Sedikit informasi tentang ADVENTIS


ADVENTIS
I.                   Pendahuluan
Perkembangan Gereja bukan hanya terlihat sejauh mana anggota dalam Gereja tersebut. Dari masa ke masa hadirnya aliran –aliran gereja  yang ada di perjalanan sejarah gereja. Kita sudah membahas beberapa aliran Gereja, seperti Bala Keselamatan, Metodis, dsb.  Pada sajian kali ini kita akan membahas tentang aliran atau gerakan Adventis. Aliran Adventis merupakan aliran yang luas penyebarannya karena berbagai kegiatan mereka yang sangat menonjol, antara lain seperti ibadah yang mereka lakukan pada hari sabtu. Kita akan melihat bagaimana sebenarnya gereja melalui aliran ini, latar belakang munculnya aliran ini dalam sejarah gereja, pokok-pokok ajaran yang ada di dalamnya. Bukan hanya itu, kita juga akan membahas bagaimana tata ibadah bahkan perkembangan aliran ini dalam perjalanan perkembangan gereja.  Semoga dengan sajian kami ini dapat menambah wawasan kita semua dalam mempelajari sejarah gereja dalam gereja Adventis.
II.                Pembahasan
2.1.                 Pengertian Adventis
Dalam bahasa latin Adventus, yang berasal dari kata kerja Advenire, yang secara harafiah berarti ‘datang ke’.[1] Advent berasal dari kata latin yang berarti keempat minggu pertama, pengertian advent secara umum ialah masa dimana Yesus datang ke dunia ini untuk yang kedua kalinya.[2] Dalam versi bahasa inggris, advent menunjuk pada pengharapan eskhatologis atau kedatangan Kristus sebagai hakim dunia ini pada akhir zaman.[3]
Adventis merupakan kelompok yang sering menunggu, meramal-ramal akan hari kedatangan Tuhan.[4]




2.2.                
Arti dan Makna Logo[5]


2.3.                 Latar Belakang Munculnya Gereja Adventis
Memasuki abad ke-19 kekristenan Amerika bercorak protestan. Warna Puritan-Pietis-injilnya lebih mencolok ketimbang di Eropa. Kendati negeri itu pada abad ke-18 sudah mengalami kebangunan besar gelombang pertama. Dampak kebangunan rohani itu lebih terjelma dalam bentuk persekutuan-persekutuan yang independen dan tidak formal. Keyataan ini berkaitan erat dengan pengesahan Konstitusi (Undang-undang Dasar Amerika Serikat) pada tahun 1708 dinyatakan bahwa gereja terpisah dari negara dan negara tidak berwenang mencampuri urusan agama. Sejak saat itu terjadi kemajemukan dan kebebasan beragama semakin nyata akibat pengaruh rasionalisme dan deisme dari Eropa, maupun arus imigran yang semakin deras dari sana. Abad ke-19 juga merupakan masa ekspansi geografis dari bangsa Amerika yang baru terbentuk itu, berbarengan dengan ekspansi gereja-gereja mereka. Dalam hal ini mereka berhasil (kendati sering menimbulkan penderita bagi penduduk asli Indian). Keberhasilan ini melahirkan optimisme besar, yang biasanya diberi cap keagamaan. Mereka memahami diri sebagai “bangsa pilihan Allah” atau “Israel baru” dan memandang benua Amerika (khususnya AS) sebagai “tanah perjanjian” ataupun “Yerusalem Baru”.
Kebangkitan semangat nasionalisme ini dimateraikan dengan semboyan-semboyan religius. Harapan milenaris yang dibawa dari Eropa oleh sebagian dianggap sudah mulai terwujud. Kerajaan seribu tahun (kadang-kadang disebut juga Kerajaan Allah) sudah berlangsung di Amerika dan Yesus akan datang untuk kedua kalinya pada akhir masa seribu tahun itu. Ini disebut post-milenialisme (dan sering dikhotbahkan para tokoh Kebangunan Besar abad ke-18, terutama J. Edwards), berbeda dari pra-milenialisme yang dianut sebelumnya, yang menyatakan bahwa Yesus datang sebelum atau untuk memulai kerajaan seribu tahun itu. Akhirnya perlu dicatat, pada awal abad ke-19 dikalangan kaum Injili terdapat penekanan yang kuat atas penelahan bagian-bagian Alkitab yang berbicara mengenai parousia, yakni kedatangan Yesus kedua kali.[6]
Memang pada abad ke-19 diAmerika Serikat juga terjadi kekosongan rohani yang luar biasa disebabkan oleh perang saudara yang berdampak kepada masyarakat yang menderita dan bangkitnya industri yang mengabaikan aspek rohani dalam kehidupan modern. Ditengah kekosongan rohani dan materialisme yang menjadi-jadi banyak aliran baru tumbuh dikalangan Kristen, khususnya yang menekankan nubuatan tentang akhir zaman, yaitu Adventis.[7]
Adventis merupakan beberapa golongan kristen protestan. Sebagai sebuah denominasi, ini baru muncul pada tahun 1831 yang didasarkan pada ajaran William Miller (1782-1848). Miller mengajarkan bahwa kedatangan Kristus kembali akan segera terjadi di Dresmen, New York, 22 Oktober 1843-1844 berdasarkan nubuat dalam Daniel 8:14. Nubuat kedatangan Kristus kembali di propagandakan lewat berbagai media, terutama lewat majalah Seruan di Tengah malam. Banyak orang yang bertobat dan percaya nubuat tersebut. Mereka meninggalkan pekerjaan,menjual harta milik, dan bersiap-siap menantikan kedatangan Kristus. Namun pada waktu yang telah dinubuatkan tidak terjadi apa-apa. Miller kemudian menyatakan bahwa terjadi kesalahan dalam perhitungan dan menetapkan waktu yang baru, namun sekali lagi juga tidak terjadi apa-apa. Miller menyatakan bahwa tidak mau lagi menghitung-hitung waktu kedatangan Kristus kembali, namun ia tetap berpegang kepada ajaran bahwa Kristus akan datang dengan segera. Diantara para pengikut Miller terdapat beberapa orang yang tetap mempertahankan perhitungan Miller yang dipimpin oleh Hiram Edson dan kemudian Ny. Ellen Gould-White.[8]
2.4.Sekilas Tentang Gereja Adventis
2.4.1.                    Pokok Ajaran
Untuk kaum Adventis pokok yang menjadi pusat perhatiannya ialah eskatologi, yaitu ajaran tentang “hal-hal yang terakhir”, peristiwa di sekitar datangnya kembali Yesus Kristus.[9] Tokoh yang paling berperan menetapkan ajaran gereja ini adalah Ny. Ellen G. White. Dibawah kepemimpinannya, pada tahun 1872 gereja ini untuk pertama kalinya  merumuskan Statementh of Faith (Pernyataan Iman), terdiri dari 25 pasal dan pada tahun 1980 diperbaharui menjadi 27 pasal, masing-masing sarat dengan acuan nas alkitab. Berikut ini akan disajikan beberapa pasal dari pernyataan Iman versi 1980:
4.Allah sang Putera kekal menjelma didalam Yesus Kristus. Melalui Dia, segala sesuatu diciptakan, sifat Allah dinyatakan, keselamatan manusia digenapkan dan dunia dihakimi. Ia senantiasa adalah Allah sejati dan Ia juga menjadi manusia sejati, Yesus sang Kristus.
6.Allah adalah pencipta segala sesuatu dan telah mengilhamkan didalam Kitab Suci penuturan yang otentik dari kegiatanNya meciptakan. Jadi ia menetapkan Sabat sebagai penggenapan abadi atas karya penciptaanNya yang paripurna.
10.Dalam kasih dan pengampunan yang tak terbatas Allah membuat Kristus, yang tak mengenal dosa itu, menjadi dosa bagi kita, supaya didalam Dia kita dapat dibuat benar dihadapan Allah.
11.Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
12.Gereja universal terdiri dari semua yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, tetapi pada hari-hari terakhir, masa kemurtadan yang menyebar luas, suatu sisa telah dipanggil keluar untuk memelihara perintah-perintah Allah dan iman pada Kristus.
14.Dengan Baptisan kita mengaku iman kita atas kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dan mempersaksikan kematian kita terhadap dosa dan niat kita untuk menjalani hidup baru.
15.Perjamuan Tuhan adalah keikutsertaan didalam lambang tubuh dan darah Kristus sebagai suatu ungkapan iman kepadaNya, Tuhan dan Juruselamat kita. Dalam pengalaman persekutuan ini Kristus hadir untuk menjumpai dan menguatkan umatNya.
17.Salah satu karunia Roh adalah bernubuat.
18.Prinsip-prinsip agung dari hukum Allah dirangkum dalam Dasa Titah dan diteladankan didalam kehidupan Kristus.
19.Sang Pencipta yang murah hati, setelah enam hari Penciptaan beristirahat pada hari ketujuh dan menetapkan Sabat bagi semua orang sebagai suatu pengenangan akan penciptaan.
21.Kita terpanggil menjadi umat yang saleh, yang berpikir, merasa dan bertindak selaras dengan prinsip-prinsip sorga.
23.Di sorga ada Bait Suci, tabut perjanjian yang sejati, yang didirikan oleh Allah bukan manusia. Disitu Kristus melayani untuk kepentingan kita, menyediakan bagi orang-orang percaya manfaat korban pendamaianNya yang dipersembahkan sekali untuk selamanya pada kayu salib.
