dkk, Kumpulan 40
Metode Pembelajaran,(Medan : Media Persada, 2014),1
[2] H.M.Yamin,dkk, Kumpulan 40 Metode
Pembelajaran, 3-4
[3] Dimyati & Mudjiono, Belajar
dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),264-267
yupe bordam
BalasHapus