24.Kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan gereja yang penuh berkat, mahapuncak dari Injil. Kedatangan Juruselamat akan berlangsung secara nyata, pribadi, kelihatan dan seluas dunia.
26.Milenium adalah seribu tahun pemerintahan Kristus dengan orang-orang suciNya disorga diantara kebangkitan pertama dan kedua. Pada masa ini orang-orang jahat yang sudah mati akan dihakimi; bumi akan sama sekali sunyi sepi, tidak ada manusia hidup yang menghuni, melainkan diduduki oleh iblis dan malaikat-malaikatnya. Pada akhir masa itu Kristus bersama orang-orang suciNya dan Kota Suci akan turun dari sorga ke bumi. Lalu orang-orang fasik yang telah mati akan dibangkitkan dan bersama iblis dan malaikat-malaikatnya akan mengitari kota itu, tetapi api dari Allah akan menelan mereka dan membersihkan bumi. [10]
2.4.2.                    Tata Ibadah[11]
2.4.2.1. Kebaktian Sekolah Ibadat
1. Lagu Persembahan
2. Ayat Inti dan Doa
3. Acara Rumah Tangga
4. Nyanyian Istimewa
5. Berita Mission
6. Diskusi Sekolah Sabat
7. Pel. Perorangan
8. Lagu Penutup






2.4.2.2. Kebaktian Khotbah
1. Koor Menyanyikan LS No. 51 " Tuhan Ada Dalam Bait Allah"
2. Jemaat Menyanyikan LS No. 1 "Dihadapan HadiratMU"
3. Doa Singkat
4. Responsoria
5. Lagu Pembuka
6. Doa Syafaat
7. Persembahan
8. Nyanyian Istimewa I
9. Cerita Anak-Anak
10. Nyanyian Istimewa II
11. Ayat Inti
12. Jemaat Menyanyikan Lagu Sambutan "Tuhan Bersabda"
13. Khotbah
14. Lagu Penutup
15. Doa Berkat
16. Kebaktian Selesai

2.5.                 Tokoh-Tokoh
2.5.1.                    William Miller (1782-1849)
William Miller dilahirkan pada tahun 1782 di Pittsfield Massachussets, Amerika Sekat. Ia dibesarkan dalam lingkungan  yang sangat religius di Low Hampton, di Timur Laut negara bagian New York. Ayahnya adalah seorang tentara yang ikut berperang dalam perang Kemerdekaan Amerika.
Pada masa mudanya, ia sangat gemar membaca buku dan mengembangkan metode belajar sendiri. Ia seorang anak yang cerdas. Setelah menikah, Miller menetap di Paoultney, Vermont selama beberapa tahun. Disini Miller menjadi penganut Deisme. Kemudian Miller menjadi tentara dan ikut dalam Perang Amerika-Inggris (1812-1814) yang dimenangkan oleh Amerika. Dengan kemenangan itu, Miller yakin bahwa Tuhan Allah berpihak kepada Amerika. Kemudian Miller keluar dari dinas ketentaraan dan menjadi petani.
Kini Miller bergabung dengan Gereja Baptis dan meninggalkan aliran Diesme, namun belum menjadi anggota penuh. Miller mengalami pergumulan yang berat, yaitu tentang kesulitan dan penderitaan manusia. Pada tahun 1816 Miller bertobat dan menjadi anggota penuh Gereja Baptis serta menekuni Alkitab. Setelah mempelajari Alkitab dua tahun lamanya, Miller menyatakan bahwa Advent kedua itu bersifat pramilenial, bukan pascamilenial. Penemuan iu didasarkan pada penelitian terhadap Daniel 8:14 dan Daniel 9:24. Miller mengartikan 2.300 hari dalam Kitab Daniel sama dengan 2.300 tahun dan tempat kudus yang dimaksudkan adalah dunia ini dan pembersihan akan berlangsung pada waktu kedatangan Kristus. Titik awal perhitungan diambilnya dari Daniel 9:24. Tujuh puluh kali tujuh sama dengan 490 tahun dan itu berlangsung sebelum Kristus naik ke sorga. Dengan demikian, titik awalnya adalah tahun 457 SM, bertepatan dengan perintah Artaxerxes untuk pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Masa akhir dari masa 2.300 tahun itu berarti adalah hari Advent Kedua, yaitu 2.300 dikurangi 457 sama dengan 1843.
Maka Miller menyimpulkan bahwa Kristus akan datang kembali pada tahun 1843 atau paling lambat 1844. Penemuannya ini terjadi pada tahun 1818, tetapi ia belum berani menyebarkan hasilnya. Baru pada tahun 1823 Miller sangat yakin akan penemuannya itu dan ia memberitahukan kepada orang-orang dekatnya, sanak keluarganya dan beberapa orang pendeta saja.
Tahun 1831 Miller merasakan desakan batin yang luar biasa sehingga ia memberitahukan penemuannya kepada umum. Kebetulan Miller diundang oleh Gereja Baptis di Dresden untuk berkhotbah tentang temuannya itu dan mengakibatkan terjadinya suatu kebangunan rohani. Banyak jemaat baru yang berdiri. Miller diundang kemana-mana untuk berkhotbah tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya sampai tahun 1844. Penemuannya itu dipublikasikan secara luas melalui surat kabar, majalah dan buku.
Pengikut Miller makin banyak, lalu terbentuklah jemaat-jemaat baru yang diberi nama Jemaat Advent. Mereka juga disebut Golongan Millerit, yang artinya pengikut Miller. Tahun 1843 berlalu tanpa suatu kejadian yang berarti. Miller menulis dalam Majalah Signs of Times (Tanda-tanda Zaman) pada 4 Febuari 1844 bahwa parousia akan terjadi antara 21 Maret 1843 dan 21 Maret 1844. Akibatnya, banyak orang yang meninggalkan pekerjaan, menjual harta benda dan membagi-bagikannya kepada orang miskin, lalu berkumpul di kemah-kemah untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Namun waktu yang ditentukan oleh Miller berlalu tanpa kejadian apapun. Banyak pengikutnya yang kecewa dan mengundurkan diri.
Miller sendiri kecewa dan mengakui kesalahannya. Ia tidak mau lagi menentukan kapan Kristus datang kembali, tetapi diantara pengikutnya ada yang menyatakan bahwa kedatangan Kristus ditunda hingga 22 Oktober 1844. Sebenarnya Miller enggan menerima perhitungan itu. Namun karena desakan para pengikutnya yang masih setia kepadanya, sehingga pada akhirnya ia turut juga menyebarluaskannya. Pada 22 Oktober itu banyak orang berkumpul dilapangan terbuka di Rochester, New York, dengan mengenakan jubah dan memandang ke langit menantikan kedatangan Kristus. Namun hari itu berlalu tanpa sesuatu pun terjadi. Miller kembali mengakui kesalahannya dan tidak mau lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi ia tetap menandaskan bahwa Kristus akan segera kembali.
Miller terus berkhotbah tentang Kristus yang akan datang segera datang sampai ia meninggal pada 20 Desember 1849. Miller dipandang sebagai pelopor dan pendiri Gereja Advent.[12]
2.5.2.                    Hiram Esdom (1806-1882)
Hiram Edson adalah salah seorang pemimpin yang tampil mengatasi kevakuman. Walaupun banyak dari akum Millerit yang meninggalkan persekutuan Adventis masih cukup banyak yang yakin bahwa Kristus segera datang dan akhir dunia lama segera tiba. Hiram datang untuk mengatasi kevakuman dan ia memberikan penjelasan tentang kenapa kedatangan Yesus Kristus tidak jadi datang tanggal 22 Oktober 1844. Dia berkata bahwa penemuan itu berasal dari Ilham langung dari Allah dengan mengacu padaWahyu 11:19, ia berkesimpulan bahwa tanggal 22 Oktober 1844 Kristus memang mulai bertindak. Dalam ajaran gereja Adventis Hari Ketujuh yang disusun kemudian, pada hari itu Kristus memulai penghakiman-penghakiman penyelidikan. Sang Juruselamat mulai menetapkan siapa yang layak menghampiri kehadiran Allah dan ia akan melangsungkan pelayanan ini sampai tiba waktunya ia datang kembali secara pribadi ke bumi.[13]
2.5.3.                    Joseph Bates (1792-1872)
Setelah penafsiran Hiram Edson semakin populer, muncullah satu kelompok baru “The Sabbatarian Adventist” oleh Joseph Bates dari New Bedford, Massahusetts. Ia juga menekankan bahwa hari perhentian dan peribadahan adalah hari Sabat (Sabtu), sesuai dengan titah keempat dalam Dasa Titah. Dan ditekankan pula kesucian hidup lewat penerapan berbagai larangan dan pantangan: bersumpah, mencuci pada hari Sabat, merokok dan bersugi, minum alkohol, teh dan kopi, juga makan daging dari binatang yang menurut PL termasuk najis (babi, udang, kepiting dan sebagainya; apalagi yang mengandung darah). Kelak pemahaman ini juga akan ditampung dalam ajaran dan praktek gereja Advent Hari Ketujuh, dengan memperkuat alasan bahwa umat Kristiani harus menjaga kesucian tubuhnya sebgai Bait Allah atau Bait Roh Kudus. Dengan demikian bertambah pulalah satu lagi pemahaman atas arti “pembersihan Bait Suci Allah”.[14]


2.5.4.                    Ellen Gould Harmon White (1827-1915)
Kendati ketiga tokoh di atas (Miller, Edson dan Bates) juga dianggap sebagai peletak dasar Adventisme, namun tokoh yang kemudian dipandang paling besar di antara para perintis aliran Adventis adalah Ny. Ellen Gould Harmon White (1827-1915). Ellen lahir di daerah pertanian dekat kota Gorham, Maine, namun dibesarkan di Porland. Pada usia sembilan tahun, wajah Ellen terkena lemparan batu karang sehingga hidungnya rusak permanen dan kemungkinan geger otak. Selama tiga minggu ia tidak sadar dan setelah itu pun sering jatuh pingsan. Semua ini tidak hanya membuatnya susah bernafas, melainkan juga merasa malu dan jiwanya tertekan, sehingga memperngaruhi kesehatan jasmanainya secara keseluruhan. Pada usia 12 tahun Ellen mencoba kembali bersekolah, tetapi terpaksa dihentikan karena kondisi kesehatannya tidak menunjang. Selanjutnya ia mendapat pelajaran dari orangtuanya, lalu juga dari banyak membaca dan bercakap-cakap dengan banyak orang.
Orangtua Ellen adalah warga gereja Methodis, namun ia sendiri tidak bergabung dengan gereja ini sampai ia mendengar Miller berkhotbah di Porland dan menerima pandangannya tentang Advent Kedua. Pada waktu itu pun ia mengaku bertobat. Ketika ia dibaptis tanggal 26 Juni 1842, ia minta agar baptisan itu dilayankan dengan cara diselam. Ternyata jemaat Methodis itu memenuhi permintaannya dan sejak saat itu menjadi anggota penuh dari gereja itu. Tetapi ia Cuma beberapa bulan menjadi warga Methodis. Ketika Miller kembali berkhotbah ke kota itu, Ellen dan orangtuannya berserta sejumlah sanak-keluarga mereka menyatakan diri menganut sepenuhnya ajaran dan ramalan Miller, yang membuat mereka dikeluarkan dari Gereja Methodis setempat.
Menjelang 22 Oktober 1844, Ellen dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri menyambut kedatangan kembali Sang Juruselamat. Selama berminggu-minggu petobat muda ini berdoa dengan tekun dan menguji pikiran dan perasaannya yang dalam. Ketika hari yang dinantikan itu berlalu tanpa mujizat kedatangan Kristus, Ellen sangat terpukul dam kecewa. Namun ia tetap yakin bahwa tanda-tanda zaman telah mengisyarakatkan bahwa “akhir segala sesuatu telah sangat dekat”, sehingga ia tetap bersikukuh melanjutkan persiapannya menyongsong hari kedatangan Kristus.
Pada Desember 1844 Ellen bersekutu dalam doa dengan empat wanita lainnya. Pada saat berdoa itu ia mengaku menerima penglihatannya yang pertama. Gadis tujuh belas tahun itu berkata bahwa kuasa Allah berdiam di dalam dirinya.
Tentang peristiwa itu Ellen mengemukakan kesaksian berikut: “Roh Kudus menimpaku dan aku merasa membubung makin tinggi, jauh di atas bumi yang gelap. Aku merasa dikitari oleh cahaya. Kulihat lorong panjang yang lurus dan sempit, mengarah tinggi ke atas bumi. Di bawah pimpinan Allah umat Adventis berhasil menuju kota sorgawi. Sebagian jatuh ditengah jalan, namun 144.000 berhasil menyeberangi lautan kaca hingga tiba di depan gerbang kota itu. Ketika mereka tiba, Yesus, sang Anak Manusia mengangkat tanganNya yang berkuasa dan mulia itu. Setelah diberi kecapi emas, 144.000 orang itu berhimpun didekat pohon kehidupan dan singasana Allah, memegang kecapi emas masing-masing, duduk memandangi kemulian kora sorgawi itu. “Setelah itu, lanjutannya, ada malaikat yang berkata pada Ellen, “Engkau harus kembali ke bumi, memberitahukan kepada orang lain apa yang diwahyukan kepadamu.”
Setelah memberitahukan kepada sekelompok kaum Adventis di Porland bahwa ia telah menerima penglihatan yang mulia itu, mereka bersepakat mendukung Ellen bahwa itu adalah terang dari Allah. Tak lama sesudah penglihatan pertama itu, Ellen mengaku menerima sejumlah penglihatan lain. Demikianlah tangan Allah, menyingkapkan terang dan pengetahuan bagi penghuni bumi.  Dan dalam kenyataannya, setiap penetapan ajaran gerakan penglihatan yang diterima Ellen. Para pengikutnya memperhitungkan bahwa ia menerima sekurang-kurangnya 2.000 penglihatan. Ellen sendiri mengaku bahwa justru pada saat-saat kondisi kesehatannya melemah dan ia tak sadar, makhluk sorgawi diutus Allah untuk memberinya petunjuk dan pengajaran.
Semenata itu, tak malam sesudah penglihatan pertama itu, sesuai dengan penugasan malaikat, Ellen mengadakan serangkaian perjalanan untuk membawa “terang dan samai Kristus” kepada orang lain. Dalam perjalanan itu ia bertemu dengan James White (1821-1881), seorang pengkhotbah Adventis, lalu mereka menikah pada tanggal 30 Agustus 1846 dan selanjutnya bahu-membahu mewartakan ajaran yang khas itu kepada umat manusia. Mereka juga bekerja sama dengan Joseph Bates, karena mereka juga yakin akan kebenaran pandangan Bates tentang Sabat dan syarat-syarat penyucian. Kerja sama mereka itu memperkuat gerakan Adventis Sabat yang sebelumnya sudah ada itu dan semakin mengarah pada pembentukan gereja baru.
Tak lama kemudian Ellen berkenalan dengan pandangan Hiram Edson tentang apa yang terjadi pada 22 Oktober 1844 itu. Lagi-lagi mengaku mendapat penglihatan kenabian, Ellen membenarkan pandangan Edson itu. Dilain pihak Bates, Edson dan lain-lain menyimpulkan bahwa Ellen memiliki karunia nubuat, bagaikan para nabi PL. Demikianlah berbagai unsur sempalan dari gerekan Millerit yang sempat jalan sendiri-sendiri, terutama yang dinilai ekstream, bergabung dengan cukup cepat dan mulus, sehingga gerakan ini mencapai kemajuan besar.
Ellen bukan hanya seorang pengkhotbah dan “pelihat” ataupun “nabiah” yang ulung, melainkan juga penulis yang produktif. Ia menulis sekitar 60 buku dam sekitar 4.600 artikel. Bagi kaum Adventis, tulisannya yang paling bermakna  dan berwibawa adalah kelima jilid komentari Alkitab, yang diberi judul Conflict of Ages. Kaum Adventis tidak hanya memandang tulisan-tulisan Ellen sebagai pelengkap atau alat bantu untuk memahami Alkitab. Kendati dalam pernyataan imanya Gereja Adventis menyatakan bahwa Alkitab anta lain adalah kaidah mutlak yang mengatasi dan mengukur semua ajaran, namun karena mereka juga meyakini dan menyatakan bahwa Ellen adalah “pembawa amanat Allah” maka tulisan-tulisannya juga diyakini sebgai sumber-kebenaran yang berwibawa serta memberi bagi gereja kunci dan bimbingan, termasuk untuk memahami Alkitab. Bahkan menurut banyak pemerti, kaum Adventis membaca Alkitab di bawah terang tulisan Ellen.[15]
2.5.  Perkembangan Gereja Adventis
Dalam pemikiran agama populer zaman Miller, istilah tempat kudus melambangkan dunia ini. Bagaimana dunia ini dapat dibersihkan dengan cara lain selain oleh api? Jika dunia ini akan dibersihkan oleh api, itu pasti berarti Yesus akan datang.
Sementara banyak yang bergumul dengan kekecewaan setelah 22 Oktober 1844, Allah telah mendorong mereka melalui gadis berusia 17 tahun, Ellem Harmon. Sementara berdoa dengan sekelompok kecil teman-teman di Portland, Maine, ia merasakan kuasa dan kehadiran Allah dalam penglihatan. Ia melihat bahwa mereka benar-benar berada pada jalan yang benar dalam penyelidikan Alkitab. Selama mereka tetap berpusat pada Yesus, Dia kan memimpin dan menuntun mereka. Ia membagikan apa yang ia lihat kepada teman-teman yang lain. Sehingga mereka sangat terdorong. Salah satu dari mereka yang mendengarnya adalah pengkhotbah muda bernama James White. Ia dan Ellen akhirnya meikah dan bersama-sama menjalankan pengaruh yang kuat dalam pendirian Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Pada akhir 1846 James dan Ellen sendiri mulai memelihara Sabat hari ketujuh. Mereka, bersama dengan Joseph Bates dan Hiran Edson, memimpin dalam penyelidikan Kitab Suci dan mempromosikan pemahaman mereka tentang doktrin yang didasarkan atas Sabda Allah. Mereka tidak sendirian tentunya. Ratusan lagi yang lain juga membagikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahun 1848, konferensi Sabat yang pertama diadakan di Rocky Hill, Connecticut. Koferensi ini memberikan suatu saat untuk berdoa dan menyelidiki Alkitab.
Miller tidak menemukan seluruh kebenaran yang perlu ditemukan, tetapi ia mengambil langkah raksasa menuju pemahaman Alkitab. Ajaran-ajaran Miller membantu mengubah pandangan agama selamnya. Jutaan manusia saat ini dari berbagai gari denominasi, percaya bahwa kita tidak dapat mengharapkan 1000 tahun damai sebelum Yesus datang. Banyak gereja juga mengajarkan bahwa dunia ini semakin jahat dan segera berkahir. Mereka percaya pada kedatangan Yesus yang segera itu saat ini disebut orang Advent (Adventist). Itulah sebabnya John Seaman mengatakan, “Maka dalam beberapa hal, ada banyak orang Advent digereja-gereja diseluruh dunia saat ini”. Mereka harus berterimakasih kepada Miller karena penyelidikannya akan Kitab Suci.
Ini adalah sejarah singkat pembentukkan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Pada 1863, pada pembentukkannya, hanya ada 3500 anggota yang sudah dibaptis dan 30 pendeta. Saat ini denominasi ini memiliki keanggotaan yang hampir mendekati 10 juta (data pada tahun 2000) dengan gereja-gereja yang tersebar diseluruh dunia.[16]
Untuk kaum Adventis pokok yang menjadi pusat perhatiannya ialah eskatologi, yaitu ajaran tentang “hal-hal yang terakhir”, peristiwa di sekitar datangnya kembali Yesus Kristus. Gerakan Adventis (advent = kedatngan (Kristus))lahir kurang lebih tahun 1830, ketika William Miller meramalkan, atas dasar nubuat-nubuat dari kitab-kitab Daniel dan Wahyu, bahwa Kristus akan datang kembali pada tahun 1843/1844. Ketika ramalannya itu tidak tergenapi, maka gerakan Adventis terpecah-pecah . Kelompok yang utama adalah Adventis Hari Ke-Tujuh yang melakukan kegiatan pekabaran Ijil yang intensif di seluruh dunia. Perayaan hari Sabtu, sesuai dengan hukum ke-4 dari Dasar titah, bagi mereka merupakan hukum Allah yang utama; perayaan hari Minggu, katanya, merupakan dosa gereja yang terberat. [17]
Gerakan Adventis ini semula terwujud dalam persekutuan yang informal dan namanya pun belum ada yang pasti. Namun sejak 1855 mereka sudah menetapkan semacam kantor pusat mereka di Battle Creek, Michigan dan Ellen semakin memegang kepemimpinan, termasuk dalam perumusan ajaran. Hampir setiap aspel kepercayaan dan aktivitas persekutuan ini didorong dan diilhami oleh penglihatan ataupun fatwa Ny. Ellen G White. Pada tanggal 1 Oktober 1860 nama Seventh-Day Adventist diresmikan dan pada tahun 1863 diselenggarakan Koferensi Umum yang pertama. Sejak tahun 1903 (hingga kini) kantor pusatnya berlokasi di Takona Park, Washington DC.
Dari Battle Creek Washington DC disusunlah strategi pengembangan dan penyebarluasan jaringan gerakan ini ke seluruh dunia. Bersamaan dengan itu dikembangkan juga berbagai karya kebajikan: persekolahan, rumah sakit, pemberantasan perbudakan dan sebagainya. Semua ini didukung oleh pengembang di bidang literatur: buku, majalah, traktat dan sebagainya; bahkan belakangan juga siaran radio dan televisi. Pada dasawarsa 1880-an gereja ini sudah tersebar ke kawasan selatan AS, kendati di sana banyak warganya didenda, dipenjarakan atau dikenakan kerja paksa karena dinyatakan melanggar undang-undang tentang hari Minggu. Sebelum 1890 gereja ini sudah menyebrang ke luar AS dan hingga 1900 sudah sampai ke Amerika Selatan, India, Jepang dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.[18]
2.6.  Sistem Organisasi
Pemerintahan atau kepengurusan Gereja Adventis mengenal sistem perwakilan. Masing-masing jemaat mengurus diri sendiri melalui para pejabatnya, yang mencakupi rohaniawan dan warga gereja. Para pelayan lokal: penatua, diakon/es dan pemimpin lainnya dipilih oleh jemaat. Pejabat-pejabat di wilayah geografis tertentu dipilih sebagai perwakilan Koferensi dan badan perwakilan ini mempunyai tanggung jawab mengurusi gereja dan karya penginjilan diwilayahnya. Sedangkan pekerjaan yang mencakup wilayah yang lebih luas ditangani oleh badan yang lebih tinggi berskala nasional, yaitu sidang raya yang berlangsung sekali empat tahun, dimana dipilih Pengurus Am Uni. Pengurus Am Uni ini kemudian mengutus wakil-wakilnya ke sidang yang lebih tinggi, yaitu sidang divisi pada tingkat regional atau benua dan General Conference di Washington, yan merupakan badan tertinggi di gereja ini.
Setiap unit pelayanan, kecuali di jemaat lokal, memilih pejabat penuh-waktu untuk berbagau tugas gerejawi. Pendeta-pendetanya adalah tamatan seminari atau college Adventis dan ditahbiskan setelah dua tahun atau lebih masa persiapan. Sama seperti di banyak gereja lain, pendeta yang sudah ditahbiskanlah yang berwewenang melayankan Baptisan, Perjamuan Kudus dan Pemberkatan Nikah.
Berkat pengajaran pembinaan yang intesif, warga Gereja Advent ini sangat terkenal dengan keteguhan dan semangat mereka memegang ajaran gerejanya maupun melaksanakan penginjilan. Hampir tidak pernah penganut ajaran Adventis berhasil ditarik oleh atau kepada gereja atau agama lain. Sebalinyalah yang sering terjadi.[19]
III.             Kesimpulan
Gereja Adventis merupakan gerje yang muncul pada abad ke-19 di Amerka Latin. Gereja ini dipelopori oleh William Miller yang menekankan bahwa Yesus akan datang kedua kalinya melalui perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan oleh William Miller. Akan tetapi semua perhitungan tersebut tidak menjadi kenyataan. Sehingga banyak diantara pengikutnya yang kecewa. Walaupun begitu, masih ada dari para pengikutnya yang setia menjalankan ajaran Adventis dan menantikan kedatangan Yesus sihingga Gereja Adventis terus berkembang hingga saat ini.
IV.             Daftar Pustaka
Aritonang Jan S., Berbagai Aliran Didalam Dan Disekitar Gereja, Jakarta: BPK-GM, 1995
Browning W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2010
End Van Den, Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK-GM, 2014
Herlianto, Gerakan Nama Suci, Jakarta: Gunung Mulia, 2009
Lumbantobing Andar, Firman Tuhan 46, Jakrta:BPK-GM, 2003
Mohamad Goenawan, Setelah Revolusi tak Ada Lagi, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005
Rekaman Catatan Sejarah Gereja Umum II oleh Pdt. Berthalyna Tarigan, M.Th, STT ABDI SABDA Medan: 24 Agustus 2015
Wellem F.D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2011
Wellen F.D., Riwayat Hidup Singkat (Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja), Jakarta: BPK-GM, 2003
Berita tambahan:
http://buletin-wismajaya.blogspot.co.id/2013/01/logo-advent.html, diakses pada 06 November 2016 pukul 15:31 WIB
sHasil Penelitian hari Sabtu, 05 November 2016, pukul 09:00-12:00 WIB

V.           Lampiran
28 uraian Doktrin dasar Alkitabiah[20]
A.    Doktrin mengenai Allah
1.      Tuhan Allah
Berabad lamanya orang yang mempertanyakan keberadaan Tuhan sementara itu dalam babakan sejarah manusia banyak pula yang meyakinkan, menyaksikan bahwa Dia ada dan menyatakan dirinya. Dosa membatasi penyataan diri Allah melalui ciptaan karena tersamarnya kemampuan kita menafsirkan kesaksian allah. Dengan kasih Allah memberikan penyataan dirinya untuk membantu kita memperoleh jawaban. Melalui perjanjian lamma dan perjanjian baru Ia mengungkapkan diri-Nya kepada kita dengan cara yang istimewa. Sehingga tidak ada lagi pertanyaan mengenai sifat dan kasih Allah. Alkitab berisi dalil-dalil yang menyatakan kebenaran mengenai Allah, kita perlu mengenal Allah melalui Yesus Kristus.
2.      Keallahan
Banyak teori yang dilontarkan untuk menjelaskan kuasa Allah, banyak pula sanggahan untuk Dia, menentang adanya Dia, hal ini menunjukkan akal budi manusia tidak mampu menembus yang Ilahi. Salah satu perintah Tuhan yang sangat mendasar dari kitab suci ialah supaya mengasihi Tuhan, Allah mu dengan segenap hati mu dan dengan segenap jiwa mu dan dengan segenap akal budi mu (Matius 22:37). Ada dua sumbe utama bukti adanya Tuhan yaitu bukti alam dan kitab suci, setiap orang dapat belajar mengenai adanya Allah melalui alam dan pengalaman manusia. Alkitab tidak membuktikan adanya Allah melainkan menganggapnya ada. Alkitab menyatakan ciri-ciri hakiki Allah mellalui nama-Nya, kegiatan-kegiatan dan sifat-Nya.
3.      Allah Bapa
Seringkali Allah Bapa disalah pahami, banyak orang yang mengamati dengan cermat misi Kristus kedunia ini demi umat manusia dan peranan Roh Kudus dalam individu tetapi apakah yang dilakukan Bapa kepada kita?. Allah Bapa dalam perjanjian Lama adalah Allah penyayang dan pengasih, Allah penebus, Allah tempat perlindungan, Allah yang suka mengampuni, Allah kebajikan, Allah yang setiawan, Allah keselamatan dan pembalas. Allah Bapa dalam perjanjian Baru adalah Allah yang pemberi, Allah kasih, Bapa semua ciptaan, Bapa semua orang percaya
4.      Allah Anak
Allah Anak yang kekal menjelma di dalam Yesus Kristus. Melalui Dialah segala sesuatu diciptakan, karakter Allah dinyatakan, keselamatan umat manusia dilaksanakan, dan dunia dihakimi. Allah yang kekal telah menjadi manusia sesungguhnya, Yesus Kristus. la dikandung dari Roh Kudus dan lahir dari perawan Maria. la hidup dan mengalami pencobaan sebagai seorang manusia, tetapi dengan sempuma menunjukkan kebenaran dan kasih Allah. Oleh mukjizat-mukjizat-Nya la menunjukkan kuasa Allah dan terbukti sebagai Mesias yang dijanjikan oleh Allah. La menderita dan mati secara sukarela di salib menggantikan kita dan demi dosa-dosa kita, bangkit dari kematian, dan naik kesurga untuk melayani di bait suci surga untuk kita. la akan datang kembali dalam kemuliaan untuk kelepasan kekal umat-Nya dan untuk memulihkan segala sesuatu. (Yoh. 1:1-3, 14; Kol. 1:15-19; Yoh. 10:30; 14:9; Rm. 6:23; 2 Kor. 5:17-19; Yoh. 5:22; Luk. 1:35; Flp. 2:5-11; Ibr. 2:9-18; 1 Kor. 15:3, 4; Ibr. 8:1, 2; Yoh. 14:1-3.)
5.      Allah Roh Kudus
Allah Roh yang kekal telah aktif bersama dengan Bapa dan Anak pada saat penciptaan, penjelmaan, dan penebusan, la mengilhami para penulis Alkitab. la memenuhi kehidupan Kristus dengan kuasa. la menarik dan meyakinkan manusia, dan barang siapa yang menyambut-Nya dibarui dan diubahkan menjadi peta Allah. Diutus oleh Bapa dan Anak untuk menyertai anak-anak-Nya selamanya, la memberikan karunia rohani kepada gereja, menyanggupkan gereja bersaksi untuk Kristus, dan memimpin gereja kedalam seluruh kebenaran sesuai dengan Alkitab. (Kej. 1:1, 2; Luk. 1:35; 4:18; Kisah 10:38; 2 Ptr. 1:21; 2 Kor. 3:18; Ef. 4:11,12; Kisah 1:8; Yoh. 14:16-18, 26; 15:26, 27; 16:7-13.)
B.     Doktrin tentang manusia
6.      Penciptaaan
Allah adalah Pencipta segala-galanya, dan telah menyatakan dalam Alkitab cerita yang asli tentang perbuatan penciptaan-Nya. Dalam enam hari Tuhan menjadikan “langit dan bumi” dan semua makhluk hidup di atas dunia, dan berhenti pada hari ketujuh dalam minggu pertama itu. Dengan demikian la mendirikan Sabat sebagai tanda peringatan kekal terhadap selesainya pekejaan penciptaan-Nya. Manusia laki-laki dan perempuan pertama yang dijadikan sesuai dengan peta Allah sebagai mahkota Penciptaan, mendapatkan kekuasaan atas seluruh dunia, dan mendapatkan tanggung jawab untuk memeliharanya. Ketika dunia telah selesai diciptakan itu “sangat baik,” menyatakan kemuliaan Allah. (Kej. 1; 2; Kel. 20:8-11; Mzm. 19:1-6; 33:6, 9; 104; Ibr. 11:3.)
7.      Sifat dan keadaan manusia
Manusia diciptakan dari debu tanah, dan dijadikan menurut bentuk Ilahi, penciptaan manusia adalah mahkota atau puncak semua ciptaan.
Manusia telah diciptakan menurut peta Allah dan memiliki sifat kepribadian, kuasa dan kebebasan berpikir dan berbuat. Walaupun diciptakan sebagai makhluk yang merdeka, masing-masing adalah kesatuan tubuh, pikiran, dan roh yang tidak terpisahkan, napas hidup dan segalanya bergantung pada Allah. Ketika nenek moyang kita yang pertama tidak setia pada Allah, mereka menyangkal ketergantungan mereka kepada-Nva dan jatuh dari posisi mereka yang tinggi di bawah Allah. Peta Allah dalam diri mereka rusak dan mereka akan mati. Keturunan mereka juga mewarisi sifat yang telah jatuh itu dan segala akibatnya. Mereka dilahirkan dengan kelemahan dan kecenderungan untuk berbuat dosa. Tetapi Allah dalam Kristus mendamaikan dunia kepada Diri-Nya sendiri dan oleh Roh Kudus memulihkan peta Pencipta dalam diri orang berdosa yang menyesal. Diciptakan untuk kemuliaan Allah, mereka dipanggil untuk mengasihi Dia dan sesama, dan memelihara lingkungan mereka. (Kej. 1:26-28; 27; Mzm. 8:4-8; Kisah 17:24-28; Kej. 3; Mzm. 51:5; Rm. 5:12-17; 2 Kor. 5:19, 20; Mzm. 51:10; 1 Yoh. 4:7, 8, 11, 20; Kej. 2:15.)
C.    Doktrin keselamatan
8.      Pertikaian besar
Seluruh umat manusia sekarang ini terlibat dalam suatu pertentangan besar antara Kristus dan Setan mengenai karakter Allah, hukumNya, dan kekuasaan-Nya atas alam semesta. Konflik tersebut telah dimulaikan di surga ketika salah satu makhluk ciptaan, yang mendapatkan kebebasan memilih, dalam kesombongannya telah menjadi Setan, musuh Allah, dan memimpin sebagian malaikat untuk memberontak. la memperkenalkan roh pemberontakan kepada dunia ini ketika ia menuntun Adam dan Hawa untuk berbuat dosa. Dosa manusia ini mengakibatkan rusaknya peta Allah dalam diri umat manusia, kacaunya dunia yang telah diciptakan, dan pada akhimya mengakibatkan kehancuran dunia pada saat air bah melanda seluruh dunia. Seluruh ciptaan menonton dunia ini menjadi arena konflik semesta, di mana kasih Allah pada akhirnya akan terbukti benar. Untuk mendampingi umat-Nya di dalam pertentangan tersebut, Kristus mengutus Roh Kudus dan malaikat-malaikat yang setia untuk menuntun, melindungi, dan memelihara mereka di jalan keselamatan. (Why. 12:4-9; Yes. 14:12-14; Yeh. 28:12-18; Kej. 3; Rm. 1:19-32; 5:12-21; 8:19-22; Kej. 6-8; 2 Ptr 3:6; 1 Kor. 4:9; Ibr. 1:14.)
9.      Hidup, mati dan kebangkitan kristus
Di dalam kehidupan penurutan Kristus yang sempuma terhadap kehendak Allah, penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Allah menyediakan satu-satunya sarana penebusan atas dosa umat manusia, agar mereka yang menerima penebusan ini oleh iman boleh mendapatkan hidup yang kekal, dan keseluruhan ciptaan boleh memahami dengan lebih baik akan kesucian dan ketidakterbatasan kasih Pencipta. Penebusan yang sempuma ini membuktikan kebenaran hukum Allah dan keagungan tabiat-Nya; karena penebusan itu menyalahkan dosa kita dan memberikan pengampunan bagi kita. Kematian Kristus itu mengganti dan menebus, mendamaikan dan mengubahkan. Kebangkitan Kristus menyatakan kemenangan Allah atas kuasa kejahatan, dan bagi mereka yang menerima penebusan maka kemenangan mereka atas dosa dan kematian menjadi pasti. Penebusan itu menyatakan Ketuhanan Yesus Kristus, di mana di hadapan-Nya semua lutut di surga dan di bumi akan bertekuk menyembah. (Yoh. 3:16; Yes. 53; 1 Ptr. 2:21, 22; 1 Kor. 15:3, 4, 20-22; 2 Kor. 5:14, 15, 19-21; Rm. 1:4; 3:25; 4:25; 8:3, 4; 1 Yoh. 2:2; 4:10; Kol. 2:15; Flp. 2:6-11.)
10.  Pengalaman Keselamatan
Dalam kemurahan dan kasih yang tidak terbatas Allah telah membuat Kristus, yang tidak mengenal dosa, menjadi dosa untuk kita, supaya di dalam Dia kita dapat dijadikan kebenaran Allah. Dengan dipimpin oleh Roh Kudus kita merasakan kebutuhan kita mengakui keadaan kita yang berdosa, bertobat dari pelanggaran-pelanggaran kita, dan menghidupkan iman pada Yesus sebagai Tuhan dan Kristus, sebagai Pengganti dan Teladan. Iman yang menerima keselamatan ini berasal dari kuasa Firman Allah dan merupakan karunia dari rahmat Allah. Melalui Kristus kita dibenarkan, diangkat sebagai putra dan putri Allah, dan dilepaskan dari kekuasaan dosa. Melalui Roh Kudus kita dilahirkan kembali dan disucikan; Roh memperbaruii pikiran kita, menuliskan hukum Allah yaitu kasih di dalam hati kita, dan kita memperoleh kuasa untuk menghidupkan suatu kehidupan yang suci. Dengan tinggal dalam Dia kita mengambil bagian dalam sifat Ilahi dan memiliki kepastian keselamatan sekarang dan pada saat penghakiman. (2 Kor. 5:17-21; Yoh. 3:16; Gal. 1:4; 4:4-7; Titus 3:3-7; Yoh. 16:8; Gal. 3:13, 14; 1 Ptr. 2:21, 22; Rm. 10:17; Luk. 17:5; Mrk. 9:23 ,24; Ef. 2:5-10; Rm. 3:21-26; Kol. 1:13, 14; Rm. 8:14-17; Gal. 3:26; Yoh. 3:3-8; 1 Ptr. 1:23; Rm. 12:2; Ibr. 8:7-12; Yeh. 36:25-27; 2 Ptr. 1:3, 4; Rm. 8:1-4; 5:6-10.)
D.    Doktrin gereja
11.  Bertumbuh dalam Kristus
Oleh kematian-Nya di salib Yesus mengalahkan kuasa kejahatan. la yang menaklukkan roh-roh iblis selama pelayanan-Nya di dunia telah menghancurkan kuasa mereka dan memastikan kebinasaan mereka yang kekal. Kemenangan Yesus memberikan kepada kita kemenangan atas kuasa-kuasa kejahatan yang masih terus berusaha untuk mengendalikan kita, sementara kita berjalan bersama Dia dalam damai, sukacita, dan jaminan kasih-Nya. Sekarang Roh Kudus tinggal dalam kita dan memberi kita kuasa. Oleh berserah secara terus menerus kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita, kita dibebaskan dari beban perbuatan kita di masa lalu. Kita tidak lagi hidup di dalam kegelapan, takut tehadap kuasa-kuasa kejahatan, kebodohan, dan kesia-siaan jalan hidup kita dahulu. Dalam kebebasan baru dalam Yesus ini, kita dipanggil untuk bertumbuh menjadi serupa dengan tabiat-Nya, bersekutu dengan Dia setiap hari dalam doa, makan dari Firman Allah, merenungkan firman dan pemeliharaan-Nya, menyanyikan lagu-lagu pujian bagi-Nya, berkumpul bersama untuk berbakti, dan ikut serta dalam misi gereja. Sementara kita merelakan diri kita dalam kasih pelayanan kepada orang-orang di sekitar kita dan bersaksi tentang keselamatan yang dari pada-Nya, maka kehadiran-Nya yang tetap bersama kita melalui Roh Kudus akan mengubah setiap saat dan setiap tugas menjadi suatu pengalaman rohani. (Mzm. 1:1, 2; 23:4; 77:11, 12; Kol. 1:13, 14; 2:6, 14, 15; Luk. 10:17-20; Ef. 5:19, 20; 6:12-18; 1 Tes. 5:23; 2 Ptr. 2:9; 3:18; 2 Kor. 3:17, 18; Flp. 3:7-14; 1 Tes. 5:16-18; Mat. 20:25-28; Yoh. 20:21; Gal. 5:22-25; Rm. 8:38, 39; 1 Yoh. 4:4; Ibr. 10:25.)
12.  Gereja atau jemaat
Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sebagaimana umat Allah di masa Pejanjian Lama, kita dipanggil keluar dari dunia; dan kita berkumpul untuk berbakti, untuk bersekutu, untuk mendapatkan petunjuk Firman, untuk merayakan Perjamuan Tuhan, untuk pelayanan kepada seluruh umat manusia, dan untuk pengabaran injil keseluruh dunia. Gereja memperoleh wewenangnya dari Kristus, yang adalah Firman yang menjelma, dan dari Kitab Suci, yang merupakan Firman tertulis. Gereja adalah keluarga Allah; karena diangkat-Nya sebagai anak, maka anggota-anggotanya hidup berdasarkan perjanjian baru. Gereja adalah tubuh Kristus, suatu masyarakat iman yang Kristus sendiri merupakan Kepalanya. Gereja adalah pengantin yang baginya Kristus mati agar la dapat menguduskan dan menyucikannya. Pada saat la datang dalam kemuliaan, la akan mempersembahkannya sebagai sebuah gereja yang mulia bagi diri-Nya sendiri, orang-orang setia dari segala zaman, yang telah dibeli dengan darah-Nya, suci dan tanpa cacat, noda atau kerut. (Kej. 12:3; Kisah 7:38; Ef. 4:11-15; 3:8-11; Mat. 28:19, 20; 16:13-20; 18:18; Ef. 2:19-22; 1:22, 23; 5:23-27; Kol. 1:17, 18).
13.  Umat yang sisa dan tugasnya
Walaupun kemurtadan dan bencana dalam 1260 tahun yang lalu ada juga kelompok orang beriman yang tetap memantulkan kemurnian gereja. Didalam gambaran yang diberikan Yohanes mengenai peperangan antara naga dan perempuan serta keturunannya, ia menggunakan ungkapan “keturunan yang lain” (Wahyu 12:17). Ungkapan itu berarti “yang sisa atau yang tinggal” menurut terjemahan KJV. Tugas umat yang sisa adalah pengkkabaran malaikat pertama, pengkabaran malaikat kedua, pengkabaran malaikat ketiga.
14.  Kesatuan dalam tubuh kristus
Gereja adalah satu tubuh dengan banyak anggota, yang dipanggil dari semua bangsa, suku, bahasa, dan kaum. Dalam Kristus kita adalah ciptaan baru; perbedaan ras, budaya, pendidikan, dan kebangsaan, serta perbedaan-perbedaan antara yang tinggi dan rendah, kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan, tidak boleh memecah belah kita. Kita semua sama di dalam Kristus, yang oleh satu Roh telah mengikat kita menjadi satu persekutuan dengan Dia dan dengan satu sama lain; kita harus melayani dan dilayani tanpa membeda-bedakan atau memiiih muka. Melalui ilham Yesus Kristus di dalam Alkitab kita memiliki iman dan pengharapan yang sama, dan membagikan kesaksian yang sama kepada semua orang. Kesatuan ini sumbemya adalah kesatuan dari Allah Tritunggal, yang telah mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya. (Rm. 12:4, 5; 1 Kor. 12:12-14; Mat. 28:19, 20; Mzm. 133:1; 2 Kor. 5:16, 17; Kisah 17:26, 27; Gal. 3:27, 29; Kol. 3:10-15; Ef. 4:14-16; 4:1-6; Yoh. 17:20-23). Kesatuan alkitab dan gereja atau jemaat adalah kesatuan roh, kesatuan dalam keanekaragaman, kesatuan iman, kesatuan menyatakan realitas kerajaan Allah, kesatuan menunjukkan kekuatan jemaat.
15.  Baptisan
Oleh baptisan kita mengakui iman kita pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, dan bersaksi tentang kematian kita terhadap dosa dan tujuan kita untuk berjalan dalam kehidupan yang baru. Demikianlah kita mengakui Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat, menjadi umat-Nya, dan diterima sebagai anggota gereja-Nya. Baptisan adalah lambang persekutuan kita dengan Kristus, pengampunan dosa-dosa kita, dan penerimaan kita akan Roh Kudus. Baptisan itu dilakukan dengan cara diselamkan kedalam air dan merupakan suatu penegasan iman di dalam Yesus dan bukti pertobatan dari dosa. Itu mengikuti petunjuk yang terdapat dalam Kitab Suci dan penerimaan akan ajaran-ajarannya. (Rm. 6:1-6; Kol. 2:12, 13; Kisah 16:30-33; 22:16; 2:38; Mat. 28:19, 20.)
16.  Perjamuan Tuhan
Perjamuan Tuhan merupakan keikutsertaan dalam lambang tubuh dan darah Yesus sebagai suatu ungkapan iman kepada-Nya, sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Dalam pengalaman komuni ini Kristus hadir untuk bertemu dan menguatkan umat-Nya. Pada saat kita ambil bagian, kita dengan sukacita mengabarkan kematian Tuhan sampai la datang lagi. Persiapan perjamuan itu meliputi pemeriksaan diri, pertobatan, dan pengakuan. Tuhan mengesahkan upacara pembasuhan kaki yang menandakan pembersihan kembali, mengungkapkan suatu kesediaan untuk melayani satu sama lain dengan rendah hati seperti Kristus, dan mempersatukan hati kita dalam kasih. Upacara perjamuan terbuka bagi semua orang Kristen yang percaya. (1 Kor. 10:16, 17; 11:23-30; Mat. 26:17-30; Why. 3:20; Yoh. 6:48-63; 13:1-17).
17.  Karunia rohani dan tugas pelayanan
Allah mencurahkan ke atas semua anggota gereja-Nya dalam setiap zaman karunia-karunia rohani yang harus digunakan oleh setiap anggota dalam pelayanan kasih untuk kebaikan bersama jemaat dan umat manusia. Diberikan oleh Roh Kudus yang dengan adil membagi kepada setiap anggota sesuai kehendak-Nya, karunia-karunia itu memberikan segala kesanggupan dan pelayanan yang dibutuhkan oleh gereja untuk melaksanakan fungsi-fungsinya sebagaimana yang ditentukan oleh Tuhan. Menurut Alkitab, karunia-karunia ini mencakup pelayanan-pelayanan seperti iman, penyembuhan, bernubuat, menginjil, mengajar, administrasi, mendamaikan, belas kasihan, dan pelayanan pengorbanan dan kemurahan hati untuk menolong dan menguatkan orang lain. Sebagian anggota dipanggil oleh Allah dan dipakai oleh Roh untuk tugas-tugas yang diakui oleh gereja seperti tugas-tugas penggembalaan, evangelisasi, kerasulan, dan pelayanan mengajar khususnya dibutuhkan untuk memperlengkapi anggota-anggota bagi pelayanan, untuk membangun jemaat kepada kedewasaan rohani, dan mendorong kesatuan iman dan pengetahuan akan Allah. Bila anggota-anggota menggunakan karunia-karunia yang bermacam-macam ini sebagai penatalayanan Allah yang setia, gereja terlindung dari pengaruh-pengaruh merusak yang ditimbulkan oleh doktrin-doktrin palsu, bertumbuh dengan suatu pertumbuhan yang berasal dari Allah, dan dibangun dalam iman dan kasih (Rm. 12:4-8; 1 Kor. 12:9-11, 27, 28; Ef. 4:8, 11-16; Kisah 6:1-7; 1 Tim. 3:1-13; 1 Ptr. 4:10, 11).

18.  Karunia nubuat
Salah satu karunia Roh Kudus ialah karunia bernubuat. Karunia ini menjadi suatu tanda pengenal gereja yang sisa dan ditunjukkan dalam pelayanan Ellen G. White. Sebagai utusan Tuhan, tulisan-tulisannya merupakan sumber kebenaran yang terus-menerus dan berwenang yang memberikan penghiburan, bimbingan, nasihat, dan perbaikan kepada gereja. Tulisan-tulisan tersebut juga menjelaskan bahwa Alkitab merupakan standar oleh mana semua pengajaran dan pengalaman harus diuji. (Yoel 2:28, 29; Kisah 2:14-21; Ibr. 1:1-3; Why. 12:17; 19:10)
E.     Doktrin kehidupan kristen
19.  Hukum Tuhan Allah
Prinsip-prinsip besar hukum Allah diwujudkan dalam Sepuluh Perintah dan ditunjukkan dalam kehidupan Kristus. Hukum-hukum itu menyatakan kasih, kehendak, dan maksud Allah perihal perilaku dan hubungan manusia dan mengikat semua orang di setiap zaman. Aturan ini merupakan dasar perjanjian Allah dengan umat-Nya dan standar penghakiman Allah. Melalui agen Roh Kudus hukum itu menunjuk dosa dan menimbulkan suatu perasaan membutuhkan seorang Juruselamat. Keselamatan sepenuhnya berasal dari kasih karunia dan bukan oleh usaha, tetapi buahnya adalah penurutan kepada hukum-hukum Allah. Penurutan ini memperkembang karakter Kristen dan menghasilkan suatu perasaan sejahtera. Itu merupakan bukti kasih kita kepada Tuhan dan kepedulian kita kepada sesama. Penurutan iman menunjukkan kuasa Kristus yang mengubahkan kehdupan, dan dengan demikian menguatkan kesaksian orang Kristen. (Kel. 20:1-17; Maz. 40:7,8; Mat. 22:36-40; Ul. 28:1-14; Mat. 5:17-20; Ibr. 8:8-10; Yoh. 15:7-10; Ef. 2:8-10; 1 Yoh. 5:3; Rm. 8:3, 4; Mzm. 19:7-14).
20.  Hari sabat
Pencipta yang berkemurahan, setelah enam hari Penciptaan, berhenti pada hari ketujuh dan mendirikan Sabat untuk semua orang sebagai suatu peringatan Penciptaan. Hukum keempat dari hukum Allah yang tidak terubahkan itu menuntut pengudusan Sabat hari ketujuh ilu sebagai suatu hari perhentian, perbaktian, dan pelayanan yang sesuai dengan ajaran dan kebiasaan Yesus, Tuhan atas hari Sabat. Sabat adalah suatu hari persekutuan yang sangat menyenangkan dengan Allah dan dengan sesama. Itu merupakan suatu lambang penebusan kita di dalam Kristus, suatu lambang pengudusan kita, tanda kesetiaan kita, dan merupakan suatu pendahuluan terhadap masa depan kita yang kekal di dalam kerajaan Allah. Sabat adalah tanda yang terus-menerus dari pejanjian kekal-Nya antara Dia dan umat-Nya. Dengan sukacita menguduskan hari yang suci ini dari petang hingga petang berikutnya, dan masuk matahari hingga masuk matahari, merupakan suatu perayaan dari perbuatan penciptaan dan penebusan Allah. (Kej. 2:1-3; Kel. 20:8-11; Luk. 4:16; Yes. 56:5, 6; 58:13, 14; Mat. 12:1-12; Kel. 31:13-17; Yeh. 20:12, 20; Ul. 5:12-15; Ibr. 4:1-11; Im. 23:32; Markus 1:32).
21.  Penatalayanan
Kita adalah penatalayan Allah, yang la percayakan dengan waktu dan kesempatan, kesanggupan dan harta milik, dan berkat-berkat dunia dan segala kekayaannya. Kita bertanggung jawab kepada-Nya untuk penggunaan yang tepat akan berkat-berkat itu. Kita mengakui kepemilikan Allah oleh pelayanan yang setia kepada-Nya dan kepada sesama kita manusia, dan oleh mengembalikan persepuluhan dan memberikan persembahan untuk pengabaran lnjil-Nya dan menjadi sokongan dan pertumbuhan gereja-Nya. Penatalayanan adalah suatu kesempatan istimewa yang diberikan oleh Allah bagi kita untuk memelihara kasih dan kemenangan atas cinta diri dan ketamakan. Penatalayan bersukacita dalam berkat-berkat yang datang kepada orang-orang lain sebagai hasil dari kesetiaannya. (Kej. 1:26-28; 2:15; 1 Taw. 29:14; Hag. 1:3-11; Mal. 3:8-12; 1 Kor. 9:9-14; Mat. 23:23; 2 Kor. 8:1-15; Rm. 15:26, 27).
22.  Tingkah laku orang kristen
Kita dipanggil untuk menjadi suatu umat saleh yang berpikir, merasa, dan bertindak, serasi dengan prinsip-prinsip surga. Agar Roh menciptakan kembali di dalam diri kita karakter Tuhan kita, maka kita melibatkan diri kita hanya pada hal-hal yang akan menghasilkan kemurnian yang serupa dengan Kristus, kesehatan, dan sukacita di dalam hidup kita. Ini berarti bahwa hiburan dan kesenangan kita harus sesuai dengan standar tertinggi dari selera dan keindahan Kristen. Sementara kita mengakui adanya perbedaan-perbedaan budaya, pakaian kita haruslah sederhana, sopan, dan rapi, merias orang yang memiliki kecantikan sejati tidaklah dengan menggunakan perhiasan-perhiasan lahiriah tetapi perhiasan yang tidak dapat binasa yaitu suatu roh lemah lembut dan tenang. Itu juga berarti bahwa karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus, maka kita harus merawatnya dengan hati-hati. Selain dengan olahraga dan istirahat yang cukup, kita harus memakan makanan yang paling menyehatkan yang bisa diperoleh dan tidak memakan makanan yang haram yang dijelaskan dalam Alkitab. Karena minuman keras beralkohol, tembakau, dan penggunaan obat bius dan narkotik yang tidak bertanggung jawab merusak tubuh kita, maka kita harus juga berpantang dari semuanya itu. Malahan, kita harus menggunakan segala sesuatu yang membawa pikiran dan tubuh kita ke dalam disiplin Kristus, yang menginginkan kita sehat, gembira, dan baik. (Rm. 12:1, 2; 1 Yoh. 2:6; Ef. 5:1-21; Flp. 4:8; 2 Kor. 10:5; 6:14; 7:1; 1 Ptr. 3:1-4; 1 Kor. 6:19, 20; 10:31; Im. 11:1-47; 3 Yoh. 2).
23.  Pernikahan dan keluarga
Pernikahan didirikan oleh Tuhan di Eden dan diteguhkan oleh Yesus sebagai ikatan seumur hidup antara seorang pria dan seorang wanita dalam kebersamaan kasih. Bagi seorang Kristen suatu janji pernikahan diucapkan kepada Allah dan juga kepada pasangannya, dan hanya dapat dilakukan oleh pasangan yang seiman. Saling mencintai, menghormati, menghargai, dan bertanggung jawab merupakan unsur dari hubungan khusus ini, yang memantulkan kasih, kesucian, keintiman, dan kelanggengan hubungan antara Kristus dan gereja-Nya. Mengenai perceraian, Yesus mengajarkan bahwa orang yang menceraikan pasangannya, kecuali karena zina, dan menikah dengan orang lain, berarti melakukan perzinaan. Walaupun beberapa hubungan keluarga mungkin tidak seperti yang diharapkan, pasangan nikah yang benar-benar saling menyerahkan diri satu sama lain dalam Kristus bisa saja mencapai suatu kesatuan yang mengasihi melalui tuntunan Roh dan bimbingan gereja. Allah memberkati keluarga dan bermaksud bahwa anggota-anggotanya harus saling mendampingi satu sama lain menuju kedewasaan penuh. Orangtua harus mengajar anak-anak mereka untuk mengasihi dan menuruti Tuhan. Oleh teladan dan kata-kata, mereka harus mengajar anak-anak mereka bahwa Kristus itu pengasih yang berdisiplin, selalu lembut dan mempedulikan, yang ingin agar mereka menjadi anggota-anggota tubuh-Nya, yaitu keluarga Allah. Menjadikan keluarga lebih intim merupakan satu dari ciri-ciri Injil yang terakhir. (Kej. 2:18-25; Mat. 19:3-9; Yoh. 2:1-11; 2 Kor. 6:14; Ef. 5:21-33; Mat. 5:31,32; Markus 10:11, 12; Luk. 16:18; 1 Kor. 7:10, 11; Kel. 20:12; Ef. 6:1-4; Ul. 6:5-9; Ams. 22:6; Mal. 4:5, 6).
F.     Doktrin mengenai akhir zaman
24.  Pelayanan Kristus didalam bait suci di surga
Ada sebuah bait suci di surga, tempat ibadah sejati yang didirikan oleh Allah bukan oleh manusia. Di dalamnya Knstus melayani untuk kepentingan kita, agar orang-orang percaya mendapatkan faedah dan korban penebusan-Nya yang dipersembahkan sekali untuk semua di salib. la dilantik sebagai Imam Besar kita yang agung dan memulaikan pelayanan pengantaraan-Nya pada saat la naik ke surga. Pada tahun 1844, pada akhir periode nubuatan 2300 hari, la memasuki fase kedua dan terakhir dari pelayanan penebusan-Nya. Itu adalah pekerjaan penyelidikan penghakiman yang merupakan bagian dari keputusan akhir bagi semua dosa, ditandai dengan penyucian bait suci orang Ibrani dahulu kala pada hari Grafirat. Dalam pelayanan khusus tersebut bait suci disucikan dengan darah hewan korban, tetapi bait suci surgawi itu disucikan oleh darah korban yang sempurna yaitu Yesus. Penyelidikan penghakiman menyatakan kepada makhluk-makhluk surgawi siapa di antara orang-orang mati yang telah mati di dalam Kristus dan oleh sebab itu, di dalam Dia, mereka dianggap layak untuk mengambil bagian dalam kebangkitan pertama. Itu juga menunjukkan dengan jelas siapa di antara orang-orang hidup yang tinggal di dalam Kristus, memelihara hukum-hukum Allah dan iman akan Yesus, dan oleh sebab itu, di dalam Dia, mereka siap untuk diubahkan dan masuk ke dalam kerajaan-Nya yang kekal. Penghakiman ini membuktikan benarnya keadilan Allah dalam menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada Yesus. Itu menyatakan bahwa orang-orang yang tetap setia kepada Allah akan menerima kerajaan itu. Penyelesaian pelayanan Kristus ini akan menandai berakhirnya masa percobaan bagi manusia sebelum Kedatangan-Nya kedua kali. (Ibr. 8:1-5; 4:14-16; 9:11-28; 10:19-22; 1:3; 2:16, 17; Dan.7:9-27; 8:13, 14; 9:24-27; Bil. 14:34; Yeh. 4:6; Im. 16; Why. 14:6, 7; 20:12; 14:12; 22:12).
25.  Kedatangan Kristus yang kedua kali
Kedatangan Kristus kedua kali merupakan pengharapan yang berbahagia dari gereja, puncak terbesar dari lnjil. Kedatangan Juruselamat itu literal, personal, dapat dilihat, dan meliputi seluruh dunia. Ketika la datang kembali, orang-orang benar yang telah mati akan dibangkitkan dan bersama-sama dengan orang-orang benar yang masih hidup diangkat ke surga, tetapi orang-orang jahat akan mati. Penggenapan yang hampir sempurna dari garis nubuatan, bersamaan dengan keadaan dunia sekarang ini, mengindikasikan bahwa kedatangan Kristus itu sudah dekat. Saat peristiwa itu tidak dinyatakan, dan oleh sebab itu kita didesak untuk bersedia setiap saat. (Tit. 2:13; Ibr. 9:28; Yoh. 14:1-3; Kis. 1:9-11; Mat. 24:14; Why. 1:7; Mat. 24:43, 44; 1 Tes. 4:13-18; 1 Kor. 15:51-54; 2 Tes. 1:7-10; 2:8; Why. 14:14-20; 19:11-21; Mat. 24; Mrk. 13; Luk. 21; 2 Tim. 3:1-5; 1 Tes. 5:1-6).
26.  Kematian dan kebangkitan
Upah dosa ialah maut. Tetapi Allah, yang tidak dapat mati, akan memberikan kehidupan kekal kepada orang-orang yang ditebus-Nya. Hingga hari itu kematian adalah keadaan tidak sadar bagi semua orang. Bilamana Kristus, yang adalah kehidupan kita, nampak, orang-orang benar yang telah dibangkitkan dan orang-orang benar yang hidup akan dimuliakan dan bersedia untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Kebangkitan kedua, yaitu kebangkitan orang-orang jahat, akan tejadi seribu tahun kemudian. (Rm. 6:23; 1 Tim. 6:15, 16; Pkh. 9:5, 6; Mzm. 146:3, 4; Yoh. 11:11-14; Kol. 3:4; 1 Kor. 15:51-54; 1 Tes. 4:13-17; Yoh. 5:28, 29; Why. 20:1-10).
27.  Milenium dan akhir dosa
Milenium adalah pemerintahan Kristus selama seribu tahun bersama umat kudus-Nya di surga, antara kebangkitan pertama dan kebangkitan kedua. Selama masa tersebut orang-orang jahat yang mati akan dihakimi; dunia ini akan menjadi sunyi sepi, tanpa penghuni manusia yang hidup, tetapi dihuni oleh Setan dan para malaikatnya. Pada penutupan masa seribu tahun itu Kristus bersama umat kesucian-Nya dan kota suci akan turun dari surga ke bumi. Kemudian orang-orang jahat yang mati akan dibangkitkan, dan bersama Setan dan para malaikatnya akan mengepung kota itu; tetapi api dari Allah akan menghanguskan mereka dan membersihkan dunia. Maka alam semesta akan bebas dari dosa dan orang-orang berdosa selama-lamanya. (Why. 20; 1 Kor. 6:2, 3; Yer. 4:23-26; Why. 21:1-5; Mal. 4:1; Yeh. 28:18, 19).
28.  Dunia baru
Di dunia baru, di mana orang-orang benar akan tinggal, Allah akan menyediakan rumah yang kekal bagi umat tebusan dan suasana sempurna untuk kehidupan kekal, kasih, sukacita, dan belajar di hadirat-Nya. Karena di sini Allah sendiri akan tinggal bersama umat-Nya, dan tidak akan ada lagi penderitaan serta kematian. Pertentangan besar akan berakhir, dan tidak akan ada dosa lagi. Segala sesuatu, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa, akan menyatakan bahwa Allah adalah kasih; dan la akan memerintah selama-lamanya. Amin. (2 Ptr. 3:13; Yes. 35; 65:17-25; Mat. 5:5; Why. 21:1-7; 22:1-5; 11:15).
 
Hasil Wawancara Pdt. M. Situmorang



[1] Goenawan Mohamad, Setelah Revolusi tak Ada Lagi, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), 97
[2] Andar Lumbantobing, Firman Tuhan 46, (Jakrta:BPK-GM, 2003), 8
[3] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 5
[4] Rekaman catatan Sejarah Gereja Umum II oleh PDt. Berthalyna Tarigan, M.Th, STT ABDI SABDA Medan:24 agustus 2015
[5] http://buletin-wismajaya.blogspot.co.id/2013/01/logo-advent.html, diakses pada 06 November 2016 pukul 15:31 WIB
[6] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Didalam dan Disekitar Gereja, (Jakarta: BPK GM, 1995), 291-292
[7] Herlianto, Gerakan Nama Suci, (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), 10
[8] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 5-6
[9] Van Den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta: BPK-GM, 2014), 355
[10] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Didalam Dan Disekitar Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 1995), 309-312
[11] Hasil Penelitian hari sabtu, 05 Nopember 2016, pukul 09.00-12.00
[12] F.D.Wellen, Riwayat Hidup Singkat (Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja), (Jakarta: BPK-GM, 2003), 134-135
[13] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Didalam dan Disekitar Gereja, (Jakarta: BPK GM, 1995), 300
[14] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Didalam dan Disekitar Gereja, (Jakarta: BPK GM, 1995), 301
[15] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Didalam dan Disekitar Gereja, (Jakarta: BPK GM, 1995), 303-305
Tentang peristiwa itu Ellen mengemukakan kesaksian berikut: “Roh Kudus menimpaku dan aku merasa membubung makin tinggi, jauh di atas bumi yang gelap. Aku merasa dikitari oleh vahaya. Kulihat lorong panjang yang lurus dan sempit, mengarah tinggi ke atas bumi. Di bwah pimpinan Allah umat Adventis berhasil menuju kota sorgawi. Sebagian jatuh ditengah jalan, namun 144.000 berhasil menyeberangi lautan kaca hingga tiba di depan gerbang kota itu. Ketika mereka tiba, Yesus, sang Anak Manusia mengangkat tanganNya yang berkuasa dan mulia itu. Setelah diberi kecapi emas, 144.000 orang itu berhimpun didekat pohon kehidupan dan singasana Allah, memegang kecapi emas masing-masing, duduk memandangi kemulian kora sorgawi itu. “Setelah itu, lanjutannya, ada malaikat yang berkata pada Ellen, “Engkau harus kembali ke bumi, memberitahukan kepada orang lain apa yang diwahyukan kepadamu.”
[16] Jonar S, Sejarah Gereja Umum(Perjalanan Gereja dari Masa ke Masa, (Yogyakarta: ANDI, 2014), 403-404
[17] Van Den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta: BPK-GM, 2014), 355
[18] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Didalam dan Disekitar Gereja, (Jakarta: BPK GM, 1995),305-306
[19] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Didalam dan Disekitar Gereja, (Jakarta: BPK GM, 1995), 307
[20] James A. Cress, Apa Yang Perlu Anda Ketahui Tentang 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, (Wasingthon DC, Indonesia Publishing House,2006),17-427



SEMOGA BERMANFAAT YA..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Gereja Di Cina

Tafsiran Naratif Ezra 10:1-6

Tafsiran Metode Historis Krtis: Markus 4:1-20